Brasil mencatat 42.725 kasus baru infeksi virus Corona dalam sehari di saat muncul dorongan untuk mencabut lockdown (penguncian) untuk mengendalikan penyebaran virus. Para ahli memperingatkan bahwa mencabut lockdown adalah keputusan yang terlalu cepat.
Seperti dilansir AFP, Kamis (25/6/2020) Brasil, yang memiliki angka kematian tertinggi akibat Corona di bawah Amerika Serikat, juga melaporkan 1.185 kematian dalam waktu 24 jam terakhir. Angka ini menjadikan total korban jiwa akibat Corona di Brasil kini menjadi 53.830 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan angka kasus Corona ini merupakan yang tertinggi kedua dalam catatan harian di Brasil sejak awal pandemi. Namun, para pejabat berdalih catatan - 54.771 kasus, pada 19 Juni - disebabkan oleh kemacetan sistem yang menyebabkan kurangnya pelaporan untuk hari-hari sebelumnya.
Brasil sekarang memiliki hampir 1,2 juta kasus infeksi Corona. Para ahli mengatakan pengujian di negara berpenduduk 212 juta orang itu masih kurang dibandingkan angka sesungguhnya di lapangan.
Tonton video 'Blunder Longgarkan Lockdown, Brasil Miliki 1,1 Juta Kasus Corona':
Kepala organisasi penyakit menular Pan American Health Organization, Marcos Espinal, mendesak Brasil Rabu (24/6) untuk melakukan lebih banyak tes.
Kementerian kesehatan kemudian mengatakan akan mulai menguji 100 persen dari kasus yang diduga mengalami gejala ringan.
Meskipun lonjakan kasus Corona dan kematian terus berlangsung, banyak negara bagian di Brasil yang terus mendesak untuk membuka kembali kegiatan ekonominya, setelah berbulan-bulan warga diperintahkan untuk di rumah saja guna mengendalikan penyebaran virus tersebut.
Tetapi banyak ahli memperingatkan rencana itu terlalu dini. "Kita mengirim orang ke rumah jagal," kata Domingos Alves, seorang profesor kedokteran di Universitas Sao Paulo dan anggota komite ilmiah yang memantau krisis, COVID-19 Brasil.
"Kurva di Brasil masih naik tajam. Kita masih di gelombang pertama," lanjutnya.
Brasil telah berjuang menetapkan strategi untuk menghadapi pandemi. Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang terkenal karena membandingkan virus itu dengan "flu ringan," telah berselisih dengan otoritas negara-negara bagian atas seruan tinggal di rumah.
Pemimpin sayap kanan itu berpendapat dampak ekonomi dari tindakan seperti itu risikonya lebih buruk daripada virus itu sendiri.
Namun belakangan ini, kota-kota seperti Sao Paulo dan Rio de Janeiro, yang paling terpukul di Brasil, mulai secara bertahap mencabut langkah-langkah darurat Corona, meskipun jumlah infeksi dan kematian karena Corona masih meningkat tajam.