Ilustrasi : Edi Wahyono
Reshuffle jilid III ala Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbuntut ketegangan PAN dengan PKB. Baru dua hari Zulkifli Hasan—biasa dipanggil Zulhas—diangkat menjadi Menteri Perdagangan (Mendag) pada Rabu, 15 Juni lalu, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar melontarkan sindiran.
"Menteri baru kok akting tapi pake kaget, barang sudah naik lama kok baru kaget," kata pria yang akrab dipanggil dengan sebutan Cak Imin itu melalui akun Twitter pribadinya @cakiminNOW pada Jumat, 17 Juni 2022.
Ejekan Cak Imin itu dilontarkan setelah Zulhas mengecek harga pokok pangan yang tinggi saat melakukan kunjungan kerja ke Pasar Cibubur, Jakarta Timur. "Saya shock. Pembeli ngeluh, yang dagang juga ngeluh," katanya kepada wartawan pada hari pertamanya menjabat Mendag, Kamis, 16 Juni 2022.
Twit dari Cak Imin membuat kader PAN geram. Beberapa dari mereka menggelar pertemuan tertutup untuk membahasnya. Perseteruan ini menjalar sampai ke kantor Kemendag yang terletak di kawasan Gambir. Keputusan PAN, dua staf ahli di Kementerian Perdagangan yang berasal dari PKB akan didepak. “Nanti kami mau ganti semua kok. Kita mau dari profesional,” kata sumber detikX di kalangan internal PAN.
Menteri perdagangan baru, Zulkifli Hasan melakukan kunjungan kerja ke Pasar Cibubur, Jakarta Timur. Kunker itu dilakukan untuk cek harga pokok komoditas pangan, Rabu (16/6/2022).
Foto : Rengga Sancaya/detikcom
Tadinya Bang Zul (Zulkifli Hasan) itu mengusulkan beberapa nama. Ternyata kami dapat kabar dari salah satu pihak Istana bahwa yang diinginkan Presiden itu adalah Ketua Umum sendiri untuk jadi menteri.”
Musabab sindiran Cak Imin itu diduga berakar dari tindakan Jokowi mengganti Muhammad Lutfi, yang merupakan kader PKB, dengan Zulhas untuk jabatan Mendag. Sebelum Lutfi atau sejak awal periode II Jokowi sebagai presiden, jabatan Mendag pun juga diisi oleh kader PKB, yaitu Agus Suparmanto. Ini artinya, reshuffle jilid III beberapa waktu lalu adalah momentum peralihan jatah PKB kepada PAN.
Sumber detikX di lingkup internal PKB mengatakan sempat ada tawar-menawar politik yang dilakukan Cak Imin terhadap Jokowi untuk mempertahankan Lutfi. Namun upaya itu gagal.
“Sempat ada bargain ya untuk tidak dilakukan (penggantian Lutfi),” kata sumber yang enggan disebutkan identitasnya tersebut.
Sedangkan sumber detikX di kalangan internal PAN mengatakan saling sindir antara Cak Imin dan Zulhas sudah terjadi sebelum Jokowi mengumumkan secara resmi keputusan perombakan Kabinet Indonesia Maju. Pertama, ketika jamuan makan siang di Presidential Lounge, kompleks Istana Kepresidenan yang digelar Jokowi untuk tujuh pemimpin partai politik pendukung pemerintah, Zulhas sempat menyindir Cak Imin. Tujuan Zulhas adalah untuk mencairkan suasana.
Sindiran kedua Zulhas, kata sumber tersebut, terjadi ketika Cak Imin memilih naik mobil golf di halaman kompleks Istana Kepresidenan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Partai berlogo pohon beringin tersebut telah menjalin poros Koalisi Indonesia Bersatu dengan PPP dan PAN. Sedangkan PKB belum mendeklarasikan akan bergabung dengan koalisi Pilpres 2024 yang mana pun.
Hingga saat ini ketegangan antara PKB dan PAN masih terus berlanjut. Diawali oleh saling sindir dari masing-masing ketua umum hingga eskalasi masalah ini melebar ke elite partai.
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga menjawab sindiran Cak Imin dengan menyinggung kinerja Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar yang “ada tapi seperti tidak ada”. Sedangkan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid meminta PAN tahu diri sebagai pendatang baru di koalisi pemerintah.
"Kami terima untuk masuk koalisi, sudah bagus kok, nggak usah neko-neko. Pendatang baru tahu dirilah," kata Jazilul pekan lalu.
Baca Juga : Kuasa Elite Partai Menggagalkan Reshuffle
Nama Zulhas memang nyaring terdengar akan menduduki salah satu posisi menteri sejak partainya menyeberang dari oposisi menjadi pendukung pemerintahan Jokowi. Menurut Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo, Jokowi sudah lama menginginkan mantan Wakil Ketua MPR itu bergabung dengan kabinet.
“Tadinya Bang Zul (Zulkifli Hasan) itu mengusulkan beberapa nama. Ternyata kami dapat kabar dari salah satu pihak Istana bahwa yang diinginkan Presiden itu adalah Ketua Umum sendiri untuk jadi menteri,” ujarnya kepada reporter detikX pekan lalu.
Dradjad mengaku PAN hanya mengusulkan nama-nama kader potensial, tapi tidak pernah meminta posisi kementerian tertentu. Sehari sebelum dilantik pada Selasa, 14 Juni 2022, Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu mengunjungi Istana. Kata Dradjad, saat itu Jokowi dan Zulhas berdiskusi ihwal masalah perdagangan dalam negeri.
“Mereka diskusi-diskusi soal perdagangan dalam negeri, soal impor, ekspor, perlindungan konsumen. Kemudian ekonomi kreatif, tantangan ekonomi global,” kata Dradjad.
Alasan Jokowi memilih Zulhas menggantikan Lutfi dilatarbelakangi oleh rekam jejak dan pengalaman Zulhas. “Saya melihat Pak Zul dengan pengalaman, dengan track record, rekam jejak yang panjang. Saya kira kemampuan manajerialnya akan sangat bagus untuk Menteri Perdagangan,” kata Jokowi seusai pelantikan di Istana Negara.
Kini Zulhas memimpin saat kondisi Kementerian Perdagangan digempur bola panas. Selain kisruh minyak goreng dan harga bahan kebutuhan pangan yang kompak melonjak tinggi, saat ini masih dilingkupi isu korupsi. Yang pertama, kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya pada periode Januari 2021 hingga Maret 2022 yang menyita perhatian publik. Kasus ini berimbas pada kenaikan harga serta kelangkaan minyak goreng di pasar.
Selanjutnya, kasus dugaan korupsi impor besi periode 2016-2021. Kedua kasus ini masih bergulir di Kejaksaan Agung. Kasus ketiga ialah kasus dugaan korupsi pengadaan gerobak dagang pada 2018 dan 2019, dengan total nilai kontrak mencapai Rp 76 miliar. Ditambah lagi, tiga hari setelah Zulhas dilantik, harga cabai menembus angka Rp 120 ribu per kilogram.
Baca Juga : Umpan Lambung Tiga Partai dari Gondangdia
Ketum PKB Muhaimin Iskandar bertemu Ketum Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara, Sabtu (18/6/2022).
Foto : Muhammad Adimaja/Antarafoto
Penunjukan Zulhas sebagai Mendag menuai keraguan dari sejumlah pihak. Dilihat dari rekam jejaknya, ketika Zulhas menjabat menjadi Menteri Kehutanan, ia merupakan menteri yang paling banyak melepas kawasan hutan menjadi area perkebunan kepada pelaku bisnis.
Merujuk data Greenomics, Zulhas telah melepas 1,64 juta hektare hutan. Angka itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan era Menteri Kehutanan yang saat ini dijabat oleh Siti Nurbaya, yang hanya melepas 216 ribu hektare lahan. Bahkan masih lebih besar jika dibandingkan oleh Menteri Kehutanan periode pertama Presiden SBY, Malem Sambat Kaban, yang melepas 600 ribu hektare lahan hutan.
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS Amin Ak menilai posisi Zulhas sebagai Mendag kurang tepat. “Posisi sebagai Mendag sebetulnya kurang sesuai dengan rekam jejak Zulhas," kata dia.
Sedangkan peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional Wasisto Raharjo Jati mengatakan keputusan Jokowi memilih Zulhas dilalui cukup pragmatis. Sebab, politikus yang berlatar belakang pengusaha itu sudah terbiasa menghadapi cukong. Selain itu, Zulhas merupakan salah satu politikus yang menginginkan perpanjangan masa jabatan Jokowi menjadi tiga periode.
“Zulhas sudah terbiasa menghadapi para cukong, tentu akan lebih mudah bernegosiasi dan berkompromi untuk menstabilkan harga,” jelasnya kepada reporter detikX pekan lalu.
Reporter: Rani Rahayu, Fajar Yusuf Rasdianto, May Rahmadi
Penulis: Rani Rahayu
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban