Masih ada jemaah Masjid Nurul Islam di Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, yang menunaikan salat Jumat di jalan. Kepala Masjid Nurul Islam Harijanto menegaskan salat di jalan tidak lah sah.
"Bahkan, menurut informasi yang ada, gelombang pertama itu sudah meluap sampai jalan, di jalan sana. Itu kan tidak sah. Kita ada jeda 15 meter dari masjid, di jalan raya itu dipakai untuk salat Jumat," kata Harijanto kepada detikcom, Jumat (26/6/2020). Harijanto mengungkapkan informasi yang diterima pengelola masjid bahwa ada jemaah salat Jumat gelombang pertama pada pekan sebelumnya yang salat di jalan.
Para Jemaah yang salat di luar masjid, kata Harijanto, mengikuti salat Jumat melalui speaker masjid. Dia menyebut pihak masjid sudah menerangkan bahwa salat di jalan tidak lah sah, namun masih ada jemaah yang salat di jalan.
"Imamnya ngikutin sini, pakai itu loudspeaker di sini, speaker-nya kan di luar," sebut Harijanto.
"Masjid sini tapi dia makmumnya di jalan samping ini. Di jalan samping masjid ini. Nah itu kan nggak boleh. Walaupun saya sudah umumkan juga bahwa salat di jalan itu tidak sah," sambungnya.
Harijanto menjelaskan, sejak pekan pertama penyelenggaraan salat Jumat pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi banyak warga yang salat di jalan. Informasi itu diterima pengelola masjid dari ibu-ibu.
"Setiap penyelenggaraan salat Jumat itu begitu. Jadi mereka salatnya di jalan. Yang tahu tuh ibu-ibu (sekitar) kita yang panitia nggak ngerti, ibu-ibu yang laporan," terangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya diberitakan, Masjid Nurul Islam telah melaksanakan salat Jumat secara 2 gelombang selama PSBB Transisi. Pengelola menjelaskan pertimbangan menggelar salat Jumat dua gelombang di masa PSBB transisi.
"Tapi kami sudah memperkirakan. Karena dengan jarak sekian, pasti akan dua kali. Karena kok (kalau) nggak dua kali, mereka ini larinya ke mana. Karena di sini itu termasuk permukiman padat. Jadi masjid ini berdiri di tengah-tengah permukiman padat sehingga mereka gimana kalau seandainya dilaksanakan sekali tapi kita (harus) atur pelaksanaannya jaga jarak. Itu akan menyulitkan jemaah," kata Harijanto pada Jumat (19/6).