Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Kampung Tangguh di Kabupaten Malang. Kunjungannya ini untuk meninjau persiapan menjelang penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Malang Raya.
Kampung Tangguh yang dikunjungi yaitu Kampung Cempluk yang berada di Jalan Dieng Atas Sumberejo Kalisongo Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Khofifah mengapresiasi terbentuknya kampung tangguh ini.
Khofifah menyampaikan kampung tangguh adalah bentuk kesiapsiagaan dan kemandirian menghadapi bencana alam maupun non alam. Termasuk yang saat ini terjadi yakni pandemi COVID-19.
"Kami ingin mendapat detail plan, bagaimana pola ini dapat diterapkan di Jawa Timur. Utamanya, di Surabaya Raya yang saat ini tengah melaksanakan PSBB tahap dua," kata Khofifah di Malang, Sabtu (16/5/2020).
Kampung Cempluk ini adalah salah satu kampung tangguh yang menjadi inisiatif dan partisipatif warga kampung berbasis RW. Awalnya, kampung ini diinisiasi oleh Universitas Brawijaya, TNI-Polri, dan Pemkab Malang.
Sehingga, kampung ini memiliki kesiapsiagaan dan kemandirian yang komprehensif dalam menghadapi bencana baik alam maupun nonalam seperti pandemi COVID-19.
Khofifah memaparkan menjelang pemberlakuan PSBB besok, Kampung Cempluk telah memiliki beberapa inovasi penanganan COVID-19 yang terangkum dalam tujuh ketangguhan. Dengan rincian kecukupan logistik, SDM, tangguh kesehatan, tangguh informasi, keamanan dan ketertiban, tangguh budaya, psikologi.
Di sisi ketangguhan logistik, Kampung Cempluk menyediakan lumbung pangan yang akan membantu mencukupi kebutuhan logistik untuk 1.560 warga yang terbagi dalam 400 KK.
Selain itu, warga sekitar juga mendapat sosialisasi untuk sadar dan waspada menghadapi COVID-19. Termasuk menyediakan thermal gun, tertib pemakaian masker, hingga menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
Atas semua inisiatif yang dilakukan Kampung Cempluk, Khofifah mengharapkan ini mampu menjadi salah satu role model kampung yang komprehensif dalam menghadapi bencana non alam yang saat ini terjadi di Jawa Timur. Apalagi, ini merupakan perwujudan sinergi pentahelix, kerjasama antara masyarakat, pemerintah, pengusaha, media dan perguruan tinggi.
Khofifah memaparkan point ketangguhan psikologi yang ada di Kampung Cempluk perlu diadaptasi di seluruh wilayah Jawa Timur. Menurutnya ini penting, untuk dapat mengurai beban psikologi masyarakat, utamanya para ibu yang harus mampu memastikan ketahanan keluarganya terjaga di masa pandemi COVID-19.
"Pojok curhatnya penting, ini perlu untuk dikanalisasi, yang dapat diterapkan di wilayah Jawa Timur,"ucapnya.
Khofifah menambahkan, peran aktif dan gotong royong warga di Kampung Cempluk dalam diharapkan mampu mengedukasi warga lainnya. Sehingga, tidak akan muncul stigma negatif atau bahkan penolakan bagi warga yang terjangkit COVID-19, tenaga kesehatan yang pulang dari tugas merawat pasien dan jenazah yang terkonfirmasi positif.
"Satgasnya telah melakukan antisipasi luar biasa, partisipasi, inisiasi dan solidaritas diantara warganya juga luar biasa, terimakasih untuk seluruh warga di Kampung Cempluk," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Malang M Sanusi mengatakan menjelang berlakunya PSBB di Malang Raya, Kabupaten Malang telah membentuk kampung tangguh sejumlah 200 desa dengan 500 kampung.
"Jadi dengan kampung-kampung ini diharapkan nanti penyebaran COVID-19 tidak bergerak, agar daerah yang hijau tidak menjadi merah, dan yang merah tidak berkembang lagi, dan diupayakan menjadi biru," kata Sanusi.
Sedangkan LPMD Desa Kalisongo sekaligus ketua satgas COVUD-19 Kampung Cempluk Heru Iswanto mengatakan,l sosialisasi terkait ketangguhan Kampung Cempluk ini telah dilakukan dengan selalu menjaga protokol kesehatan.
"Sosialisasi dan edukasi yang dilakukan di kampung ini dilakukan via live zoom dan WA grup untuk menghindari kerumunan dan tetap menjaga physical distancing," pungkas Heru.