Seorang warga Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Si'in tak menduga dirinya akan dihadiahi sebuah rumah. Pasalnya janda berusia 87 tahun ini sudah lebih dari setengah abad tinggal di gubuk reyot, tanpa listrik dan air bersih.
Inisiatif pemberian rumah itu datang dari jajaran Polres Lombok Barat yang iba melihat kondisi Nenek Si'in di usia senjanya. Maka tercetus niatan untuk menghadiahi Nenek Si'in tempat tinggal layak huni.
"Berawal dari program pendistribusian beras bantuan Polri kepada masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 yang distribusikan oleh bhabinkamtibmas Desa Lembar Selatan, Bripka Suhaemi bersama babinsa setempat, Sertu Markinun kepada masyarakat. Ditemukanlah salah seorang warga atas nama Inaq (panggilan untuk wanita tua di Lombok-red) Si'in yang tinggal di rumah yang tidak layak huni, di mana rumah yang ditempati berupa sebuah bangunan sederhana tanpa fasilitas listrik dan air bersih," kata Kapolda NTB, Irjen Mohammad Iqbal, dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iqbal mengatakan Bripka Suhaemi langsung melapor ke atasannya, hingga kondisi Nenek Si'in terdengar oleh Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus S Wibowo. Akhirnya jajaran polres mengumpulkan uang lewat program 'Seribu Rupiah' selama tiga bulan untuk menyulap gubuk reyot Nenek Si'in menjadi rumah layak huni.
"Dari hasil penelusuran bhabinkamtibmas diketahui bahwa Inaq Si'in adalah seorang janda yang mempunyai dua orang anak. Sejak1955 Inaq Si'in tinggal di rumah tersebut bersama kedua orang anaknya. Dan sekitar 1985, kedua orang anaknnya berkeluarga dan menetap di Gili Asahan, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Semenjak itu Inaq Si'in tinggal sendiri di rumah tersebut," ujar Iqbal.
![]() |
Iqbal menuturkan Nenek Si'in bertahan hidup dari bantuan para tetangganya. Terkadang, lanjut Iqbal, kedua anaknya mengirimkan uang kepada dia.
"Untuk biaya hidup terkadang dikirimkan oleh kedua anaknya, tetapi lebih sering mendapatkan uluran tangan para tetangganya. Inaq Si'in sehari-harinya tidak memiliki pekerjaan. Untuk biaya hidup saja kekurangan, apalagi untuk memperbaiki rumah," ucap Iqbal.
Iqbal kemudian menerangkan seluruh personel Polres Lombok Barat kemudian menyisihkan uang Rp 1.000 dan maksimal Rp 2.000 tiap upacara pagi. Uang yang terkumpul menjadi modal untuk membeli bahan bangunan.
"Program 'Seribu Rupiah' adalah program di mana pada setiap pelaksanaan apel pagi dikumpulkan sumbangan secara sukarela dari seluruh personel, dengan ketentuan maksimal sumbangan sebanyak Rp 2.000. Program ini sebenarnya sudah berjalan semenjak 2017. Uang yang terkumpul diarahkan untuk bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan," jelas Iqbal.
![]() |
Iqbal melanjutkan, program 'Seribu Rupiah' yang dilaksanakan selama tiga bulan terakhir berhasil menghimpun dana sebanyak hampir Rp 21,5 juta. Iqbal menambahkan, program ini akhirnya mengetuk hati warga lainnya serta bupati setempat untuk berderma.
"Desain atau gambar rumah dikerjakan Paurminpers I Bagian Sumda, Aipda iztihar, sementara kepala pekerja bangunannya Babinsa Desa Dasan Geres Pelda Supardi. Pembangunan dikerjakan secara bersama-sama oleh personel TNI-Polri dan dibantu para tetangga Inaq Si'in," tutur Iqbal.
Rumah tersebut dibangun sejak 6 hingga 25 Juni kemarin. Iqbal menerangkan prosesi serah terima rumah dipimpin langsung oleh dirinya.
"Rumah tersebut sederhana, tapi jauh sangat layak huni dibanding kondisi sebelumnya. Saya mengapresiasi apa yang sudah diinisiasi oleh Polres Lombok Barat, bantuan dari rekan-rekan TNI dan warga yang sangat tulus dan ikhlas. Semangat berbagi, membantu sesama yang membutuhkan harus semakin digelorakan," pungkas Iqbal.