Setiap hari jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kota Malang terus bertambah. Gugus Tugas mengingatkan agar masyarakat waspada. Sebab, Kota Malang kembali berada di zona merah. Langkah-langkah menyembuhkan pasien terkonfirmasi COVID-19 menjadi fokus utama, selain terus melacak sebaran virus.
Wakil Komandan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Malang Kombes Pol Leonardus Simarmata menyatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan jumlah warga terkonfirmasi COVID-19 terus meningkat. Salah satunya, tingginya mobilisasi masyarakat hingga rentan tertular dan menyebarkan virus.
"Kenapa setiap hari bertambah ? Karena ada kegiatan-kegiatan cukup signifikan. Kalau satu orang terkonfirmasi, maka akan dilakukan tracing terhadap 30 orang lainnya. Bisa dibayangkan, hari ini sudah mencapai 305 orang terkonfirmasi, sudah berapa ratus orang yang harus ditracing. Perlu diingat hasil penelitian, dari 1000 orang memungkinkan 1 positif, jika dikalkulasi jumlah warga Kota Malang hampir 1 juta, maka kemungkinan 1000 orang positif. Maka itu, terus kita lakukan tracing," tegas Leonardus kepada detikcom, Kamis (9/7/2020).
Kapolres Malang Kota ini mengaku, swab mandiri banyak dilakukan karena kebutuhan mobilisasi masyarakat yang cukup tinggi. Dan itu menjadi kendala penanganan COVID-19 di Kota Malang. Dengan swab mandiri itulah kemudian mengungkap penambahan jumlah terkonfirmasi COVID-19.
Selain minimnya kesadaran masyarakat untuk mengikuti anjuran protokol COVID-19, seperti memakai masker saat melakukan aktivitas di luar rumah.
Akan tetapi, lanjut dia, yang terpenting dilakukan dan menjadi kerja keras Gugus Tugas adalah berupaya menyembuhkan warga yang terkonfirmasi virus COVID-19 dan menurunkan tingkat kematian.
"Yang terpenting saat ini, bagaimana upaya kita tingkat kesembuhan tinggi dan kematian rendah. Kita bisa lihat Singapura, kasus terkonfirmasi lebih tinggi dari Indonesia, tetapi tingkat kesembuhan cukup tinggi dan kematiannya rendah," ujar mantan Kapolres Mojokerto ini.
Tonton juga 'Soal 'Lockdown' Malang, Apa Sebenarnya yang Disampaikan Wali Kota?':
Pihaknya akan mengusulkan wilayah dengan klaster keluarga diterapkan lockdwon lokal. Seperti Mergosono dan juga Bunulrejo, langkah ini demi memutus sebaran virus COVID-19. Hal ini sebagai upaya menekan penambahan jumlah warga terkonfirmasi COVID-19, karena kondisi 7 rumah sakit rujukan telah full menangani pasien. Hingga tempat isolasi di Jalan Kawi difungsikan bagi warga yang reaktif hasil rapid test dan menjalani karantina sampai hasil swab keluar.
"Kami akan mengusulkan, bagaimana menekan pandemi COVID-19 di Malang. Di beberapa klaster keluarga seperti di Mergosono dan Bunulrejo, meskipun tidak terjadi pada semua RW. Untuk kita usulkan diterapkan lockdown lokal. Karena rumah sakit rujukan sudah full, saat ini yang reaktif wajib di karantina di tempat isolasi yang berada di Jalan Kawi, jadi tidak ada lagi isolasi mandiri," aku Leonardus.
Penerapan Lockdwon lokal, lanjut Leonardus, diiringi dengan mencukupi kebutuhan masyarakat, seperti bahan-bahan pokok. Bagi warga yang bekerja turut diusulkan untuk menjalani work form home (WFH).
"Dengan di terapkan lockdown, maka kita akan cukupi kebutuhan masyarakat. Sembako dan sebagainya, untuk warga yang bekerja kita usulkan untuk WFH kepada gugus tugas. Mobilisasi masyarakat juga dibatasi dengan hanya yang ber-KTP di wilayah itu," sambung Leonardus.
Disinggung terkait sinyal Pemerintah Kota Malang kembali akan mengizinkan resepsi pernikahan ? Leonardus meminta agar dipikirkan ulang. Sebab, selama operasi gabungan skala besar yang digelar, masih menemukan warga reaktif berdasarkan hasil rapid test.
Dengan begitu, menurut Leonardus kegiatan yang bersifat mengumpulkan massa sangat berpotensi penularan atau penyebaran virus COVID-19. "Belum iya kalau itu (resepsi pernikahan), sampai saat ini belum. Kalaupun iya, harus betul-betul dipikirkan. Karena kita sudah sepakati bersama. Dari setiap patroli skala besar pasti temukan reaktif. Ingat Kota Malang zona merah sekarang yang sebelumnya zona orange," tegas Leonardus.
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kota Malang per 8 Juli 2020, jumlah warga terkonfirmasi COVID-19 mencapai 305 atau bertambah 15 orang dari hari sebelumnya. Rinciannya, meninggal 24 atau bertambah satu, sembuh 78 dan dirawat sebanyak 203.
Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 444, orang dalam risiko (ODR) 3.237, orang tanpa gejala (OTG) 881, dan orang dalam pantauan sebanyak 1.017.