Petugas telah mengevakuasi sekitar 40 warga dari area longsor di Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), lantaran tanah di lokasi masih kerap mengalami pergeseran alias bergerak. Tapi sejumlah warga setempat lainnya justru disebut nekat bertahan di rumah masing-masing.
"Untuk warga yang di sana, masih ada yang berkeras untuk bertahan, tidak mau tinggalkan rumahnya, itu yang susah," ujar Koordinator Basarnas Palopo Azwar kepada detikcom, Sabtu (27/6/2020) malam.
Dia menyebut para warga nekat bertahan lantaran khawatir dengan keamanan harta benda mereka. Petugas pun tidak dapat berbuat banyak terkait kondisi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diperkirakan itu masih ada 20 lebihlah, masih ada warga bertahan. Karena dia kan, ibaratnya harta bendanya masih ada di dalam rumah, makanya tidak mau tinggalkan," katanya.
Bukan hanya warga, lanjut Azwar, sejumlah sopir dari 30 unit mobil yang terjebak di antara titik longsor, yakni di kilometer 24 dan kilometer 21, juga kebanyakan masih bertahan di kendaraan mereka. Para sopir memilih di mobil mereka yang terjebak dibanding mengamankan diri di posko pengungsian dekat lokasi longsor.
"Sopirnya kan tidak mau tinggalkan kendaraannya. Itu sebenarnya ya namanya manusia juga, namanya harta benda juga, dia tidak mau tinggalkan, kita mau apa lagi petugas," terang Azwar.
Padahal, kata Azwar, kondisi tanah di titik longsor dan sekitarnya terbilang masih sangat rawan. Setelah longsor kemarin hingga hari ini, tanah di lokasi terus mengalami pergeseran.
"Itu betul sekali itu, dia mulai tadi malam itu masih goyang sampai tadi siang. Itu masih rawan sekali di sana, goyang itu maksudnya dia masih bergetar tanah di sana," ucap Azwar.
"Sedikit-sedikit kayak gempa begitu, sedikit-sedikit goyang, serasa bergeser. Nah, itu yang dikhawatirkan jangan sampai ada longsor susulan, makanya diimbau semua untuk ditarik (dievakuasi) turun," sambung Azwar.
(elz/ear)