Tiga makam yang berjejer di tengah pertigaan jalan kampung di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta barangkali tak banyak jadi perhatian warga. Namun, warga yang lahir dan puluhan tahun tinggal di tempat itu menceritakan sejarah panjang di balik tiga makam itu.
Makam-makam itu terletak sudut barat laut Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. Jika masuk dari pintu kecil Baluwarti sisi barat, makam tersebut terlihat di pertigaan jalan kampung.
Ada dua pohon kecil yang berada di samping makam, sehingga membuat makam agak tak tampak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom, Jumat (3/7) sore, makam itu tampak sudah menjadi kesatuan dengan lingkungan sekitarnya. Bahkan ada warga yang menjemur kacang di makam itu. Anak-anak pun terlihat akrab dengan makam tersebut. Mereka asyik bermain dan duduk di samping makam.
"Sejak saya lahir katanya itu sudah ada. Saya sendiri juga tidak tahu. Tapi sekarang masih ada warga yang merawat. Tiap malam Jumat kadang masih ada yang menaburi bunga," kata Ketua RW 02 Baluwarti, Gunadi, kepada wartawan sore itu.
Wulastri, warga yang tinggal berseberangan dengan makam, mengungkap makam itu milik tiga bayi yang meninggal karena hanyut di sungai. Ketiganya tidak ditemukan secara berbarengan.
"Dulu kan ini sungai, Jalan Kalilarangan itu sungai. Ketiganya bayi, hanyut di sungai, tapi tidak dalam waktu bersamaan," tuturnya.
Awalnya makam mereka hanya rata dengan tanah, hingga akhirnya ayah Wulastri, Cokrodipuro membangun kijing di atas makam itu pada sekitar tahun 1966. Sedangkan ibunya menanam pohon di samping makam.
"Saya pindah di sini 1959 sudah ada makamnya. Cerita bapak saya, itu sejak 100 tahun lebih," ujar Wulastri.
Tonton video 'Walkot Solo Belum Akan Relokasi Makam Tak Lazim di Pinggir Jalan':