Dalam sehari, ada tujuh warga di Blitar Raya yang terkonfirmasi positif Corona. Tiga di antaranya merupakan ASN.
Yang pertama merupakan warga Kota Blitar yang berstatus sebagai ASN di Pemkab Blitar. Wanita 41 tahun ini merupakan warga Kecamatan Kepanjenkidul.
Sementara enam pasien lainnya merupakan warga Kabupaten Blitar. Terdiri dari dua ASN, dua tenaga kesehatan serta dua warga yang sebelumnya kontak erat dengan pasien positif.
Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Blitar merinci, dari enam pasien positif ini, empat di antaranya pria. Mereka warga Kecamatan Wlingi, Nglegok, Selopuro dan Srengat. Sedangkan dua lainnya merupakan perempuan warga Kecamatan Gandusari dan Binangun.
"Yang warga Babadan Wlingi ini seorang dokter yang merawat pasien COVID-19. Mengalami deman dan di-swab hasilnya positif. Sekarang pasien dirawat di RS Lavallete Malang," kata Jubir Gugus Tugas COVID-19 Pemkab Blitar, Krisna Yekti kepada wartawan, Selasa (30/6/2020).
Tonton video 'Jokowi: Karantina Desa Lebih Efektif dari Karantina Kota':
Sedangkan untuk ASN, lanjutnya, yang pertama yakni wanita (38) dari Gandusari. Riwayat, punya penyakit sesak sudah lama. Lalu pasien kedua yakni pria (57) warga Kecamatan Srengat yang mengikuti rapid test lintas sektoral. Begitu hasilnya reaktif langsung diambil tes swab, dan terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona.
"Untuk tambahan positif ini ada tiga ASN di jajaran Pemkab Blitar. Namun yang satu merupakan warga kota. Karena berdinas di kabupaten, maka penanganan tempatnya berdinas, kami yang melakukan," imbuh Krisna.
Krisna memastikan instansi tempat ASN bekerja harus ditutup sementara selama beberapa hari. Ini disesuaikan dengan sisa waktu ASN melakukan isolasi mandiri di rumah. Jika dikalkulasi, kantor ini akan ditutup sementara selama dua hingga tiga hari, karena ASN bersangkutan sudah melakukan isolasi mandiri terlebih dahulu.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Blitar memastikan, akan melakukan rapid test massal maupun swab secara masif untuk ASN lingkup Pemkab Blitar.
"Kenapa jumlahnya naik signifikan, karena kami juga masif melakukan rapid test massal. Begitu ada yang reaktif langsung kami ambil swab-nya," pungkasnya.