Haruskah Semua Orang di Keramaian Jalani Rapid Test? Ini Penjelasan dr Reisa

Haruskah Semua Orang di Keramaian Jalani Rapid Test? Ini Penjelasan dr Reisa

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 20 Jun 2020 17:11 WIB
dr Reisa Broto Asmoro
Anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro (Foto: dok. BNPB)
Jakarta -

Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro memberi penjelasan soal pentingnya rapid test terkait virus Corona. Reisa mengatakan rapid test penting dilakukan di lokasi yang ditemukan kasus positif Corona.

"Apakah semua orang di semua tempat ramai atau kerumunan harus menjalani rapid test? Hal ini hanya dilakukan apabila memang diperlukan. Jadi apabila lokasi tersebut diduga berkaitan dengan ditemukannya kasus positif, tes masif dilakukan berdasarkan penyelidikan epidemiologi," kata Reisa dalam jumpa pers yang disiarkan langsung kanal YouTube BNPB, Sabtu (20/6/2020).

Reisa menjelaskan rapid test sering dilakukan di tempat-tempat keramaian. Rapid test dilakukan untuk meminimalkan orang-orang tanpa gejala yang bepergian di tempat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rapid test secara massal sering dilakukan di beberapa tempat keramaian, seperti pabrik, pasar, atau kantor dengan tujuan menapis atau screening. Dan ini meminimalkan orang yang membawa virus tapi tidak sakit, dan kemudian bepergian secara bebas. Orang ini tentu akan membahayakan anggota masyarakat lainnya, terutama bagi yang rentan, seperti orang tua atau lainnya dan mereka yang memiliki penyakit penyerta," ujarnya.

"Ini berarti rapid test membantu kita menemukan orang yang harus dirawat agar segera sembuh dan tidak malah menimbulkan komplikasi, dan membantu mengetahui jumlah orang yang membawa virus tapi tetap sehat. Mereka harus melindungi orang lain. Jangan sampai, kalau tidak ditanggulangi, menulari orang lain. Orang seperti ini bisa diisolasi mandiri di rumah atau fasilitas lain," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Reisa menjelaskan ada dua jenis rapid test, yaitu yang mengetes antibodi atau mengetes antigen seseorang. Cara pemeriksaan rapid test bisa dilakukan dengan sampel darah atau dengan swab test.

"Sampel darah diambil dengan tusuk jarum di bagian jari, dan cara pemeriksaannya dilakukan dengan mengambil spesimen yang ada di darah tersebut, kemudian dilakukan pemeriksaan. Kemudian swab test, pengambilannya adalah dengan mengambil spesimen melalui hidung dengan juga tenggorokan," jelas Reisa.

Reisa mengatakan alat rapid test telah didistribusikan secara luas ke seluruh Indonesia untuk melakukan deteksi dini orang-orang yang berisiko tinggi tertular COVID-19. Sementara itu, pemeriksaan terkait Corona juga bisa dengan pemeriksaan berbasis laboratorium atau polymerase chain reaction (PCR) untuk melihat materi genetik virus tersebut.

Lebih lanjut Reisa mengatakan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penangan COVID-19 telah mengingatkan tidak semua orang perlu menjalani rapid test. Reisa pun menjelaskan alasan rapid test perlu dilakukan.

"Pertama, meski sudah banyak, mesin PCR kita tetap terbatas. Jadi tidak mungkin dan tidak direkomendasikan seluruh penduduk di Indonesia ini dilakukan uji swab dengan mesin PCR. Kedua, untuk mengetahui prevalensi, yaitu sebagai basis data epidemiologi seberapa banyak sih orang di Indonesia ini yang telah dan sedang terkena COVID-19," tutur Reisa.

"Ketiga, menekan biaya sistem kesehatan. Rapid test dengan hasil yang positiflah yang akan dilanjutkan ke tes PCR sebagai konfirmasi. Ingat, populasi kita sekitar 270 juta orang dan tersebar di belasan ribu pulau, dan Indonesia itu besar dan luas. Jadi kita harus cermat menggunakan sumber daya kita," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(azr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads