Ilustrasi feng shui
Foto : dok. Way Feng Shui
Sabtu, 2 Februari 2019Xiangyi Hong bukan manusia setengah dewa, bukan pula superhero seperti Destiny, tokoh dalam komik Marvel yang punya kemampuan meramal masa depan. Tapi ramalan Xiangyi berkali-kali tepat sasaran. Seperti awal tahun lalu saat ia menujum perihal datangnya gempa di Indonesia. Dua tahun silam Xiangyi juga pernah meramal tragedi yang akan menimpa artis Julia Perez. Tak lama kemudian Julia Perez meninggal karena penyakit kanker leher rahim.
Apakah benar Xiangyi bisa meneropong masa depan atau hanya kebetulan belaka ramalannya betul terjadi. Orang yang tak percaya mungkin akan menuduh pemilik nama Adhi Pannacatta ini menggunakan cara-cara gaib. Padahal, menurut Xiangyi, akurasi ramalannya itu bersumber dari feng shui, ilmu kuno asal Tiongkok yang telah dipelajari keluarganya turun temurun.
Anak pertama dari empat bersaudara ini lahir dari keluarga Tionghoa yang punya tradisi amat kental. Di dalam garis keturunan Xiangyi banyak yang berprofesi sebagai ahli feng shui. Diantaranya kakek buyut dan paman tertuanya. Sejak kelas dua Sekolah Dasar, di bawah bimbingan sang kakek, Xiangyi belajar feng shui. Tak hanya itu, ia juga mendalami hasta aksara alias Bazi, ilmu astrologi China yang digunakan untuk membaca kehidupan seseorang.
“Ini ilmu langka. Sbagai anak pertama sekaligus penerus keturunan, saya diwajibkan mempelajari ilmu ini. Setiap hari diharuskan belajar sampai dua jam bersama kakek,” kata Xiangyi, 55 tahun, saat ditemui detikX beberapa waktu lalu. Selain fengshui dan Bazi, Xiangyi juga mempelajari sastra kuno mandarin, bahkan berlatih bela diri kungfu.
Sekarang Xiangyi kondang sebagai master feng shui. Daftar pelanggan jasanya sangat panjang, dari orang biasa, pengusaha, sampai pejabat tinggi negara. Padahal dulu, Xiangyi sempat menyangsikan manfaat dan 'akurasi' ilmu feng shui warisan keluarganya. Luka besar di lengan kanan akibat kecelakaan menjadi saksi ketika Xiangyi mengabaikan ilmu yang telah mengakar kuat di keluarganya.“Saya kan dicekoki, disuruh belajar, tapi di dalam hati saya apa iya betul ilmu feng shui ini betul-betul hebat,” ujar Xiangyi yang pernah menerbitkan buku Membongkar Mitos Feng Shui.
Baca Juga : Feng Shui dan Lokasi Debat Pilpres
Ahli feng shui, Xiangyi Hong
Foto : dok. pribadi
Keraguan terhadap ilmu feng shui itu mulai bersemi setelah kakeknya meninggal. Xiangyi yang sejak kecil tinggal di perkampungan kota kecil di muara Sungai Rokan, Provinsi Riau, harus pindah ke Pekanbaru. Di kota, orang masih awam dengan feng shui apalagi ilmu Bazi. Padahal di kampung, tetangga Xiangyi masih menggunakan perhitungan Bazi dalam kehidupan sehari-hari.
“Ketika pindah ke Pekanbaru sewaktu SMP, nggak ada teman yang peduli dengan hal semacam itu. Karena nggak peduli ya sudah saya pikir ini tidak bisa jadi profesi. Saya mau wujudkan mimpi yang lebih besar, saya ingin jadi ilmuwan, seorang penemu yang hebat,” dia menuturkan.
Beberapa pemuka agama yang saya minta pendapatnya soal rumah itu bilang nggak usah peduli sama feng shui. Itu bohong'
Apalagi setelah bermukim di Jakarta, pikiran Xiangyi makin jauh dari dunia feng shui. Xiangyi memulai karirnya sebagai staf penjualan sebuah perusahaan kasur. Setelah mencapai posisi yang lumayan stabil, Xiangyi memberanikan diri membeli sebuah rumah untuk ditempati bersama calon istri.
Tapi karena uang di tabungan masih pas-pasan, Xiangyi terpaksa mencicil sebuah rumah di perbatasan Jakarta yang harganya masih miring. Dari denah proyek dan pengukuran lapangan sebelum rumah dibangun, Xiangyi tahu betul bahwa posisi rumah itu menurut ilmu feng shui tidak membawa hoki. Selain karena posisinya tusuk sate, berada di ujung jalan, ada faktor lain yang membuat rumah itu buruk di mata feng shui.
“Beberapa pemuka agama yang saya minta pendapatnya soal rumah itu bilang nggak usah peduli sama feng shui. Itu bohong, maka ya sudah saya beli. Saya sekaligus ingin memberontak, coba mau ngetes, benar atau nggak feng shui itu. Hasilnya, selama lima tahun saya tinggal di situ, saya babak belur,” kata bapak tiga anak ini.
Hasta aksara bintang film Jet Lie
Foto : dok. Xiangyi
Sejak tinggal di rumah itu berbagai kesialan terus menerus menimpa keluarga Xiangyi. Bisnis yang ia rintis, mulai dari kaca grafis, kayu gelondongan sampai lukisan papan gabus, satu pun tidak ada yang berhasil. Ketika bisnis Xiangyi sedang kembang-kempis, sial datang bertubi-tubi. Dia dirampok saat berada di sekitar Cengkareng, Jakarta Barat. Xiangyi harus dirawat di rumah sakit karena luka lima tusukan pisau di kedua kakinya.
Beberapa tahun berselang musibah kembali menimpa Xiangyi dan keluarga. Saat melewati jalan yang gelap di daerah Ciledug, Tangerang, ditambah sorot lampu mobil dari arah depan yang menyilaukan, kendaraan yang dikendarai Xiangyi bersama istri dan anak-anaknya menghajar lubang. Mobilnya terlempar, bagian sisi kanan mobil menghantam permukaan aspal. Kecelakaan ini menyebabkan luka besar di lengan kanan Xiangyi. Akibatnya ia harus menjalani operasi penanaman kulit agar luka bisa merapat kembali.
“Selama dirawat di rumah sakit saya baru sadar kalau selama ini penyebabnya karena rumah berfeng shui buruk. Setelah saya buka kembali catatan pelajaran saya masa kecil, ternyata semua kejadian yang terjadi di kehidupan saya terbaca jelas lewat Bazi,” kata Xiangyi. Sejak saat itu, Xiangyi tidak lagi sibuk berbisnis. Dia kembali menekuni ilmu warisan keluarganya.
Keahliannya berbahasa mandarin membuat Xiangyi mengenal Sofian Lubis, mantan redaktur Pos Kota, yang juga tangan kanan Harmoko, mantan Menteri Penerangan era Presiden Soeharto. Saat itu grup Pos Kota ingin menerbitkan sebuah koran mandarin bernama Xin Sheng Ri Bao atau Harian Hidup Baru. Harmoko meminta Xiangyi mengisi jabatan di redaksi. Namun Xiangyi menolak karena ia tidak punya pengalaman memimpin redaksi. Xiangyi pun akhirnya ditugasi mengisi rubrik khusus soal feng shui dan metafisika Tiongkok.
“Saya dikasih satu rubrik khusus yang saya isi sampai tahun 2002 karena koran itu terpaksa tutup. Tapi sejak saat itu saya sudah bekerja sebagai ahli feng shui secara profesional,” kata Xiangyi. Tulisan-tulisannya di koran itu membuat namanya dikenal banyak orang. Makin banyak orang datang bertanya soal feng shui kepada Xiangyi.
Xiangyi Hong
Foto : dok. pribadi
Ada banyak alasan orang atau perusahaan datang berkonsultasi dengan Xiangyi. Ada yang datang bertanya soal tata letak barang di rumah, ada pula pengusaha yang berkonsultasi soal bagaimana mengatur ruang kerja di kantor agar tak menyalahi feng shui. Bagi kliennya yang ingin mempertanyakan masa depan, Xiangyi menggunakan prinsip Bazi. Diantara pengguna jasa Xiangyi, ada pula yang berasal dari kalangan menteri. Tapi Xiangyi enggan menyebutkan nama.
Orang-orang di Tiongkok pada ribuan tahun lalu percaya bahwa tata letak yang baik dapat memberikan pengaruh positif kepada penghuni rumah. Salah satu disiplin ilmu Tiongkok ini menggunakan konsep perpaduan kutub Yin dan Yang serta lima elemen semesta yaitu kayu, api, tanah logam dan air. Dengan merumuskan tanggal dan jam lahir seseorang, akan terbentuk informasi grafik kehidupan seseorang. Xiangyi juga menjadi pelopor lahirnya Bazi selatan. Bazi yang telah ia modifikasi khusus untuk orang yang lahir di belahan bumi selatan, termasuk Indonesia.
Di antara yang belajar ada yang terlalu pandai dan nggak sabar. Baru belajar sepotong sudah keluar. Ada yang bohong dan mengembangkan sendiri, sehingga jadi kacau
“Dulu untuk pencacahan data, orang China kuno mencatat segala sesuatu dengan kode-kode. Mereka mendata kemudian mengelompokkan. Ternyata ketika tahun, bulan, hari dan jam ini dikumpul akan membentuk suatu gambaran yang menunjukan perkembangan yang mewakili seseorang, ” kata Xiangyi. Setelah hasil gambaran dipadukan dengan keadaan sekitar dari pemilik tangga lahir itu, baru bisa dinujum apa yang terjadi di masa lalu maupun masa mendatang.
Di kampung halamannya, oleh pemerintah Tiongkok, feng shui masih dianggap sebagai takhayul. Pada masa Revolusi Kebudayaan pada 1960-an, feng shui termasuk di antara lima warisan masa lalu yang harus disetip dari kebudayaan China. Sampai saat ini, praktik feng shui masih terlarang di Daratan Tiongkok. Presiden Xi Jinping mengancam akan memecat anggota Partai Komunis Tiongkok yang percaya kepada takhayul. Tapi di Hong Kong dan Taiwan, ahli feng shui banyak sekali pelanggannya.
Dalam halaman websitenya hongsui.net , Xiangyi sering menggunakan Bazi selatan untuk mengukur masa depan orang-orang terkenal, salah satunya Jan Ethes Srinarendra, cucu Presiden Joko Widodo. Dengan mengkombinasikan tanggal dan jam lahir terlihat gambaran elemen diri Jan Ethes yaitu logam kecil, menandakan akan bersifat tenang dan berwibawa. Xiangyi meramalkan periode perjalanan hidupnya cukup ideal dengan masa depan yang baik. Boleh percaya atau tidak, pada usia 50 tahunan, anak pertama dari Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda juga diramalkan akan menduduki posisi sebagai seorang pejabat penting negara seperti jalan hidup kakeknya.
Xiangyi mengklaim akurasi perhitungan Bazi yang ia gunakan bisa berkisar antara 80 sampai 90 persen. Namun tingkat kebenaran penafsiran Bazi tergantung berbagai macam faktor yang mempengaruhi. “Penafsiran perhitungan Bazi antara ahli feng shui yang satu dengan yang lain bisa diterjemahkan berbeda. Tergantung pada kecerdasan, pengetahuan dan persepsi si ahli fengshui. Selain itu manusia punya jalan pikiran sendiri sehingga banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang, antara lain kemampuan otak, wawasan, latar belakang pendidikan dan perkembangan lingkungannya,” kata Xiangyi. Faktor ini pula yang membuat tak seorang pun memiliki nasib serupa meskipun dilahirkan pada jam dan tanggal sama.
Selama hampir 20 tahun bekerja sebagai ahli fengshui, selama itu pula Xiangyi berusaha meluruskan kesalah pahaman masyarakat terhadap ilmu feng shui yang kerap kali dikaitkan dengan hal klenik. Namun Xiangyi tak menampik jika ilmu ini disalahgunakan sehingga bisa menyimpang ke arah mistis atau klenik.
“Di antara yang belajar ada yang terlalu pandai dan nggak sabar belajar sepotong sudah keluar. Ada yang bohong dan mengembangkan sendiri, sehingga jadi kacau. Tidak bisa dimungkiri beberapa orang memiliki indera keenam yang tajam, sehingga dengan sedikit latihan bisa memunculkan keahliannya. Mereka menggunakan kelebihan itu dengan embel-embel feng shui,” kata Xiangyi. Untuk mendalami feng shui apalagi menjadi ahli feng shui, menurut Xiangyi, tak cukup hanya dengan kursus kilat apalagi belajar sendiri.
Penulis: MELISA MAILOA
Editor: Sapto Pradityo