#77PortraitAnakBangsa

Jalan Panjang Erik Suhardi Selamatkan Alam Lewat Transplantasi Karang

Yudistira Perdana Imandiar - detikNews
Senin, 08 Agu 2022 21:27 WIB
Shot on OPPO Reno8 Pro 5G. Foto: Dok OPPO
Jakarta -

Terumbu karang merupakan instrumen tak tergantikan bagi kehidupan laut. Selain menjadi tempat hidup makhluk laut, terumbu karang berperan penting dalam melindungi garis pantai, dan menopang mata pencaharian masyarakat, khususnya nelayan.

Memahami fungsi pentingnya, kelestarian terumbu karang harus menjadi perhatian seluruh masyarakat dunia. Kabar buruknya, setengah terumbu karang di Bumi sudah lenyap dalam 70 tahun terakhir.

Sebuah studi terbaru menunjukkan laju kerusakan terumbu karang terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Setengah dari terumbu karang Bumi telah mati sejak 1950.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal One Earth ini mencatat ikan yang ditangkap per kapita (atau lebih tepatnya, per "unit usaha") telah menurun 60% sejak 1950. Setengah terumbu karang yang hilang tersebut, mampu memberikan layanan ekologis seperti zaman 1950-an. Hilangnya terumbu karang menyebabkan berkurangnya keanekaragaman hayati di terumbu karang dunia.

Seperti hutan kayu merah, terumbu karang adalah ekosistem yang sangat sensitif terhadap panas. Air yang memanas mengancam terumbu karang dengan memicu peristiwa pemutihan.

Para ilmuwan menyebutkan, tak perlu kenaikan suhu signifikan untuk menyebabkan masalah besar. Kenaikan suhu laut sebesar 0,068 derajat celcius saja, telah terbukti menjadi bencana besar bagi Great Barrier Reef Australia. Terumbu karang terbesar di dunia ini mengalami tiga peristiwa pemutihan selama lima tahun terakhir.

Kondisi kritis terumbu karang itulah yang menggerakkan Erik Suhardi untuk melakukan aksi nyata menyelamatkan ekosistem laut, khususnya di kawasan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu. Sejak 2003, Erik berupaya menyelamatkan terumbu karang dengan melakukan kegiatan transplantasi karang. Ia juga membentuk komunitas peduli lingkungan bernama 'Penunggul'.

Aksi swadaya yang dijalankan Erik pun mampu menstimulasi gerakan serupa dari banyak orang. Erik senang karena saat ini sudah semakin banyak orang yang melakukan transplantasi karang, sehingga harapan memperbaiki ekosistem laut semakin besar.

Kepada detikcom, Erik membagikan perjalanan panjangnya dalam mengupayakan perbaikan kualitas terumbu karang di Tanah Air. Berikut petikan wawancaranya.

1. Boleh ceritakan awal perjalanan karier Anda, bagaimana anda memulai dan apa tantangan yang Anda hadapi saat memulai karier?

Berawal dari saya sebagai seorang nelayan yang berkegiatan menangkap ikan, kemudian saya menangkap ikan dengan cara tidak ramah lingkungan, hingga tempat atau rumah ikan rusak sehingga ikan-ikannya berkurang, setelah dengan waktu yang singkat dari hari, minggu dan bulan, semakin berkurang pendapatannya, yang disebabkan dari kerusakan terumbu karang. Hingga saya menyadari akhirnya pada tahun 2003 saya memulai melakukan kegiatan transplantasi karang dengan cara semampu dan sebisa saya. Namun akhirnya berjalan secara mengikuti alam.

Tantangan yang saya hadapi yang pertama adalah, kurangnya pengetahuan tentang terumbu karang, belum bisa mengerjakan secara luas dikarenakan waktu yang terbatas di mana mencari makan dan melakukan transplantasi terumbu karang. Dan kedua-dua nya saya lakukan karena tuntutan keluarga dan alam.

Baca Selanjutnya >>>




(fhs/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork