INTERMESO

Feng Shui dan Lokasi Debat Pilpres

"Waktu itu saya peringatkan peserta debat harus hati-hati, tetap tenang, dan hindari gelisah. Jangan sampai terbawa aura lokasi"

Museum Art Science, Singapura

Foto : Getty Images

Minggu, 3 Februari 2019

Ketika Jenie Kumala Dewi baru menyandang status sebagai mahasiswi arsitektur, ia tak habis pikir bagaimana orang dapat membangun rumah dengan feng shui. Jenie cuma bisa geleng-geleng kepala saat ia mengetahui pamannya membuat denah rumah berdasarkan feng shui.

Bahkan dalam hal menentukan jumlah anak tangga pun, pamannya memakai feng shui. Jennie sampai terheran-heran. “Padahal setahu saya, dalam ilmu arsitektur, perhitungannya nggak boleh begitu,” kata Jenie kepada detikX. Tapi itu Jenie yang dulu.

Ketika melanjutkan studi master di bidang Urban Design, Jenie baru menyadari ilmu warisan kebudayaan dari Tiongkok itu juga dapat 'berdamai' dengan ilmu arsitektur. Saat itu Mauro Rahardjo, dosen pembimbing Jenie di Universitas Pahrayangan menyarankannya untuk terbang ke Singapura dan membuat riset mengenai feng shui. Mauro yang merupakan dosen arsitektur sekaligus praktisi feng shui menugaskan Jenie untuk meriset ilmu feng shui yang diterapkan dalam pembangunan kawasan komersial Suntec City.

Oleh para ahli feng shui, Suntec City dirancang menyerupai jari-jari tangan yang membentuk lima blok menara perkantoran. Sementara di bagian tengah telapak tangan dibangun air mancur yang melambangkan kekayaan. Air mancur bernama Fountain of Wealth ini sering jadi buruan wisatawan karena kabarnya menyentuh air mancur dapat membawa keberuntungan.

Selain Suntec City, banyak fasilitas umum di negeri singa itu yang dibangun dengan mengikuti koridor feng shui. Jika banyak yang bilang kalau Kelapa Gading merupakan letak kepala naga, Marina Bay Sands menurut ahli feng shui konon berada persis di mulut sang naga, Singapura. Resort yang menghadap distrik finansial negara ini merupakan titik pertemuan arus kuat energi kemakmuran. ArtScience Museum di depan Marina Bay Sands juga menyerupai bunga teratai yang merupakan simbol pencerahan, pertumbuhan dan keberuntungan.

Jenie Kumala Dewi
Foto : dok. pribadi via Instagram

Bukan cuma di Singapura, di sejumlah negara, pemilik gedung pencakar langit merancang bangunannya juga dengan patuh pada kaidah feng shui. Hong Kong disebut-sebut sebagai kota dengan tata letak paling sempurna menurut feng shui. Lokasi geografis sangat pas, pegunungan di belakang dan perairan di depan, sesuai dengan prinsip feng shui. Secara harafiah, feng shui memiliki arti angin dan air.

Agar energi positif mengalir tanpa terhalang, penempatan obyek dan bangunan harus selaras dengan alam demi membawa keberuntungan dan kemakmuran. Gedung pencakar langit di sepanjang garis air di Hong kong banyak yang memiliki lubang di tengahnya. Tujuannya agar memberikan jalur bagi naga di area pegunungan sehingga tidak terhalang ke air, juga menyebabkan sirkulasi angin dan energi positif dapat terus mengalir melalui kota. Meski dilarang di Daratan China, feng shui tumbuh subur di Hong Kong.  "Banyak orang merancang bangunan dan baru berkonsultasi dengan ahli feng shui. Tapi bagi kami, sangat penting untuk berkonsultasi dengan ahli feng shui sejak tahap awal sekali," kata Philippa Wong, pendiri M int. Academy di Hong Kong, kepada Guardian, beberapa bulan lalu. 

Saya berkantor di sini juga ada perhitungan spiritualnya. Itu bagi yang percaya. Bagi yang tidak percaya, ya, tidak ada apa-apanya'

Di negara jiran, konon Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad yang punya darah India juga percaya kepada feng shui. Pemilihan Putrajaya sebagai pusat pemerintahan Malaysia kabarnya juga dengan memperhitungkan feng shui. Ia juga dikabarkan mengatur ruang kerjanya berdasarkan feng shui. Di Indonesia Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur juga dikabarkan menata ruang kerja presiden sesuai feng shui. Pada bulan pertama menjadi Presiden RI, Gus Dur memilih berkantor di Istana Merdeka, di ruang yang dulunya merupakan kantor Presiden Soekarno.

Di hari-hari pertama Gus Dur berkantor di Istana Medeka, ia sempat berkelakar. "Saya berkantor di sini juga ada perhitungan spiritualnya. Itu bagi yang percaya. Bagi yang tidak percaya, ya, tidak ada apa-apanya," tutur Gus Dur kala itu sambil tertawa seperti dikutip majalah Gatra.

Bagaimana Singapura dan Hong Kong bisa maju dan sangat makmur, menurut Jenie, tak bisa lepas dari penerapan prinsip feng shui. Sepulangnya dari Singapura, Jenie menemukan banyak hal dari ilmu feng shui yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia pun makin tertarik mendalami feng shui. Salah satunya dengan membantu sang dosen mendirikan rumah klien dengan menerapkan prinsip-prinsip feng shui.

Bersama dosennya, Jenie bikin perusahaan. “Saya bantu dalam mendesain rumah dan mengaplikasikan feng shui. Saat itu kami sudah membangun lebih dari 20 rumah,” kata ibu dua anak ini. Makin dalam menyelami feng shui, dia makin paham dan yakin dengan manfaatnya. Kini, Jenie lebih fokus pada pekerjaannya sebagai ahli feng shui ketimbang seorang arsitek.

Marina Bay Sands di Singapura
Foto : Getty Images

Jenie juga menerapkan prinsip feng shui dalam kehidupannya. Manfaatnya dia rasakan, salah satunya ketika hendak membeli sebuah rumah di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Setelah menikah, Jenie sempat tinggal di sebuah apartemen, namun karena kerap kali mengalami pasang surut ia memutuskan untuk pindah. Sebagai pasangan muda, Jenie hanya mampu membeli sebuah rumah kuno di mana daerah sekitarnya masih sepi. Saking sepinya, warga sekitar bahkan menamakan wilayah di dekat rumah Jenie sebagai tempat pembuangan setan.

“Di sekitar daerah rumah saya saat itu banyak lahan sengketa jadi tidak ditinggali dan sepi. Sebetulnya posisi rumah saya dari segi arah mata anginnya sudah bagus, tapi ini rumah tua dan gelap sehingga harus saya renovasi,” ujar pemilik akun Instagram @jeniefengshui ini. Dengan menerapkan feng shui, kawasan sekitar rumah sekaligus kantor Jenie ini jadi ikut terbawa dampak positif. “Kalau kita bawa keberuntungan lingkungan yang lain jadi hidup juga. Sekarang kawasan itu jadi hidup.”

Sebagai ahli feng shui, Jenie sering dimintai pendapat oleh stasiun televisi atau media online yang berhubungan dengan ilmu warisan China kuno ini. Salah satunya ketika Jenie melihat lokasi debat perdana Pemilihan Presiden 2019 di Bidakara Grand Pancoran, Jakarta. Dari pandangan feng shui, Hotel Bidakara Grand Pancoran memiliki energi yang kuat sehingga bisa memberikan sedikit peluang untuk memancing api.

Namun menurut Jenie, Hotel Bidakara sebenarnya bukan tempat terbaik untuk mengadakan debat calon Presiden. Hal ini disebabkan karena banyaknya pertemuan jalan yang bersimpangan dengan Hotel Bidakara. Banyaknya jalan menjadi simbol ketidakstabilan. Energi yang sangat kuat dari kondisi ini bisa menimbulkan efek membingungkan.

"Makanya waktu itu saya peringatkan peserta debat harus hati-hati, tetap tenang, dan hindari gelisah. Jangan sampai terbawa aura lokasi yang tergolong kuat karena bisa memancing emosi dan ketidaktenangan," kata Jenie. Selain warga biasa dan pengusaha, tak sedikit politikus yang memakai jasa feng shui dari Jenie, misalnya untuk urusan menata ruang kerja. Feng shui memang bisa dipakai dalam rupa-rupa urusan. Dalam waktu dekat, Jenie akan menerbitkan buku Rahasia Parenting 12 Shio.

Debat Pemilihan Presiden 2019
Foto : Detik.com

Walaupun feng shui lebih dekat dengan komunitas keturunan China, ternyata klien Jenie banyak pula yang berasal dari kalangan non-Tionghoa. Seperti Sulistiyaningsih, pegawai swasta ini beberapa tahun belakangan menggunakan jasa Jenie. Sulis, begitu ia disapa, memang punya ketertarikan dengan ramalan shio maupun feng shui yang biasa ia temukan di surat kabar. Namun ia hanya sekedar menikmati dan tidak pernah mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai orang Jawa, Sulis memang lebih kenal dengan hitung-hitungan dari primbon, misalnya untuk menentukan ‘hari baik’ bagi pernikahan.

Perkenalannya secara langsung dengan feng shui berawal dari kunjungan Jenie ke kantor tempatnya bekerja. Saat itu kantor Sulis beberapa kali menggunakan jasa Jenie untuk memeriksa kondisi tempat kerja. “Waktu itu Jenie juga ingin lihat pimpinan perusahaan ini siapa, manajernya siapa, yang menggerakan usaha ini siapa. Di lihat dong ada profil saya juga di situ. Begitu dibuka tanya jawab, saya tanyanya malah lebih banyak urusan pribadi dari pada urusan kantor, akhirnya berlanjut jadi sering berhubungan dengan Jenie,” kata Sulis.

Bukan dengan feng shui kamu tiba-tiba jadi kaya. Nggak, tapi dengan memakai ilmu feng shui, kamu punya kualitas hidup yang lebih baik, maka kamu bisa bekerja lebih baik

Dari hasil obrolan mereka, Sulis banyak menemukan prinsip feng shui yang logis dan sesuai fakta. Hal ini membuat Sulis semakin tertarik dengan feng shui. Salah satunya ketika diketahui bahwa Sulis memiliki unsur tanah kuat sehingga tidak cocok merintis usaha kuliner. “Karena makanan dilambangkan oleh api. Kalau tanah ketemu api ya apinya akan mati. It's true loh, saya dua kali bikin bisnis makanan dan nggak pernah sukses. Waktu itu saya belum pakai feng shui. Kalau menurut saya feng shui selama masih masuk logika, mengapa tidak? Kan bukan bakar kemenyan.”

Ibu dua anak ini pun meminta bantuan Jenie untuk mengatur tata letak ruangan saat merenovasi rumah yang telah ia tinggali sejak lama. Karena kamar merupakan bagian rumah yang paling lama digunakan, ruangan itu diatur sedemikian rupa agar mendapatkan posisi paling baik. Termasuk dalam hal pengaturan perputaran udara dan pencahayaan.

“Yang saya rasakan, feng shui memberikan keseimbangan dalam hidup. Kalau rumah itu baik tentu mempengaruhi aspek kehidupan lainnya. Bukan dengan feng shui kamu tiba-tiba jadi kaya. Nggak, tapi dengan memakai ilmu feng shui, kamu punya kualitas hidup yang lebih baik, maka kamu bisa bekerja lebih baik, dan rezeki otomatis juga lebih lancar,” kata Sulis.


Penulis:  MELISA MAILOA
Editor:  Sapto Pradityo

[Widget:Baca Juga]
SHARE