Ical: Masalah Politik, Tidak Bisa Hukum Jadi Panglima

Wawancara

Ical: Masalah Politik, Tidak Bisa Hukum Jadi Panglima

Indah Mutiara Kami - detikNews
Senin, 15 Feb 2016 11:05 WIB
Aburizal Bakrie (Foto: Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Setahun lebih Aburizal Bakrie (Ical) berupaya memperjuangkan keabsahan pengurus DPP Golkar hasil Musyawarah Nasional Bali melalui jalur hukum. Namun pengesahan itu hingga kini tak kunjung dia dapat. Meski sebenarnya kubu Ical sudah mendapat kemenangan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, PTUN, Pengadilan Tinggi Jakarta, pemerintah tak juga mengesahkan kepengurusan Munas Bali.

Ical mengikuti saran pemerintah agar konflik dualisme kepemimpinan di Partai Golkar diselesaikan lewat mekanisme partai, bukan hukum. Ical dan seterunya, Agung Laksono, sepakat menggelar munaslub yang diagendakan pada sekitar akhir Maret atau awal April tahun ini. Menariknya baik Ical maupun Agung tak akan maju dalam bursa calon ketua umum.

Pekan lalu, kepada tim detikcom Ical akhirnya blak-blakan. Dia bicara soal kegagalannya memperjuangkan keabsahan pengurus DPP Golkar hasil Munas Bali hingga alasan dia tak lagi mencalonkan diri dalam bursa ketum Golkar di munaslub yang akan datang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ical juga bercerita soal kritik yang sering dia dapat dan cara menghadapinya. Berikut ini petikan wawancara tim detikcom dengan Ical di ruang kerjanya lantai 46 Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis malam, 11 Februari 2016:
Β 
Anda membawa Golkar keluar dari KMP dan mendukung pemerintah?

KMP tetap. Sekarang begini, saat pemerintah ajukan Pak Budi Gunawan sebagai Kapolri, Golkar dukung tidak? Dukung kan. Waktu pemerintah katakan nggak jadi Budi Gunawan, jadinya Badrodin Haiti, kita dukung tidak? Dukung. Siapa yang membuat bahwa APBN-P 2015 jadi? Golkar. Artinya mendukung pemerintah kan, sama dengan sekarang. Bedanya, kalau kita bersama pemerintah, kita tidak di dalam pemerintah, kalau kita bersama pemerintah, mengatasi masalah, kita bisa dapatkan informasi lebih dulu. Kita bisa bilang, pemerintah kenapa begitu? Dulu kan pemerintah mengajukan Budi Gunawan, lolos DPR, tidak dilantik this should never happened. Golkar bisa berikan masukan sebelum keputusan itu diambil.
Β 
Maksudnya bersama pemerintah?

Bersama artinya kita diskusikan bersama. Kalau bergabung, itu dalam pemerintahan. Kalau bersama, boleh di dalam boleh di luar. Tapi saya dapat informasi duluan dong. Kenapa misalnya mau adakan kebijakan tax amnesty, kenapa mau perubahan UU Perbankan?Β  Sehingga kita dapat info lebih dulu.



Ketika memutuskan untuk bersama dengan pemerintah, bagaimana mengkomunikasikan dengan Pak Prabowo?

Pak Prabowo bilang, dalam keadaan seperti sekarang, kita harus dukung pemerintah. Semua.
Β 
Keadaan sekarang bagaimana menurut Anda?

Ya. Sekarang keadaan susah kan. Kemiskinan bertambah. BPS (Badan Pusat Statistik) yang bilang. Pengangguran bertambah, ketimpangan bertambah. Jadi mereka bilang, kita harus dukung. Caranya bisa bersama, boleh di luar.

Golkar tidak mengajak Gerindra dan PKS untuk bersama dengan pemerintah?

Semua punya sikap sendiri, caranya masing-masing. Tapi kalau saya punya informasi bukankah lebih baik saya kasih tahu ke mereka. Kenapa sih pemerintah usulkan demikian, kita kritik sebelumnya. Dengan demikian, stabilitas politik terjamin.

Kalau ada yang bilang KMP bubar?

Bodoh saja tuh orang.

KMP masih sering rapat rutin?

Masih. Besok saya makan siang sama Prabowo.

Dengan bersama pemerintah, ada tawaran kursi menteri?

Tidak ada. Tidak ada dan tidak pernah dibicarakan. Presiden Jokowi dan saya sama sama tidak interested untuk membicarakan itu.

Kalau ada kader Golkar yang diambil untuk masuk Kabinet Jokowi?

Ini Indonesia. Kalau ditawarkan nolak, dibilang sombong. Kalau menerima, dibilang itu sih memang maunya begitu.

Setelah bersama pemerintah, Anda setuju agar digelar Munas Golkar?

Munas luar biasa. Karena temponya belum selesai. Kami diperpanjang sampai Juli. Kami mau adakan Maret.

Kenapa akhirnya Anda bersedia Munaslub digelar?

Sudah saya jelaskan di pidato saya saat Rapimnas lalu. Saya kasih tahu bahwa supremasi hukum belum tercapai. Politik masih di atas hukum. Karena itu kita harus analis. Ngeli tanpo keli. Mengalir tapi tidak hanyut. Tetap perjuangkan hukum sebagai panglima.Β  Tapi kini kita belum mencapai itu. Kita ikut dulu tapi kita perjuangkan terus. Kalau pemilik tanah rebutan sama pemilik modal masuk pengadilan, menang pemilik modal. Hukum belum jadi panglima. Apakah kita berhenti? Apakah kita harus meratapi keadaan? Kalau tiba datangnya malam, jangan mengeluh gelapnya malam itu, tapi nyalakan pelita. Kalau gelap, siswa (bilang) wah gelap tidak belajar deh. Hukum masih belum ditegakkan, gue gak mau hidup deh. Gak bisa (seperti itu).

Bukankah proses hukum masih berlajut di Mahkamah Agung. Mengapa Anda tak menunggu putusan MA, bisa saja Anda menang?

PPP (Partai Persatuan Pembangunan), (putusan) MA-nya sudah 5 bulan keluar, disahkan tidak? Tidak disahkan kan. Karena hukum belum jadi panglima. Keputusan MA tidak diikuti mereka (pemerintah).

Anda khawatir Golkar akan bernasib sama seperti PPP?

Kenapa enggak? Kalau saya disahkan, PPP tidak disahkan, fair nggak? Nggak kan. Masalahya sekarang, hukum belum jadi panglima. Ini kan masalah politik, tidak bisa hukum jadi panglima. Politik kan mau-maunya orang, orang yang kuasa itu urusan politik. Harus ada judge, pengadilan. Pengadilan membela yang benar.

Anda merasa dihalangi pemerintah?

Penguasa, setiap orang punya ukuran. Saya punya ukuran, dia punya ukuran.

Ukurannya penguasa apa?

Tanya ke penguasa. Kalau saya, hukum jadi panglima. Saya coba setahun (gagal). Yang lebih parah lagi PPP.

Anda menyerah?

Kok menyerah sih? Siapa bilang menyerah. Cari jalan. Kalau menyerah, tidur. Itu menyerah. Cari jalan bagaimana Golkar bisa ikut pilkada 2017.

Mengapa Anda tak maju lagi di bursa calon ketua umum Golkar di Munas nanti?

Penguasa tidak mau ARB (Aburizal Bakrie).

Pak Jusuf Kalla yang juga politisi Golkar aktif mendamaikan konflik Golkar, lalu penguasa mana yang tak mau Anda jadi ketua umum?

Hahahaha.. Anda pasti lebih tahu.

Anda tidak sayang meninggalkan Golkar?

Kenapa sayang? Saya sayang pada Golkarnya. Sudah 5 tahun lebih. Setahun lebih berjuang, lalu tidak bisa ikut pilkada, apa rasanya? Kita lihat dari postifnya.

Menurut Anda Golkar ke depan harus seperti apa?

Satu-satunya partai yang demokratis, hanya Golkar. Dan Golkar akan jadi partai yang terbiasa dengan perbedaan dan mencari solusi atas perbedaan itu. Golkar akan jadi makin kuat. Itulah apa yang saya katakan ke teman-teman, meski teman-teman ingin tidak ada munaslub, semoga saudara mengerti bahwa kita perlu adakan munaslub. Itu agar Golkar diterima, jadi satu dan makin kuat.

Munaslub tidak mengajak Tim Transisi?

Tidak ada lagi (Tim Transisi). Golkar ya Golkar.

Bukankah Pak JK bagian dari Tim Transisi?

Bukan. Pak JK sebagai Wakil Presiden dan bekas Ketum Golkar dan senior Golkar. Pernah nggak Pak JK dalam pidatonya menyinggung Tim Transisi? Enggak kan. Ada nggak Pak Habibie dalam pidatonya menyebutkan Tim Transisi, enggak kan? Mereka bicara sebagai senior Golkar.

Soal kriteria calon ketua umum sempat ada gejolak, paguyuban DPD I dan DPD II menyebut Ade Komarudin harus mundur dari DPR kalau mau maju?

Tidak ada gejolak. Ridwan Bae mengatakan tidak begitu, dia tidak bilang bahwa dia (Ade Komarudin) tidak boleh maju, tapi bagaimana kalau dia beri fokus perhatian ke DPR.

Jadi Ade Komarudin boleh maju?

Bolehlah. Kenapa tidak boleh. Yang saya pesan ke dia, Pak Akom kalau jadi ketua umum Golkar, prestasi di DPR harus prestasi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Tidak boleh jadi turun karena dia pecah perhatiannya.

Idealnya seorang ketua umum Golkar itu bisa rangkap jabatan atau tidak?

Kalau saya berpikir, ketum Golkar itu harus fokus pada jabatannya. Saya bisnis enggak, ngurus yang lain enggak, jadi memang banyak sekali masalahnya. Ketum Golkar yang akan datang harus bisa menafsirkan, mempelajari visi Indonesia 2045 dan kemudian mengegolkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tetapi di AD ART tidak ada satu klausul pun yang menyatakan tidak boleh maju. Anda tanya pendapat saya kan.

Setelah tak jadi Ketum Golkar lagi, apa rencana Anda?

Be a wise man. Begawan. Sabdo Pandhita Ratu. Hahahaha.

Kembali mengelola bisnis?

Sudah sejak 2004 tidak pernah sekalipun urus bisnis.

Anak-anak Anda tak ada yang terjun ke politik?

Sampai sekarang nggak ada. Saya dulu juga tidak didorong. Tidak tau nanti. Sekarang biar membina diri mereka sendiri. Kalau sudah settled, baru menyediakan waktu untuk bangsa dan negara. Melalui partai, atau melalui jadi menteri, terserah. Intinya tuh tidak cari duit lagi. Bayangkan kalau masih cari duit, urus Golkar bagaimana? Anak-anak saya diminta jadi Ketua Kadin saja tidak mau, mau urus bisnis dulu.

Apa yang membuat Anda terjun ke politik?

Kontribusi ke masyarakat. Saya dikasih semua sama Allah. Apa yang nggak dikasih? Harta, meski tidak lagi 20 besar. Pendidikan anak-anak cukup. Semua paling tidak S-2. Lebih tinggi daripada saya. Ketenangan keluarga, ada. Karir, bisnis, oke. Orang bilang bisnis hancur, masih ada 60 ribu karyawan, lumayan. Paling tidak 10 besar kalau dari lapangan kerja. Semua orang pengin jadi ketua umum tapi tidak pernah bisa. Saya dikasih Ketum Hipmi, Ketum Kadin, Ketum Kadin Asean, Menko dua kali, Ketum Golkar. Itu berkah dari Allah. Semua membentuk pengalaman dan pengetahuan. Pengetahuan disebarkan. Yang kita dapat kita kembalikan lagi.

Itu sebabnya saya ke politik. Saya berpikir saat itu apakah, waktu diminta Pak JK untuk jadi Menko, saya bilang 'enggak'. Pak JK bilang saya pernah janji, saya jawab, "gue enggak pernah janji sama lu'. Waktu itu saya dan Pak JK masih gue lu. 'gue gak mau di pemerintahan'. Pak JK bilang 'jangan gitu dong'. Dia bilang, kalau mau ini, nyebur sekalian. Akhirnya 'mau gak' itu pas bulan puasa 'ya sudah nanti malam habis buka gue telepon lo lagi'.

Di situ saya mulai masuk secara aktif ke pemerintahan dan politik. Baru setelah di pemerintahan. Waktu Pak SBY minta perpanjang sebagai Menko, terus saya bilang sama beliau 'terima kasih pak saya mau jadi Ketum Golkar', terus Tuhan kasih lagi. Masuk Partai Golkar menang. Apa yang tidak Tuhan kasih ke saya?

Anda masih terlihat bugar di usia hampir 70 tahun, apa resepnya?

Rutin olahraga, nggak banyak pikiran.

Bagaimana bisa nggak banyak pikiran sementara kader Golkar ada yang berantem, Anda sendiri juga sering dikritik?

Nggak banyak pikiran saya. Kenapa musti dipikirin. Jalankan, rencanakan, jalankan. Ada orang mau ngomong jelek tentang kita, biar saja. Ketawa-ketawa saja, anggap lucu. Hidup harus seperti ilmu kapas. Coba kamu pukul kapas. Yang sakit yang mukul. Kapasnya sakit? Enggak. Kapasnya terbang. Kayak main tenis saja. Persaingan main tenis saja. Nah untungnya orang berolahraga adalah terbiasa dengan kompetisi. Terbiasa dengan kalah menang. Itu sportivitas, kalau tidak pernah olahraga, jiwa sportivitas tidak ada. Hidup tenang. Kalau tenang, kita nggak capek.

Halaman 2 dari 4
(erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads