INTERMESO


Bahkan donal trump pun pakai feng shui

"Saat kami tiba di sana dan melihatnya, kami bilang, 'Kami tak mau mengerjakan proyek ini kecuali Anda mengikuti kami sepenuhnya"

Presiden AS Donald Trump bersama keluarga di Trump International Hotel, Washington D.C

Foto : Getty Images

Senin, 4 Februari 2019

Dulu, saat Ari Rusdiarto masih kecil, kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, masih lengang. Masih banyak kebun dan tanah kosong. Bahkan dari rumahnya, Ari bisa melihat kawasan Taman Ria Senayan yang ada di kampung seberang. Dari tahun ke tahun, kampung di jantung Jakarta itu makin padat. Tanah-tanah kosong menjelma jadi gedung-gedung pencakar langit. Rumah keluarga Ari seluas 200 meter persegi itu makin tenggelam dikepung bangunan-bangunan di sekelilingnya.

Ari yang telah berkeluarga memutuskan membeli rumah milik orang tuanya itu dan membangun ulang. Bangunan lama disulap menjadi rumah tiga setengah lantai. Kini rumah keluarga Ari menjadi salah satu rumah yang lumayan mencolok di kampung itu. Terutama karena dominasi fasad kaca patri yang memberikan kesan artistik.

Pekan lalu, detikX mampir ke rumah Ari dan istrinya Ediningsih. Kesan pertama begitu duduk di ruang tamu adalah udara yang begitu sejuk. Memang rumahnya baru saja diguyur hujan, tak heran jika pijakan kaki di lantai masih berasa dingin. Tapi meski musim panas sekalipun, rumah Ari tak pernah bikin penghuninya banjir keringat. Mesin pendingin ruangan di ruang tamu dan ruang keluarga sering kali hanya jadi pajangan. Saking nyamannya, kalau Ari tidak segera turun dan menyapa, sepertinya bakal segera terlelap.

Ari senyum-senyum saja ketika ditanya mengenai rahasia rumah yang cepat bikin betah ini. Rahasianya ternyata terletak pada kombinasi ilmu arsitektur dan feng shui yang ia gunakan saat membangun rumah. Ari memakai jasa arsitek sekaligus ahli feng shui. Untuk urusan ini ia mempercayakan kepada Sidhi Wiguna Teh, dosen mata kuliah feng shui dan aritektur pertama di jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara (UNTAR).

Selain menjadi dosen, Sidhi juga berprofesi sebagai praktisi feng shui. “Saat bangun rumah ini saya cuma pesan kepada Pak Sidhi, 'Saya mau rumah yang bikin tenteram penghuninya',” kata Ari yang bekerja sebagai kontraktor ini. Dalam ilmu feng shui, masyarakat China percaya keseimbangan hidup tercipta berkat keharmonisan antara manusia dan alam di sekitarnya. Aliran energi chi adalah kuncinya, dipercaya sebagai energi alami, kekuatan alam yang memengaruhi manusia.

Rumah Ari Rusdiarto yang dibangun sesuai feng shui Foto : Rengga Sancaya/Detik.com

Rumah Ari Rusdiarto yang dibangun sesuai feng shui Foto : Rengga Sancaya/Detik.com

Rumah Ari Rusdiarto yang dibangun sesuai feng shui.  Foto : Rengga Sancaya/Detik.com

Rumah Ari Rusdiarto yang dibangun sesuai feng shui.  Foto : Rengga Sancaya/Detik.com

Sidhi Wiguna, arsitek dan ahli feng shui , perancang rumah Ari.  Foto : dok. pribadi

Dalam sebuah hunian, pintu dan jendela dianggap sebagai penyalur chi. Itu lah sebabnya di rumah Ari, Sidhi menempatkan banyak jendela kaca yang lebar. Kehadiran jendela dikombinasikan dengan bukaan sebagai penghubung lantai bawah dan lantai dua. Kesan lega dan lapang pun dapat tercipta, pencahayaan dan aliran udara alami di dalam hunian pun menjadi optimal.

Ketika memutuskan membangun rumah berasaskan feng shui, ada banyak cara yang dapat diterapkan. Sidhi menerapkan dua metode feng shui. Pertama ada metode Eight mansions yang lebih memerhatikan pola manusia dan metode Flying star yang lebih memperhatikan pola bangunan. “Cara ini sama saja seperti seorang penjahit sedang membuat baju. Tentu dia tidak cuma menghitung bahan bajunya tetapi orangnya juga diukur. Begitu juga dengan feng shui, untuk mendapatkan rumah yang baik, kedua komponen itu juga harus diukur,” kata Sidhi yang menyelesaikan master di bidang Urban Development.

Ternyata begitu pindah ke sini, anak saya jadi mau serius sekolah. Sampai lulus S2 dan sekarang sudah kerja nggak pernah bermasalah lagi'

Metode flying star digunakan untuk menentukan arah hadap bangunan yang diwakilkan melalui pintu utama. Sidhi menggunakan bantuan kompas feng shui alias lou pan. Di dalam kompas itu terdapat 24 arah mata angin. Mulanya, arah rumah Ari menghadap ke barat daya tiga di mana posisi aliran chi-nya kurang bagus. Berdasarkan petunjuk flying star, Sidhi menggeser arah pintu utama menjadi ke arah barat daya satu. Sedikit perubahan arah pintu ini membuat aliran chi lebih baik. Itu lah mengapa alasannya pintu utama di rumah Ari posisinya agak menyerong ke samping, tak sama persis dengan arah muka bangunan.

Sementara untuk menentukan ruangan kamar yang lebih personal, Sidhi menggabungkan flying star dan eight mansions. Penghuni kamar akan diukur melalui perhitungan tahun kelahiran. Hasil perhitungannya berupa nomor trigram. Angka ini lah yang akan dipakai untuk menunjukkan posisi ruang, pintu kamar dan arah ranjang yang sesuai dengan profil pemilik kamarnya. Posisi kamar yang tepat di rumah Ari yaitu berada di bagian belakang rumah. Ternyata posisi ini membawa perubahan positif, terutama kepada anak laki-laki semata wayangnya.

“Dulu anak saya sekolahnya susah, bandel banget. Hampir setiap hari dipanggil guru. Waktu kuliah juga maunya gonta-ganti jurusan terus, saya sampai capek. Oleh Pak Sidhi kamarnya dibikin supaya anak ini sekolahnya bisa konsentrasi penuh. Ternyata begitu pindah ke sini, anak saya jadi berpikir mau serius sekolah. Sampai lulus S2 dan sekarang sudah kerja nggak pernah bermasalah lagi,” Ari menuturkan.

Trump International Hotel di Washington D.C, Amerika Serikat
Foto : Getty Images

Masuknya ilmu feng shui ke dalam mata kuliah arsitektur di Indonesia bagi Sidhi merupakan sebuah bentuk kemajuan. Sejak 2004, Sidhi telah mengajar feng shui di almamaternya sendiri. Bukan cuma UNTAR, menurut Sidhi, di Indonesia ada lebih dari 10 universitas yang memasukkan mata kuliah feng shui untuk program sarjana arsitektur. Hal ini menunjukan bahwa feng shui bukan lah sesuatu yang gaib atau klenik melainkan ilmu yang bisa dipelajari.

Sidhi ingat betul ketika ia baru selesai mendalami feng shui, banyak rekan sesama arsitek yang meremehkannya. “Usai belajar feng shui pada tahun 2000-an, saya diketawain. Dalam tanda kutip saya kayak dianggap sesat. Setiap posting mengenai materi feng shui di milis para arsitek, saya dicecar terus. Sampai akhirnya saya cuma bisa jawab 'Ini akan indah pada waktunya',” kata Sidhi.

Sidhi kenal feng shui gara-gara saat membuat tugas akhir kuliah pada tahun 1989 untuk menyelesaikan studi sarjana arsitektur, pengujinya di UNTAR mempertanyakan hasil karyanya karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip feng shui. Sidhi kebingungan karena belum paham feng shui. Sejak saat itu ia jadi penasaran dan mulai mencari informasi. Sidhi menemukan buku karangan ahli feng shui asal Malaysia, Lillian Too. Karena teori feng shui yang diajarkan dalam buku itu masih tergolong mudah, Sidhi pun mencoba menerapkannya saat membangun kantor konsultan arsitektur di Batam. Pada 1998, Presiden Soeharto lengser, dan perekonomian Indonesia ambruk. Banyak sekali perusahaan gulung tikar, demikian pula usaha milik teman-teman seprofesi Sidhi. Tapi anehnya, di situasi yang serba sulit itu, biro arsitektur milik Sidhi malah makin berkibar.

“Bayangkan saya dapat pekerjaan di saat teman-teman lain tutup. Saya dapat dua proyek besar dan malah menambah 18 karyawan," kata Sidhi. Proyek pertama, pembangunan kawasan industri Batam Indo Industrial Park dengan luas lebih dari 200 hektar. Satu lagi, pembangunan kompleks industri kilang minyak lepas pantai milik McDermott Indonesia seluas 90 hektar. Selang satu tahun setelah berjalannya mega proyek itu, Sidhi masih belum sadar kalau rezeki yang ia terima ada hubungannya dengan feng shui. “Sampai tahun 1999 saya masih nggak sadar kalau itu pengaruh feng shui. Saya pikir itu hoki saja. Belakangan saya baru kepikiran, jangan-jangan ini efek feng shui yang bikin saya survive dan dapat keberuntungan segede itu. Saya jadi semakin terpesona oleh ilmu feng shui."

Sidhi pun memutuskan untuk mendalami ilmu feng shui dan berguru kepada Grand Master Yap cheng Hai, seorang ahli feng shui terpandang di Malaysia. Yap Cheng Hai sering mengadakan kelas feng shui di seluruh dunia, bahkan sampai ke Johannesberg di Afrika Selatan. Sidhi harus membayar US$ 2400, sekitar Rp 34 juta dengan kurs hari ini, untuk kelas pertama di atas sebuah kapal pesiar di Singapura. Sementara kelas lanjutan diadakan di beberapa kota berbeda. Mulai dari Sydney, Taiwan dan China. Layaknya sekolah sungguhan, kelas Yap Cheng Hai juga ada ujian. Kalau gagal, peserta harus mengulang.

“Saya kaget bukan main, begitu ikut kelas, pesertanya kebanyakan bule semua. Orang Asia cuma empat orang, termasuk saya satu-satunya orang Indonesia," kata Sidhi. Sisanya ada dari Norwegia, Finlandia, Inggris, Prancis, Kanada, Australia. "Teman sekamar saya malah orang dari Turki jenggotan. Jadi bisa dikatakan di kelas feng shui itu orang Asianya malah minoritas. Di setiap kelas yang saya ikuti selalu seperti itu. Ternyata orang barat minatnya mempelajari feng shui besar sekali.”

Saat itu Sidhi menyadari bahwa orang Indonesia termasuk keturunan Tionghoa begitu tertinggal dalam hal perkembangan ilmu feng shui “Barangkali Indonesia sudah tertinggal sekitar 15 tahunan. Karena lagi-lagi di sini kita masih anggap feng shui itu klenik, sedangkan di dunia barat sudah jadi kajian ilmiah sejak ratusan tahun lalu. Waktu saya buat jurnal internasional mengenai feng shui, referensinya justru paling banyak dari Turki,” kata dia. Kini, selain mengajar dan berpraktik sebagai konsultan feng shui, Sidhi juga menjabat Staf Khusus Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk Bidang Pembangunan itu.

Hotel Melarose Feng Shui di Jerman
Foto : Agoda

Ketika penulis buku Feng Shui dan Arsitektur ini menangani klien korporasi, tak sedikit yang meminta Sidhi untuk menandatangani surat pernyataan kerahasiaan. Tujuannya untuk menjaga kerahasiaan agar perusahaannya tidak dicap klenik. Padahal di sejumlah negara, bahkan Donald Trump pun, terang-terangan mengakui pernah menggunakan jasa Pun Yin dan ayahnya, keduanya ahli feng shui.

Trump, kini Presiden Amerika Serikat, menyewa jasa Pun Yin dan ayahnya sejak 1995. Pun Yin diminta memeriksa aliran energi di Trump International Hotel dan mengoreksi desain yang menyalahi feng shui. Saat diperiksa oleh Pun Yin, aliran chi di bangunan hotel itu memang sangat buruk. "Saat kami tiba di sana dan melihatnya, kami bilang, 'Kami tak mau mengerjakan proyek ini kecuali kamu mengikuti kami sepenuhnya'," Pun Yin menuturkan kisahnya kepada Guardian beberapa waktu lalu. Trump yang memang sedang mengincar investor dari Hong Kong, segera mengiyakan.

Yang kami inginkan hanyalah membangun sebuah hotel tempat manusia hidup selaras dengan lingkungannya

Feng shui tak cuma populer di Hong Kong dan negara-negara dengan komunitas keturunan China. Di negara-negara Barat pun, tak sulit menemukan ahli feng shui modern. Ada ahli feng shui Laura Cerrano maupun Tisha Morris yang berbasis di New York dan Los Angeles. Di London, ada pula Priya Sher, ahli feng shui keturunan India.

Di Jerman, ada sejumlah hotel yang dibangun mengikuti kaidah feng shui, di antaranya Hotel TAOme di Emmendingen, Vital Wellness Hotel Zum Kurfürsten di Bernkastel dan Hotel Melarose Feng Shui di kota Berlin. "Yang kami inginkan hanyalah membangun sebuah hotel tempat manusia hidup selaras dengan lingkungannya," kata Helmut Grable, konsultan pembangunan Hotel TAOme, dikutip Der Spiegel. Prinsip itu selaras dengan konsep hotel yang dikehendaki pemiliknya.

Belum lama ini, Sidhi menangani feng shui di salah satu perusahaan. Ia diminta untuk melihat feng shui di dalam sebuah ruang kerja. Di antara sekitar 20-an orang karyawan, terdapat pula ruang kerja seorang profesor asal Armenia. Sidhi heran karena jika dilihat dari kacamata feng shui, hanya ruang kerja professor ini saja yang paling sempurna. Karena penasaran, Sidhi sempat bertanya kepada sang profesor. Rupanya profesor itu telah mendalami ilmu feng shui sejak tiga tahun lalu.

“Selain feng shui profesor ini sedang mempelajari bahwa di perut bumi ada medan geopatogen yang secara tidak kasat mata dapat menganggu kesehatan. Dengan menerapkan feng shui, dia jadi punya cara untuk menghindari dampak negatif itu,” kata Sidhi. Geopatogen bisa diartikan keadaan atau hal-hal yang berasal dari bumi. Gangguan kesehatan dapat muncul karena disebabkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik atau radiasi lainnya di luar radiasi sinar-X.


Reporter/Penulis: MELISA MAILOA
Editor: Sapto Pradityo

[Widget:Baca Juga]
SHARE