Hindari Kejaran Anak Buah John Kei, Adik Nus Kei Sembunyi di Warung

Hindari Kejaran Anak Buah John Kei, Adik Nus Kei Sembunyi di Warung

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 25 Jun 2020 15:46 WIB
Angki Rumatora
Frangky Rumatora alias Angki (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta -

Frangky Rumatora alias Angki menjadi salah satu korban selamat dalam peristiwa pembacokan oleh kelompok John Kei di Duri Kosambi, Jakarta Barat. Angki sempat bersembunyi di warung warga untuk menghindari pengejaran anak buah John Kei.

"Saya masuk dan selamatkan diri, masuk ke rumah warga, saya lompat ke jendela belakang," kata Angki dalam wawancara eksklusif dengan detikcom di Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Angki berlari mencari tempat untuk bersembunyi. Sampai akhirnya ia melihat sebuah warung kecil dan bersembunyi di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pas di depannya itu, di sebelah jalan itu seperti warung kecil itu, sempat diusir juga oleh warga karena mereka takut, kan," kata Angki.

Pemilik warung sempat mengusirnya karena mereka pun dalam kondisi ketakutan. Namun Angki tidak mau keluar hingga akhirnya ia memutuskan lompat lewat jendela.

ADVERTISEMENT

"Diusir, tapi saya tidak mau keluar karena saya sempat bilang sama mereka, 'Kalau saya keluar, saya mati'. Nah, saya ke dapur dan lompat lewat jendela belakang," ujarnya.

Ia kemudian berjalan mencari jalan keluar. Angki pun mencari tahu kepada warga apakah para pelaku masih ada.

"Saya lari, saya cari jalan sendiri. Saya tanya-tanya warga saya bilang, 'Masih ada mereka?'. Mereka bilang, 'Masih ada, sampai ada korban juga'. Padahal mereka lihatnya saya korbannya yang punya darah di situ kan, itu darah sudah berceceran," tuturnya.

Peristiwa berdarah itu terjadi pada Minggu (21/6) siang. Saat itu Angki berboncengan motor dengan pamannya, Yustus Corwing Rahakbau alias Erwin.

Saat itu para pelaku sudah berjejer di pinggir jalan sambil menenteng samurai. Tiba-tiba dua pelaku mengayunkan samurai ke arah Angki dan Erwin.

Tonton video '1 Anak Buah John Kei Serahkan Diri ke Polisi':

Beruntung, saat itu Angki mengenakan helm sehingga kepalanya terlindungi dari bacokan samurai. Para pelaku membacok Angki bertubi-tubi hingga akhirnya Erwin melompat dari atas motor.

"Dia coba bacok lagi, saya coba tahan dan Paman Erwin sudah lompat dan saya sempat teriak, 'Paman, lari sudah'," ujarnya.

Angki terluka saat itu. Darah berceceran di jalanan. Angki melakukan perlawanan. Ia menendang pelaku, tapi sayang pelaku bersenjata sehingga ia tidak bisa menahan serangan para pelaku.

Ia juga melihat beberapa pelaku lainnya sudah berdiri di seberang jalan sambil memegang parang dan samurai. Dalam situasi terdesak, Angki pun lari dan terpisah dengan Erwin. Angki kemudian bersembunyi di rumah salah satu warga. Setelah itu, Angki menghubungi Nus melalui ponsel keponakannya, Tio. Ia menyampaikan dirinya dan Erwin diserang.

"(Bersembunyi) sekitar 20 menitlah, baru saya telepon keponakan saya, Tio," katanya.

Angki mengabari dirinya diserang di Jalan Kresek Raya, Duri Kosambi, Jakarta Barat. Tidak lama Nus Kei datang ke lokasi dan hanya mendapati Erwin yang sudah dalam keadaan bersimbah darah. Nus Kei lalu membawa Erwin ke rumah sakit. Dalam perjalanan ke rumah sakit, Nus Kei mendapat kabar bahwa rumahnya diserang. Ia pun bergegas pulang ke rumahnya.

Dalam kasus ini, polisi telah mengamankan 30 orang lebih, termasuk John Kei. John Kei disebut telah merencanakan penyerangan untuk membunuh Nus Kei. Permasalahan ini dipicu pembagian uang hasil penjualan tanah di Ambon. John Kei merasa dikhianati oleh pamannya, Nus Kei. Nus Kei mengaku persoalan itu sudah selesai.

Halaman 2 dari 2
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads