KLHK Ciptakan Disinfektan Corona dari Bahan Organik

KLHK Ciptakan Disinfektan Corona dari Bahan Organik

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Rabu, 01 Jul 2020 19:04 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ciptakan disinfektan organik.
Foto: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ciptakan disinfektan organik (Tiara Aliya Azzahra/detikcom).
Jakarta -

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menciptakan Diasep, produk disinfektan yang berbahan baku cuka kayu. Peneliti mengklaim produk ini terbuat dari bahan organik yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

Produk ini bermula dari kekhawatiran peneliti akan kandungan disinfektan di pasaran yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan kulit. Apalagi, di saat pandemi Corona ini, disinfektan seringkali digunakan untuk mensterilisasi berbagai fasilitas umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ciptakan disinfektan organik.Disinfektan organik ciptaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Foto: Tiara Aliya Azzahra/detikcom.

"Pada saat itu WHO mengatakan disinfektan mengandung senyawa logam berat diantaranya alkohol dan asam klorit, momen tersebut bagi kita biasa, tapi mengandung efek kemudian hari, jadi kalau itu diteruskan, setahun kemudian bisa dikenakan kanker kulit," kata Kepala Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian P3HH Adison di Hotel Harris Vertu, Jakarta Pusat, Rabu (1/7/2020).

Adison mengungkapkan disinfektan mengandung 25 persen asam cuka, 1 persen serai sebagai pewangi alami serta 74 persen air. Sehingga, ia menjamin disinfektan ini ramah lingkungan.

ADVERTISEMENT

"Jadi dari jumlah 100 persen cairan itu, 25 persen itu asam, kemudian 1 persen itu adalah sereh, sereh itu Tidak lain sebagai pewangi itu alami sekali kemudian 74 persen adalah air. Sungguh ramah lingkugan," jelasnya.


Produk disinfektan ini berwarna coklat keruh seperti teh dan berbau alami. Adapun, penemuan dan pemanfaatan cuka kayu ini bukanlah hal baru. Sebelumnya, cuka kayu kerap digunakan sebagai pengawet ikan.

"Jadi kami membuat penelitian pada 2006 kami temukan reaktor. Setelah kita lakukan datanglah asam cair. Pada saat itu, formulanya terbatas hanya untuk pengawetan ikan dan sebagainya," jelasnya

Setelah adanya pandemi Corona, peneliti berupaya untuk menemukan khasiat lain dari cuka kayu. Salah satunya adalah membasmi virus dan bakteri.

"Kemudian peneliti kembali mencoba, apakah hanya itu manfaatnya? Jadi ada 17 laboratorium. Jadi kami lakukan penelitian itu bersama profesor. Ternyata manfaatnya luar biasa. Ketika pandemi ini, salah satu turunan asam tersebut membasmi bakteri virus, rabies mungkin anjing kucing itu bisa disemprotkan dan dioleskan," sambungnya.

Halaman 2 dari 2
(aik/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads