Mensesneg: Kalau Kinerja Menterinya Bagus, Ngapain Di-reshuffle?

Mensesneg: Kalau Kinerja Menterinya Bagus, Ngapain Di-reshuffle?

Tim detikcom - detikNews
Senin, 06 Jul 2020 12:51 WIB
Presiden Joko Widodo menerima Surat Kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Pernuh (LBBP) dari negara sahabat, Senin (13/8/2018).
Mensesneg Pratikno (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan teguran keras Presiden Jokowi hingga mengancam akan melakukan reshuffle kabinet telah direspons positif oleh kementerian/lembaga dengan meningkatkan serapan anggaran hingga eksekusi program. Teguran Jokowi dinilai berdampak signifikan secara positif.

"Tapi dalam waktu yang relatif singkat kita melihat progres yang luar biasa di kementerian/lembaga antara lain bisa dilihat dari serapan anggaran yang meningkat, program-program yang sudah mulai berjalan. Artinya, teguran keras tersebut punya arti yang signifikan. Teguran keras tersebut dilaksanakan secara cepat oleh kabinet," ujar Pratikno, yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/7/2020).

Pratikno menjelaskan progres Kabinet Indonesia Maju menunjukkan tren bagus. Pratikno pun meredam isu reshuffle kabinet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini progres yang bagus. Jadi kalau progresnya bagus, ngapain di-reshuffle? Intinya begitu. Tentunya dengan progres yang bagus ini isu reshuffle tidak relevan sejauh bagus terus. Sekarang sudah bagus dan semoga bagus terus," kata Pratikno.

ADVERTISEMENT

Tonton video 'Pratikno: Progres Kabinet Sudah Bagus, Ngapain Reshuffle':

Pratikno menyebut isu reshuffle sudah tidak relevan. Ia tidak ingin ada gaduh soal isu tersebut.

"Tentu saja kalau bagus terus ya nggak ada isu, nggak relevan lagi reshuffle. Jadi jangan ribut lagi reshuffle karena progres kabinet berjalan dengan bagus. Kita fokus untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan dan permasalahan ekonomi yang menjadi ikutan luar biasa dari pandemi COVID-19," ujar Pratikno.

Jokowi sebelumnya menegur keras jajarannya saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni. Jokowi menyayangkan para pembantunya kurang sense of crisis. Jokowi menuntut para pembantunya bekerja extraordinary di tengah pandemi COVID-19.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," ujar Jokowi di hadapan para menterinya.

Halaman 2 dari 2
(dkp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads