"Kalau partikel itu sampai Indonesia kecil sekali kemungkinannya. Karena kan jaraknya sekian ribu kilo meter. Sangat kecil kemungkinannya maupun konsentrasinya," ujar Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Hudi Hastowo.
Berikut ini wawancara detikcom dengan Hudi, Rabu (30/3/2011):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saya ini menggunakan data acuan. Acuan saya laporan dari lembaga resmi. Jepang memiliki lembaga resmi Nuclear and Industrial Safety Agency (NISA), dan juga menggunakan data International Atomic Energy Agency (IAEA) karena data yang sudah diberikan NISA juga dibahas di IAEA. Saya tidak menggunakan data media karena kalau data media, kadang ada interpretasi yang tidak pas.
Saya baca ini kemarin malam, IAEA dalam laporannya tanggal 28 Maret disebutkan ada gempa susulan di Jepang pada 27 Maret pukul 22.00 di dekat PLTN Onagawa, utara Fukushima Daiichi. Namun tidak ada peningkatan radiasi. 3 PLTN Onawa tetap aman.
Sementara ini memang dikatakan ada kenaikan paparan radiasi dari Fukushima Daiichi 1. Di sepanjang pantai timur utara Jepang memang ada beberapa PLTN. Ada Fukushima Daichi 1, 2 juga ada Tokaimura. Konsentrasi di Fukushima Daiichi karena ada 6 unit reaktor di mana yang 1, 2, 3, 4 kena masalah. Sedangkan unit reaktor 5 dan 6 tidak ada masalah.
Yang menjadi problem di unit reaktor 1, 2, 3, 4. Laporan tanggal 28 Maret oleh IAEA menyatakan kenaikan tertinggi Radiasi di Ibaraki pada 21 Maret. Data yang diukur per microsievert tertinggi di Ibaraki sekitar 0,5 microsievert per jam. Lalu turun lagi, sekarang mendekati 0,2 microsievert per jam. Juga di Tokyo 0,1 microsievert per jam, sudah berangsur turun.
Apa kesimpulan laporan IAEA terakhir yang Anda dapat?
Kesimpulannya, pengukuran radiasi pada air laut pada 30 km yang terkait dengan daerah Fukshima di 8 titik pada 23-24 Maret di 4 stasiun, dideteksi iodium-131 dan cesium-137 dengan aktivitas tertinggi 80 becquerel per liter dan 26 becquerel per liter di permukaan.
Lalu pada 26 Maret sudah menurun antara 6-18 becquerel per liter untuk iodium-131. Sedangkan cesium-137 antara tidak terdeteksi hingga 16,4 becquerel per liter.
Kemarin dikabarkan ditemukan unsur plutonium di beberapa titik di Jepang?
Kalau plutonium bisa saja. Kalau ada uranium bereaksi ada juga plutonium. Yang jadi masalah adalah berapa tingkatannya.
Dalam jumlah tertentu akan berbahaya?
Kebanyakan tentunya akan bahaya. Misalnya saja NaCl. Kalau garam ini kebanyakan, maka tekanan darah naik. Radiasi itu ada berbagai macam. Ada gamma, beta, alpha.
Radiasi gamma itu dari luarnya bisa menembus badan kita. Sedangkan beta relatif lemah, sepanjang tidak masuk (ke tubuh) tidak masalah. Kalau alpha di luar tubuh tidak masalah, sedangkan kalau masuk (ke tubuh) maka mempunyai daya pancar tinggi. Artinya bisa merusak badan kita, bisa terjadi kerusakan sel yang dilewatinya.
Radiasi itu kan pemindahan tenaga. Matahari itu memancarkan tenaga dan sampai di bumi dengan menggunakan radiasi. Energi dipancarkan secara radiasi. Itu ada gelombang yang tampak dan gelombang yang tidak tampak seperti ultraviolet atau infra merah. Lalu ada sinar rontgen, pendek gelombangnya. Lalu sinar gamma. Semakin tinggi tenaganya maka akan memancar lebih jauh. Itu kalau gelombang elektromagnet.
Beta dan gamma bisa saja. Karena partikel maka punya masa sehingga kalau berpindah ada transfer energi dan tenaga lebih besar. Jepang 'meyakinkan' pada penduduknya yang ada di sana kalau masih dalam batas aman. Ada aturan masing-masing negara yang memutuskan, mengadopsi pada level keselamatan mana yang mereka pakai. Negara maju cukup punya peraturan yang sangat moderat dan dalam menggunakan asumsi ini.
Plutonium sifatnya aplha?
Plutonoium itu bisa memancarkan alpha. Dan risikonya, kalau ada radioktif dari Fukushima adalah bagaimana itu (radioaktif) masuk ke dalam tubuh.
Anggap saja radiasi seperti awan. Awan itu sifatnya memancarkan gamma, jadi jika berdiri di dekat situ maka bisa kena radiasi sinar gamma. Kalau dekat awan dan menghirupnya, maka ada (pertikel) yang masuk ke dalam tubuh, disebut inhalasi. Yang bisa dihirup artinya sesuatu itu berbentuk gas.
Kalau kemudian kita minum, makan, maka ada kemungkinan partikel di awan yang kemudian apakah langsung jatuh ke rumput, terkena hujan dan tercuci lalu masuk ke badan sungai dan tertelan hewan, maka masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Plutonium dapat masuk ke tubuh melalui apa?
Karena bentuknya padat maka plutonium bisa masuk, kalau masuk dalam bahan makanan dan termakan. Yang penting adalah menghindarkan jangan sampai bahan makanan kita mengandung itu. Tapi Jepang pun sudah ada informasi ke publik bahwa bayam dan susu daerah ini tidak boleh dimakan.
Ada kemungkinan sampai ke Indonesia?
Kalau partikel itu sampai Indonesia kecil sekali. Jaraknya kan sekian ribu kilo meter. Mungkin nantinya juga terjadi pengenceran. Sangat kecil kemungkinannya maupun konsentrasinya. Yang jadi masalah adalah bagaimana bahan makanan (dari Jepang) itu sampai di Indonesia. Dalam hal ini tentu perlunya BPOM dan Kemenkes menciptakan aturan melindungi makanan-makanan yang dibeli dari Jepang. Lagipula makanan yang masuk ke Indonesia sudah diminta menyertakan sertifikat bebas radiasi.
WNI yang sempat terkena radiasi?
Laporan informal, yang terkena bajunya. Sehingga bajunya kita anggap limbah. Tentu ada cara penanganannya yang khusus. Kalau relatif berharga, maka dicuci dengan cara khusus (ada mesin cuci khusus, -red). Selain itu, masing-masing zat radioaktif punya umur. Umurnya ada yang pendek dan panjang. Karena punya umur maka bisa mati dengan sendirinya.
Di Jepang kebanyakan radioaktifnya berumur pendek atau panjang?
Umurnya macam-macam, tidak semua sama. Secara alamiah, yang pendek sepertinya lebih banyak.
(vit/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini