Kisah Sabarnya Nenek 80 Tahun Penjual Kincir Angin di Klaten

Kisah Sabarnya Nenek 80 Tahun Penjual Kincir Angin di Klaten

Achmad Syauqi - detikNews
Jumat, 26 Jun 2020 15:06 WIB
Siti Rokhimah berjualan kincir angin di jalan Pramuka, Klaten, Jumat (26/6/2020).
Nenek Siti Rokhimah berjualan kincir angin di Jalan Pramuka, Klaten, Jumat (26/6/2020). (Foto: Achmad Syauqi/detikcom)
Klaten -

Usianya yang telah menginjak 80 tahun tak menyurutkan semangat Siti Rokhimah untuk berjualan mainan kincir angin di taman Kota Klaten. Siti tetap setia dan sabar menekuni usahanya itu di tengah gempuran mainan modern.

"Payu mboten payu tetep sabar. Modalnya nggih ming sabar Mas (Laku atau tidak laku, tetap sabar. Modalnya memang harus sabar)," kata Siti saat ditemui detikcom di taman kota depan asrama Polres Klaten, jalan Pramuka, Klaten Tengah, Jumat (26/6/2020).

Pantauan detikcom siang ini, Siti berjualan tanpa alas. Dia duduk di bawah pohon di sela taman yang berupa tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belasan kincir angin berbentuk bunga matahari berbahan galah bambu dan plastik ditancapkan di tanah agar berputar. Sepintas mirip tanaman dengan bunga warna merah bagi pengguna jalan yang melihatnya.

Siti mengatakan berjualan mainan kincir angin dan balon sejak 3 tahun terakhir. Sebelumnya, ia berjualan di kereta tapi sekarang dilarang.

ADVERTISEMENT

"Dulu jualan di kereta dan stasiun tapi sekarang tidak boleh. Dulu lagi sebelum ini saya jualan lain, tapi bangkrut," lanjut Siti.

Siti Rokhimah berjualan kincir angin di jalan Pramuka, Klaten, Jumat (26/6/2020).Siti Rokhimah berjualan kincir angin di jalan Pramuka, Klaten, Jumat (26/6/2020). Foto: Achmad Syauqi/detikcom

Menurut Siti, setelah tidak boleh berjualan di kereta dirinya berjualan di kota. Kadang di alun-alun tapi lebih sering di depan Polsek Kota untuk mengenang masa lalunya.

"Jualan di sini boleh sama pak polisi. Bhayangkari juga boleh wong saya dulu juga Bhayangkari sebelum cerai dengan suami," ungkap Siti.

Siti mengaku berjualan mainan untuk mencukupi kebutuhan hidup dan agar tidak bergantung pada orang lain. Selama tinggal di Desa Gumulan, Kecamatan Klaten Tengah, ia ikut keponakannya.

"Saya ikut ponakan. Anak saya dua, tapi di Ujung Pandang semua dan pernah di sana tapi tidak betah," jelas Siti.

Meskipun dapat bantuan dari pemerintah, imbuh Siti, dirinya akan tetap berjualan. Pernah dapat bantuan sembako beberapa kali dan beberapa bulan ini dapat bantuan BLT uang Rp 600 ribu.

"Ini dapat bantuan uang Rp 600 ribu dari pemerintah. Tapi saya tetap berjualan, kalau hujan berteduh," ujarnya.

Siti menjual kincir angin produksi tetangganya. Satu kincir angin ia jual Rp 5.000. Dalam sehari kadang kincir angin jualannya laku dan kadang tidak.

"Insyaallah ada yang laku. Sebab tidak mahal dan anak-anak juga masih suka," pungkas Siti.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads