Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin mengungkapkan saat ini dunia sedang mengalami masa-masa yang sulit imbas pandemi COVID-19 yang tak kunjung usai. Sehingga, beradaptasi pada kehidupan baru selama pandemi ini menjadi salah satu cara untuk membangkitkan kembali pertumbuhan ekonomi ini.
"Artinya jika masyarakat disiplin selama normal baru diterapkan, dan mampu menekan angka COVID-19, maka kurva pertumbuhan ekonomi pun bakal tumbuh baik bagi Indonesia," ujarnya dalam Webinar Pemanfaatan TIK Bagi Kelompok Rentan dalam Sosialisasi Normal Baru, Sabtu, (27/6/2020).
Nurul mengatakan per 2 Juni 2020 kemarin jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia mencapai 3,05 juta jiwa. Sementara jumlah pendaftar kartu Pra-Kerja berdasarkan data Kemenko Perekonomian menyentuh angka 10,9 juta pendaftar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu ini harus menjadi perhatian bersama agar Indonesia dapat mengontrol virus ini, sehingga dapat memulihkan kembali sektor-sektor ekonomi lainnya. Dan tentunya ini juga membutuhkan kedisiplinan masing-masing dari kita dalam menerapkan protokol kesehatan selama New Normal," ungkapnya.
Selain itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menyampaikan pesan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebut bahwa Indonesia beruntung memiliki domestic market yang menahan ekonomi Indonesia tidak merosot tajam. Namun, dirinya tetap mengimbau masyarakat harus tetap waspada dalam mengontrol penyebaran virus ini.
"Jangan sampai pandemi ini menjalar lebih jauh, sehingga kita memiliki pandemi PHK. New Normal membutuhkan kerja sama erat, kesiapan serta kedisiplinan masyarakat," tuturnya.
"Kita harus selalu waspada dengan mengikut protokol, agar berhasil mengontrol penyebaran virus, yang pada akhirnya dapat menyelamatkan jiwa," pungkasnya.
(prf/ega)