Dikritik Habis-habisan, Jadikah Israel Mencaplok Tepi Barat?

Dikritik Habis-habisan, Jadikah Israel Mencaplok Tepi Barat?

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 01 Jul 2020 15:36 WIB
Israel yang ketakutan dengan bom pejuang Palestina membangun tembok perbatasan Yerusalem. Begini kehidupan di tembok perbatasan saat dipotret 3 tahun lalu.
Foto: Tembok pembatas Yerussalem Palestina (Getty Images/Chris McGrath)
Tel Aviv -

Rencana Israel tentang aneksasi kontroversial di Tepi Barat yang didudukinya terus menuai kritik global. Para pengunjuk rasa Palestina pun mulai berkumpul di Gaza.

Pemerintah koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menetapkan 1 Juli sebagai tanggal di mana mereka dapat mulai menerapkan proposal perdamaian Timur Tengah yang dibuat oleh Presiden AS Donald Trump.

Rencana Trump, diluncurkan di Gedung Putih pada bulan Januari lalu. Proposal itu menawarkan jalan bagi Israel untuk mencaplok wilayah dan pemukiman Tepi Barat Yahudi, komunitas yang dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Netanyahu telah menyuarakan dukungan antusias untuk rencana Trump - yang telah ditolak mentah-mentah oleh Palestina - tetapi perdana menteri sayap kanan itu belum mengungkapkan niatnya untuk memberlakukan proposal AS.

Pada jam-jam menjelang kick-off tanggal 1 Juli, suara kritis pejabat Israel yang meningkat, mengindikasikan bahwa pengumuman besar tidak akan segera terjadi.

Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi, saingan politik Netanyahu yang sekarang bertugas di koalisi kanan-tengah, mengatakan kepada radio militer bahwa ia berpikir "tidak mungkin sesuatu akan terjadi hari ini."

"Saya tidak tahu apakah akan ada pernyataan hari ini tentang penerapan kedaulatan. Itu adalah pertanyaan yang harus Anda tanyakan kepada Perdana Menteri Netanyahu," ujarnya.

Tonton video 'PBB Protes Keras Israel Caplok Tepi Barat Palestina':

Penerapan "kedaulatan" adalah istilah yang digunakan secara luas di Israel untuk merujuk pada apa yang masyarakat internasional pandang sebagai aneksasi dan pelanggaran hukum internasional.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan minggu ini bahwa aneksasi harus menunggu sampai krisis Corona telah terkendali.

Gantz akan mengambil alih posisi perdana menteri pada November 2021 berdasarkan ketentuan kesepakatan koalisi.

Netanyahu bertemu Selasa (30/6) dengan Duta Besar AS David Friedman, pendukung setia pemukiman Yahudi Tepi Barat dan aneksasi.

"Saya membahas masalah kedaulatan, yang saat ini sedang kami kerjakan dan akan terus bekerja dalam beberapa hari mendatang," kata Netanyahu setelah pertemuan.

Netanyahu mungkin masih akan terus dengan rencananya, baik pada hari Rabu ini atau di hari-hari mendatang. Tetapi para ahli telah mencatat bahwa ia sangat memperhatikan pemilihan presiden AS dan mungkin masih ingin bertindak tegas sebelum Januari, jika ia khawatir Trump tidak akan memenangkan masa jabatan kedua.

Calon Presiden Partai Demokrat AS, Joe Biden menentang aneksasi sepihak oleh Israel. Sementara pemerintah AS telah menawarkan dukungan diam-diam untuk pencaplokan wilyah itu.

Prancis, Jerman bersama dengan beberapa negara Eropa lainnya dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menentang aneksasi, seperti halnya negara-negara Teluk Arab, yang dengannya Israel terus mengupayakan hubungan yang lebih hangat.

Yordania, salah satu dari dua negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, telah memperingatkan bahwa aneksasi dapat memicu "konflik besar-besaran" dan belum mengesampingkan peninjauan kembali perjanjian damai 1994 dengan negara Yahudi itu.

Sementara itu, para pengunjuk rasa mulai berkumpul di Kota Gaza menjelang demonstrasi yang dijadwalkan pukul 11.00 waktu setempat, sementara demonstrasi di Tepi Barat dijadwalkan akan dimulai pada sore hari.

Palestina telah mengatakan mereka bersedia untuk memperbaharui pembicaraan yang telah lama terhenti dengan Israel - tetapi tidak dengan ketentuan yang diuraikan dalam rencana Trump.

Hamas, yang telah berperang tiga kali dengan Israel sejak 2008, mengatakan bahwa aneksasi Israel di Tepi Barat akan menjadi "deklarasi perang".

Kelompok Islam itu meluncurkan sekitar 20 roket uji dari Gaza ke Laut Mediterania pada hari Rabu (1/7), suatu langkah yang bertujuan untuk mencegah Israel mewujudkan rencana aneksasinya, sumber Hamas mengatakan kepada AFP.

Israel menganeksasi Yerusalem timur setelah Perang Enam Hari pada 1967 dan kemudian Dataran Tinggi Golan di perbatasan Suriah pada 1981. Langkah-langkah itu tidak pernah diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Halaman 2 dari 3
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads