INVESTIGASI

Umpan Lambung Tiga Partai dari Gondangdia

Koalisi PAN, PPP, dan Partai Golkar disebut sebagai poros penjaring calon presiden Pilpres 2024 tanpa gerbong politik. Sasarannya Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil.

Ilustrasi : Edi Wahyono

Senin, 23 Mei 2022

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani tak ingat siapa yang pertama kali menginisiasi pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun wacana pembentukan koalisi ini mulai disinggung sejak tahun lalu. Tepatnya pada Selasa, 31 Maret 2021, malam, ketika Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa bertandang ke kantor DPP Golkar di Kemanggisan, Jakarta Barat. Pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto itu menjadi titik awal ide pembentukan KIB.

“Dalam perjalanannya, kemudian PPP berkomunikasi dengan PAN, Golkar berkomunikasi dengan PAN,” ungkap Arsul kepada reporter detikX melalui sambungan telepon pekan lalu.

Komunikasi intensif dengan PAN dilakukan semenjak partai berlogo matahari putih ini memutuskan masuk sebagai partai pendukung pemerintah pada Agustus 2021. Pendekatan ini membuahkan hasil. Kepada Suharso, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dikabarkan mengaku tertarik pada gagasan koalisi yang diusung PPP dan Partai Golkar.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PPP Soeharso Monoarfa bertemu di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (12/5/2022).
Foto : Rakha Arlyanto Darmawan/detikcom


Pak Airlangga juga telah menyampaikan, melaporkan kepada Presiden terkait dengan koalisi ini.”

Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan partainya tertarik bergabung dengan Golkar dan PPP lantaran ketiganya memiliki kesamaan visi. Zulkifli, sambung Viva Yoga, melihat baik PAN, PPP, maupun Golkar punya cara pandang politik dan cita-cita pembangunan Indonesia yang sama.

“KIB menjadi momentum yang baik untuk mentradisikan koalisi atau penggabungan parpol dalam mempersiapkan Pilpres 2024. Tidak diputuskan saat injure time, last minute. Adanya kesepakatan sejak awal akan mempermudah merencanakan platform koalisi dalam rangka visi Indonesia dan pemerintahan ke depan,” kata Viva Yoga kepada reporter detikX pekan lalu.

Kesepakatan tiga partai membentuk koalisi ini lantas disampaikan Airlangga kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sowan kepada Jokowi dilakukan mengingat dua pentolan partai dalam koalisi ini masih menjabat menteri di Kabinet Indonesia Maju, yaitu Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Suharso sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.

“Pak Airlangga juga telah menyampaikan, melaporkan kepada Presiden terkait dengan koalisi ini. Dan Pak Jokowi memberikan respons positif karena komitmen kami memang tidak untuk menandingi pemerintah, tetapi komitmen kami mengawal pemerintah hingga selesai,” ungkap Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada reporter detikX pekan lalu.

Dari situlah pendekatan dengan sejumlah petinggi partai lain juga dilakukan. Ace Hasan menuturkan penjajakan pernah dilakukan Airlangga ke Partai Demokrat ketika ketua umum partai tersebut, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono, berkunjung ke rumah dinasnya di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 7 Mei 2022.

Pendekatan juga dilakukan Airlangga kepada Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat keduanya bertemu di NasDem Tower, Jakarta Pusat, pada 10 Maret lalu. Beberapa kali utusan Partai Golkar juga menemui petinggi PKS.

“Tapi tentu semua konteksnya membangun komunikasi, tidak langsung kami minta mereka untuk berkoalisi. Jadi awalnya hanya komunikasi. Namun, yang pada akhirnya bersedia membentuk koalisi ya Pak Zulhas dan Pak Suharso,” beber Ace.

Komunikasi lebih serius pembentukan koalisi pun akhirnya diadakan dalam sebuah pertemuan tertutup para pimpinan ketiga partai di Rumah Heritage, Gondangdia, Jakarta Pusat, pada Kamis, 12 Mei 2022. Dalam pertemuan itu, ketiga partai sepakat dan memberi nama poros politik baru ini.

Manuver Sebelum Kontestasi Dimulai

Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno mengapresiasi langkah yang diambil ketiga partai dalam KIB. Menurut Adi, ini merupakan manuver cerdik yang bakal menjadi sejarah baru di Indonesia. Sebab, belum pernah koalisi untuk pilpres dibuat sedini sekarang, apalagi dua tahun sebelum kontestasi dimulai.

Dengan membentuk koalisi sejak dini, menurut Adi, KIB dapat lebih luwes dalam berkampanye menyampaikan ide-ide dan gagasan mereka. Sebab, sekarang, manuver apa pun yang bakal mereka lakukan belum dibatasi oleh rambu-rambu terkait penyelenggaraan pemilu maupun aturan main kampanye.

“Istilahnya, mau bikin baliho atau spanduk dari ujung Indonesia sampai ujung Indonesia lainnya nggak ada masalah,” jelas Adi kepada reporter detikX pekan lalu.

Manuver yang lebih luwes ini dapat dimanfaatkan KIB untuk memberi ruang kepada sejumlah figur capres dan cawapres yang sampai sekarang belum memiliki gerbong politik. Apalagi ketiga pentolan partai di KIB ini sudah secara tegas menyampaikan bahwa mereka masih sangat terbuka soal sosok capres dan cawapres yang bakal diusung untuk 2024.

Sikap ini dinilai sebagai sinyal bahwa KIB kini tengah memberikan ‘umpan lambung’ kepada tokoh-tokoh besar dengan elektabilitas tinggi dalam survei untuk maju sebagai capres ataupun cawapres melalui gerbong mereka. Tokoh-tokoh seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil disebut-sebut punya peluang yang cukup besar untuk bergabung dengan poros perdana ini.

Sebab, sekarang, ketiga nama tokoh ini tak memiliki partai politik dan peluangnya rendah untuk maju diusung partainya dalam Pilpres 2024. Ganjar, misalnya, akan kesulitan mendapatkan restu untuk maju melalui PDI Perjuangan lantaran ada sosok Puan Maharani, yang dikabarkan bakal maju capres pada 2024.

Begitu pula dengan Anies, yang hampir mustahil maju melalui Partai Gerindra karena ada sosok Prabowo Subianto. Sedangkan Ridwan Kamil, partai-partai pengusungnya di Pilgub Jabar hanyalah partai-partai menengah yang tidak punya cukup kursi di legislatif untuk maju pada Pilpres 2024 jika tidak berkoalisi.

Momentum ketika PAN menyatakan bergabung ke koalisi pemerintahan Jokowi, Rabu (2/9/2015).
Foto : Agung Pambudhy/detikcom

Sinyalemen ini pun sudah ditangkap oleh Ridwan Kamil, yang pada Ahad, 15 Mei lalu, berkunjung ke rumah dua pimpinan partai di KIB. Pertama, Ridwan menyambangi rumah Zulhas di kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan. Setelah itu, dia berkunjung ke rumah Airlangga, yang berlokasi tidak jauh dari rumah Zulhas.

Dalam pertemuan itu, Ridwan Kamil sempat memuji KIB di depan Airlangga. Dia bilang, respons masyarakat di Jawa Barat terhadap pembentukan KIB ini sangat positif. KIB, kata Ridwan, memberikan harapan baru bagi masyarakat Jabar.

“Dan tentunya, dengan begitu, mudah-mudahan ini juga mendukung sisa jabatan saya,” terang pria yang akrab disapa Kang Emil ini pada Minggu, 15 Mei lalu.

Seusai pertemuan ini, nama Ridwan Kamil sempat santer disebut-sebut bakal menjadi cawapres yang diusung KIB pada 2024. Hal itu buru-buru dibantah Ketua DPP PPP Achmad Baidowi. Awiek, sapaan akrab Baidowi, mengatakan sampai saat ini KIB masih belum menentukan siapa sosok capres maupun cawapres yang akan diusung.

Meski begitu, Awiek mengakui bahwa saat ini KIB memang masih membuka ruang bagi siapa pun untuk bergabung dengan mereka. “Silakan saja siapa pun yang mau gabung,” pungkas Awiek.


Reporter: Fajar Yusuf Rasdianto, May Rahmadi, Rani Rahayu
Penulis: Fajar Yusuf Rasdianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE