Heri Setiawan, seorang perangkat Desa Dhompo, mengatakan penemuan bermula saat warga melakukan kerja bakti membangun plengsengan irigasi. Saat menggali tanah, warga menemukan banyak bata kuno berukuran besar di dalam air.
Penemuan bata-bata kuno berukuran besar itu tidak membuat warga menghentikan galian. Sehingga semakin banyak bata yang ditemukan, baik yang masih utuh maupun yang sudah terbelah.
"Akhirnya Pak Kades meminta penggalian dihentikan. Kemudian diperiksa ke bawah air, tenyata seperti ada bangunan memanjang. Sampai ujung sana, sekitar 200 meter," kata Heri Setiawan, Jumat (3/7/2020).
Karena menyakini susunan bata tersebut bangunan bernilai sejarah, pembangunan plengsengan sementara dihentikan. Pihak desa kemudian melaporkan temuan itu ke dinas terkait.
Penemunan susunan bata kuno ini menguak sejumlah ironi. Selama bertahun-tahun, warga mengabaikan benda-benda yang ditemukan di lokasi. Bata yang ditemukan dijadikan sebagai pondasi rumah. warga sering menemukan bata berukuran kurang lebih 30 x 20 cm di sekitar lokasi.
"Sudah lama warga menemukan bata besar yang tidak seperti bata saat ini. Ada yang utuh, ada yang sudah pecah. Ya dijadikan pondasi rumah. Memang kan nggak ngerti, dikira bata biasa," tambah Heri.
Selain bata, sejumlah benda antik dan kuno juga beberapa kali ditemukan. "Pernah ada yang menemukan guci, ya dijual ke rongsokan. Sekarang sudah nggak ada yang ambil," imbuhnya.
Saifi (46), salah seorang warga mengutarakan saat ia masih kecil, sering menemukan bata-bata besar. Bata-bata tersebut dipecah kemudian dijadikan mainan.
"Dari saya kecil sudah sering ketemu bata-bata seperti ini. Ya dijadikan mainan," ujarnya sambil memegang bata kuno berukuran besar yang diambil dari saluran irigasi.
Tonton juga video 'Arca Kuno Diduga Sebagai Nisan Kubur Ditemukan Pinrang':
(fat/fat)