Peniadaan rapid test gratis bagi sopir kendaraan logistik yang masuk ke Bali usai per hari ini, Kamis (18/6/2020). Akibatnya, sopir logistik mogok jalan di check point terminal Sritanjung, Banyuwangi.
Dengan keputusan ini, sopir kendaraan logistik sudah harus mengantongi rapid test dengan hasil non-reaktif sebelum menyeberang ke Bali.
"Tidak ada sosialisasi yang baik terkait dengan usainya kegiatan rapid test gratis itu. Kami kira itu akan gratis sepanjang pandemi," ujar Sunarto kepada detikcom.
Dengan adanya penghentian rapid test gratis dari Pemprov Bali, membuat para sopir merasa keberatan. Apalagi untuk menebus surat kesehatan bebas COVID-19 itu mereka harus merogoh kocek yang tak murah bagi para sopir.
"Kalau rapid test mandiri ya kita tidak mampu. Tetap kami tidak akan menyeberang," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Samsi Gunarta membenarkan berhentinya rapid test gratis bagi sopir kendaraan logistik yang akan masuk ke Bali. Sehingga para sopir logistik wajib melakukan rapid test mandiri.
Keputusan penghentian rapid test gratis ini merupakan keputusan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 secara nasional.
"Sudah berakhir per hari ini. Kami tidak memperpanjang saat ini. Karena memang sudah ada surat dari Ketua Harian Gugus Tugas," jelasnya ditemui di terminal Sritanjung, Banyuwangi.
Samsi menambahkan sesuai dengan peraturan nomer 7 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Nasional saat ini adalah masa transisi. Karena itu pengadaan rapid test tidak diperbolehkan secara gratis.
"Tentu masa transisi seperti ini ya solusinya adalah rapid test mandiri. Semua wajib mematuhi aturan ini," pungkasnya.
Hingga saat ini puluhan sopir logistik masih bertahan di terminal Sritanjung, Banyuwangi. Mulai terjadi penumpukan kendaraan di lokasi yang dijadikan check point menuju Bali ini.
Ratusan sopir logistik yang akan menyeberang ke Bali menggelar protes di Terminal Sritanjung, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Mereka memprotes kebijakan ketentuan kelengkapan surat kesehatan berupa rapid test yang sangat mahal.
Para sopir melakukan aksi mogok dan tak mau menyeberang ke Bali. Mereka hanya duduk sembari berteriak memprotes kebijakan pemerintah Provinsi Bali yang mempersyaratkan para sopir logistik menyertakan surat rapid test, jika ingin masuk daerah Bali. Tak hanya itu, mereka menutup akses pintu keluar terminal Sritanjung. (iwd/iwd)