Pembukaan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) di Jakarta ramai dikritik karena menimbulkan kerumunan, serta menghiraukan jaga jarak. Pemprov DKI mengatakan semua kritikan jadi bahan yang dibahas dalam rapat evaluasi.
"Iya itu bagian dari masukan yang untuk dibahas, kritikan dan sebagainya kan hal yang baik, respon masyarakat, saran dan masukan dari masyarakat itu bagian dari input yang nantinya juga ikut bagian yang dibahas," kata Kasatpol PP DKI Jakarta, Arifin kepada wartawan, Selasa (23/6/2020).
Arifin mengatakan kajian evaluasi CFD tengah terus digodok Pemprov DKI. Menurutnya, mulai aktivitas masyarakat di lokasi CFD hingga keputusan dilanjutkan atau tidak CFD merupakan bagian pembahasan dalam evaluasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak faktor yang dikaji ya, semua dinas kan juga memberikan evaluasi yang berkaitan dengan aktivitas warga di sana, juga kan banyak yang harus dievaluasi dari berbagai SKPD," katanya.
"Semua dibahas apakah perlu dilanjutkan atau tidak dilanjutkan. Kalau dilanjutkan apa yang harus dibenahi," sambungnya.
Dia belum bisa memastikan apakah CFD akan tetap digelar atau tidak pada akhir pekan ini. Dia meminta untuk menunggu keputusan final yang akan secepatnya disampaikan.
"Saya nggak bisa bilang itu digelar atau tidak digelar. Saya nggak mau berandai-andai, nanti kalau ternyata nggak digelar gimana? gitu. Tunggu aja dulu nanti ada yang kompeten untuk menyampaikan itu," katanya.
Diberitakan sebelumnya, kerumunan warga yang tumpah ruah dalam pergelaran hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) di Sudirman-Thamrin, Jakarta, pada Minggu, 21 Juni 2020, panen kritik sejumlah kalangan. Desakan agar Gubernur Anies Baswedan mengevaluasi CFD pun menguat.
Awalnnya, suasana car free day CFD di Bundaran HI dan Sudirman-Thamrin pada Minggu (21/6) pagi terlihat ramai. Pertama kali CFD kembali dibuka, warga tumpah ruah ikut dalam CFD, baik untuk berolahraga, berlari, maupun bersepeda.
Meski sudah diberi pembatas antara pesepeda dan pelari, ada saja warga yang menyerobot ke luar jalur. Lebih lanjut, masih banyak masyarakat yang melanggar aturan protokol kesehatan, dari tidak memakai masker hingga membawa anak berusia di bawah 9 tahun.