Tim dosen Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat pengukur suhu tubuh dengan pemindai wajah (thermal imaging). Pengembangan alat ini ditujukan untuk membantu dalam mengukur suhu tubuh sebagai bagian upaya mencegah penularan virus Corona (COVID-19) di lingkungan kampus.
Salah seorang tim pengembang thermal imaging, Igi Ardiyanto menjelaskan secara prinsip alat ini digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Namun, ada beberapa fitur tambahan.
"Alat ini akan mengukur emisi termal atau panas yang dipancarkan oleh objek yakni manusia saat posisinya di depan alat. Selain fitur pengukur suhu tubuh, alat juga dilengkapi fitur pendeteksi wajah dan fitur penggunaan masker," kata Igi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan alat yang dikembangkan bersama dengan Addyn Suwastono dan Eka Firmansyah ini, suhu tubuh dapat diketahui tanpa harus bersentuhan secara fisik atau didekatkan dengan objek. Alat ini mampu mendeteksi suhu tubuh dalam jangkauan hingga 2 meter di depan alat.
"Pada umumnya penggunaan thermal scanner harus didekatkan pada wajah objek dalam jarak yang sangat dekat. Sementara itu, masyarakat direkomendasikan untuk menjaga jarak minimal 1 meter untuk mencegah penyebaran COVID-19," jelasnya.
"Nah, dari kondisi itu kami dan tim berusaha membuat inovasi alat pengukur suhu tubuh yang dapat mendeteksi suhu dalam batas aman jaga jarak untuk meminimalkan penularan virus," tambahnya.
Dia menjelaskan, thermal imaging tersusun dari sejumlah komponen yakni termal kamera dan embeded PC, speaker dan gate. Prinsip alat ini yaitu mengukur suhu tubuh berdasar radiasi termal objek, memindai wajah, dan penggunaan masker. Selanjutnya data yang diperoleh akan diproses oleh embeded PC dan hasil akhir berupa suara akan keluar melalui speaker.
"Jadi, nanti luarannya berupa suara. Misalnya, mohon maaf suhu badan Anda melebihi batas normal. Kalau semua kriteria terpenuhi maka keluar suara akses diterima silakan masuk dan gate terbuka," paparnya.