Cerita putri sulung dari tiga bersaudara pasangan Sutoto Jacobus dan Lusyana Setijani itu lumayan panjang. Sebelum berkarier, Nitya memulai mengasah bakatnya dengan mengikuti kursus piano, balet hingga biola. Namun pilihan gadis kelahiran 2 Oktober 1991 ini jatuh ke piano. Bakatnya mulai terlihat sejak 6 tahun dan berhasil memenangkan berbagai kompetisi nasional.
Usai lulus SMA, Nitya melanjutkan pendidikan di Yong Siew Toh University di Singapura dengan beasiswa penuh. "Saya hanya setahun di Singapura, pindah ke Ecole Normale de Musique de Paris untuk memperdalam aliran musik klasik," ujarnya kepada detikcom, Kamis (18/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling berkesan yang di Paris. Tapi prestasi internasional pertama saat berumur 19 tahun," ujar Nitya yang akan menggelar konser tunggalnya dengan berkolaborasi dua musis jazz, Benny Chen dan Kevin Pieter, hari ini.
Dalam konser tunggalnya di Surabaya, Nitya tidak hanya ingin menunjukkan kepiawaian bermain pianonya tapi juga ingin menyebarkan virus musik klasik.
"Selain ingin mengenalkan lagi dunia musik klasik khususnya pada generasi muda. Saya juga akan berbagi ilmu," imbuhnya.
Ia juga meyakinkan jika dalam konser tunggal pertama di Surabaya akan berimprovisasi saat bermain sehingga berbeda dengan konser musik klasik lainnya. "Kan kolaborasinya dengan musisi jazz. Dimana musik jazz bermainnya tidak pakem, lebih banyak improvisasi," pungkas Nitya. (ze/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini