Head of Medical Intelligence dr Sri Wulandari mengaku pada awal mulai gelaran rapid test masal, BIN menemukan jumlah warga reaktif cukup tinggi dengan angka kisaran 20 hingga 25 persen. Namun, memasuki hari ke-22, angka reaktif perlahan mulai turun di angka 10 sampai 15 persen.
"Kalau kita lihat awal-awal rapid ini dimulai itu angka reaktif tinggi sekali. Misal jumlah yang ikut rapid 700, yang reaktif bisa 200 sampai 300 orang. Tapi dalam 3 hari terakhir ini mulai turun, jumlah reaktifnya di bawah 100, dengan jumlah peserta sama," beber Wulan dalam keterangan resminya yang diterima detikcom, Sabtu (20/6/2020).
Wulan menambahkan dari analisis yang dilakukan selama ini terhadap orang yang reaktif selalu disertai gejala ringan seperti flu atau batuk. Adapun status mereka sebelumnya yakni sudah terpantau sebagai orang dalam pengawasan (ODP) Dinkes Pemkot Surabaya.
"Rata-rata mereka ada keluhan batuk atau flu. Mereka itu sudah ODP," beber Wulan.
Rapid test massal sendiri akan berakhir hari ini. Hal itu sesuai dengan perpanjangan pelaksanaan sebelumnya. Dan hari terakhir rapid test digelar di Lapangan Hockey Jalan Raya Dharmawangsa. Rencananya, penutupan kegiatan akan dihadiri Staf Khusus Kepala BIN Mayjen TNI Suyanto. (fat/fat)