Video Kepala Biro Humas dan Protokoler Pemprov Sulawesi Tengah (Sulteng), Haris Kariming, yang mendatangi rumah Bendahara Partai Gerindra Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sulteng, Ivan Abdillah Sijaya, ramai beredar. Bahkan pejabat pemprov itu mengajak bendahara Gerindra baku bunuh. Bagaimana penjelasannya?
Video itu berdurasi 2 menit 45 detik itu. Peristiwa tersebut terjadi Jumat (19/6) sekitar pukul 11.00 Wita, terlihat Haris awalnya menekan bel rumah Ivan. Haris sempat memberi hormat kepada seorang perempuan yang membukakan pintu rumah.
Setelah itu Haris berbicara secara lantang. Dia mengaku sudah menerima pesan WhatsApp (WA) berupa ancaman pembunuhan. Dia lalu meminta Ivan keluar dari rumahnya. Dia bahkan sempat mengangkat bajunya setengah badan. Di situ Haris mengajak Ivan untuk saling bunuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pak Ivan sudah ancam saya, mau bunuh saya, Pak Ivan sudah WA saya,kasih keluar Ivan, kalau dia laki-laki kasih keluar baku bunuh (saling bunuh) kita sekarang, kasih tahu Ivan jangan ancam-ancam saya di WA. Saya sekarang datang ke mari. Jangan ancam mau tembak saya, saya sudah pake kebal dengan peluru," kata Haris dalam video tersebut.
Peristiwa ini pun berujung laporan kepolisian. Ivan melaporkan ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh Haris ke polisi, pada Minggu (19/6).
"Atas kasus tersebut, saya sudah melaporkan secara resmi di Polda Sulteng dengan surat tanda terima laporan polisi Nomor:STTLP/162/VI/2020/SPKT/Polda Sulteng," ungkap Ivan Abdillah Sijaya kepada detikcom pada Selasa (23/6/2020) malam.
Tonton video 'Pejabat Pemprov Sulteng Datangi Rumah Bendum Gerindra, Ajak Saling Bunuh':
Kuasa hukum Ivan, Muslim Mamulai mengatakan peristiwa labrak itu dipicu karena persoalan rapid test. Muslim menyebut keduanya merupakan teman baik.
"Dari informasi yang kami terima dari klien Ivan bahwa sebenarnya antara pelapor dan terlapor adalah teman baik, yang mana kejadian ini hanyalah persoalan pembicaran rapid test. Rapid test yang gratis dan tidak gratis," kata Muslim kepada detikcom pada Rabu (24/6/2020).
Muslim mengatakan Ivan awalnya merasa tersinggung oleh perkataan Haris yang menyampaikan bahwa kalau seorang pengusaha tidak usah mencari rapid test gratis.
"Jadi unggahan tersebut dilakukan dengan tujuan memperlihatkan bahwa saudara Ivan melakukan rapid test tidak dengan mencari yang gratis. Hal itu dikarenakan juga bahwa sebelumnya terlapor menyinggung bahwa saudara Ivan melakukan rapid test dengan mencari yang gratis," ucap Muslim.
Muslim mengatakan Ivan selanjutnya melakukan rapid test di sebuah klinik kesehatan dengan biaya yang sudah ditentukan. Ivan lalu mengunggah foto hasil rapid test tersebut ke sebuah grup 'Midnight'. Hal itu dilakukan untuk membuktikan bahwa Ivan bisa rapid test berbayar bukan gratis. Dari situ lah Haris tiba-tiba datang ke rumah Ivan.
DPP Gerindra pun angkat bicara terkait ancaman yang dilakukan oleh pejabat Pemprov Sulteng itu. Juru Bicara Gerindra, Habiburokhman menyebut ancaman itu cara preman. Gerindra akan memeriksa apa sebenarnya yang menjadi permasalahan.
"Kita akan check dahulu seperti apa masalahnya. Kalau benar Pak Ivan diancam maka kami sarankan beliau untuk membuat laporan ke polisi. Setelah itu baru kami akan berkoordinasi dengan Polri agar laporan tersebut bisa diproses sesuai dengan hukum yang berlaku," ujar Juru Bicara Gerindra, Habiburokhman saat dihubungi Rabu (24/6/2020).
"Ancaman pembunuhan itu cara-cara preman yang nggak boleh digunakan. Kemarin setelah kaus John Kei Kapolri sendiri sudah bilang negara jangan kalah dari preman. Lah ini aparat negara jangan malah pakai cara-cara preman," lanjut Habiburokhman.