INTERMESO

Agar Tak 'Pailit' Saat Lebaran

“Waktu itu, begitu dengar ada berita minyak goreng mau naik, saya langsung beli sekalian buat paket sembako."

Ilustrasi: Edi Wahyono

Sabtu, 16 April 2022

Bulan Ramadhan tahun ini cukup membuat Dafa Maharani, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat, mengalami stres. Pasalnya, berbagai kebutuhan pangan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sedangkan ia diberi tanggung jawab untuk membeli berbagai perintilan jelang Hari Raya Lebaran dengan budget terbatas.

Budget-nya tahun lalu sama tahun ini. Jumlahnya sama aja. Sedangkan tahu sendiri, kan, ya, tahun ini apa-apa semua pada naik. Lumayan pusing ngaturnya harus gimana,” ungkap Dafa.

Tahun lalu Dafa, suami, dan kedua anaknya yang masih balita tidak menjalani ritual mudik ke Brebes, Jawa Tengah, karena pandemi COVID-19. Sebagai ganti silaturahmi, Dafa membeli paket atau bingkisan Lebaran untuk diberikan kepada kerabat dan keluarga yang tidak dapat ia jumpai. Paket lebaran itu ia beli dari sebuah e-commerce. Isinya ada berbagai kue kering dengan harga sekitar Rp 200 ribu per paket.

“Tahun lalu, mah, kan kita nggak mudik. Jadi uang mudiknya itu kita pakai buat kasih saudara hampers lebaran. Pikirnya, walaupun nggak mudik, tapi masih bisa kasih kue buat saudara,” katanya

Ilustrasi kue-kue untuk bingkisan Lebaran
Foto: Pradita Utama/detikcom

Namun, tahun ini, karena mudik sudah diperbolehkan, rencananya Dafa dan keluarganya akan pulang kampung. Dafa terpaksa mencoret beberapa nama dari list penerima paket Lebaran yang sudah ia buat sebelumnya. Lalu, sebagai gantinya, Dafa akan membuat kue untuk dibagikan saat bersilaturahmi di rumah ibunya nanti.

“Kalau tahun sebelumnya, kan, sengaja tuh saya kirim paket satu-satu buat kakak sama adik-adik saya. Tapi, kan, tahun ini ketemu semua, ya, jadinya nggak usah saya kirimin,” ungkapnya. Supaya punya uang sisihan lebih untuk mudik, Dafa terpaksa mengganti paket lebaran dengan kue bolu jadul bikinannya. “Emang lebih repot, sih, ya. Tapi, kan, kalau dihitung-hitung jatuhnya lebih murah. Bikin kue sendiri bisa buat dibagi rame-rame.”

Sudah menjadi kebiasaan bagi Eki Sinta Maulina untuk membeli kebutuhan selama masa ramadan sejak jauh-jauh hari. Setiap bulan suci ini, ia punya ritual untuk membagikan paket berisi sembako untuk karyawan, Asisten Rumah Tangga (ART), satpam dan petugas kebersihan di lingkungan rumahnya. Paket itu berisi beras, minyak goreng, gula, kopi, biskuit dan sirup.

Namun, siapa sangka, kebiasaan itu menjadi penyelamat kantongnya. Eki jadi kebagian minyak goreng dengan harga miring. Ia juga tidak perlu capek mengantre hanya untuk mendapatkan minyak goreng subsidi. “Waktu itu, begitu dengar ada berita minyak goreng mau naik, saya langsung beli sekalian buat paket sembako. Masih awal-awal banget, deh, pokoknya sebelum jadi langka. Orang minyak gorengnya aja masih ada di supermarket. Masih gampang dibeli,” katanya. Selain paket sembako, pengusaha jasa cuci karpet di Jakarta Barat ini juga memberikan THR atau Tunjangan Hari Raya.

Berbelanja jauh hari sebelum Lebaran ini awalnya ia lakukan sejak dua tahun lalu saat pandemi COVID-19 melanda. Karena ia sendiri yang melakukan tugas belanjanya itu, Eki ingin mengindari supermarket yang penuh sesak jelang mendekati Lebaran. “Pengin-nya yang nggak ramai. Satu atau dua bulan sebelum Lebaran saya udah mulai nyicil belanja,” katanya

Ilustrasi masyarakat berburu aneka kebutuhan untuk Lebaran
Foto : Pradita Utama/detikcom

Beda dengan Siti Nurhasanah, karyawan di sebuah perusahaan manufaktur ini harus menunggu turunnya THR dari tempat kerjanya. Setelah itu barulah ia bisa mengeksekusi segala aneka kebutuhan lebaran. Untuk itu, Siti memiliki siasat untuk membuat daftar barang yang akan dibeli, nama penerima paket lebaran dan perkiraan harga barang yang akan ia beli. Strategi ini sangatlah penting supaya begitu THR cair, Siti terhindar berbelanja dengan kalap.

“Kalau bisa bikin sedetil mungkin. Terus aku juga biasanya bandingin harga antara supermarket sama online. Soalnya sekarang online kebanyakan lebih murah dari pada beli di supermarket,” katanya.

Di tanggal cantik di saat e-commerce menyediakan promosi gratis ongkir, Siti sengaja merelakan gajinya digunakan terlebih dahulu untuk membeli barang yang sedang promo. Cara ini lumayan meringankan pos pengeluarannya. Namun tentu, tak semua kebutuhan lebaran ia beli melalui online.

“Habis belanja langsung di supermarket atau di mana pun, kalau bisa langsung pulang. Jangan nengok kiri-kanan lagi soalnya repot kalau kelupaan malah nyangkut belanja di luar daftar yang udah kita bikin, ” ungkapnya.


Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho

***Komentar***
[Widget:Baca Juga]
SHARE