Korut Ancam Kerahkan Tentara, Korsel Sebut Tak Ada Aktivitas Mencurigakan

Korut Ancam Kerahkan Tentara, Korsel Sebut Tak Ada Aktivitas Mencurigakan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 18 Jun 2020 15:23 WIB
A visitor watches the northern side from the Imjingak Pavilion in Paju, South Korea, Thursday, June 18, 2020. Relations between the Koreas have been strained since a second Kim-Trump summit in early 2019 fell apart due to wrangling over the sanctions. (AP Photo/Lee Jin-man)
Ilustrasi -- Perbatasan Korut dilihat dari wilayah Paju, Korsel (AP Photo/Lee Jin-man)
Seoul -

Korea Selatan (Korsel) menyatakan belum mendeteksi aktivitas mencurigakan dari Korea Utara (Korut), setelah rezim komunis itu mengancam akan mengerahkan lebih banyak tentara di perbatasan kedua negara. Ancaman itu dilontarkan usai terjadi pelanggaran kesepakatan tahun 2018 untuk meredakan ketegangan.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (18/6/2020), Korut sebelumnya menyatakan akan mengerahkan tentara ke kawasan kerja sama kedua Korea, membangun kembali pos keamanan dan memulai kembali latihan militer di sisi utara perbatasan dengan Korsel.

Langkah itu jelas melanggar kesepakatan tahun 2018 yang melarang kedua Korea untuk melakukan tindakan bermusuhan satu sama lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru bicara Kantor Kepala Staf Gabungan Korsel, Kim Jun-Rak, menuturkan kepada wartawan bahwa tidak ada tanda-tanda yang mengindikasikan Korut mulai mengeksekusi ancaman-ancamannya. Dia menyebut Korsel akan mempertahankan kesiapan militer untuk menghadapi situasi apapun.

Pada Rabu (17/6) waktu setempat, militer Korsel memperingatkan bahwa Korut akan menghadapi konsekuensinya jika melanggar kesepakatan itu.

ADVERTISEMENT

Hubungan Korsel dan Korut semakin tegang dalam beberapa hari terakhir, dengan Korut memberikan retorika berapi-api atas selebaran propaganda yang dikirimkan para aktivis Korsel ke wilayah Korut dengan balon udara.

Pada Senin (15/5) waktu setempat, Korut meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang kosong. Kantor penghubung itu dibangun dengan dana dari Korsel di wilayah Korut.

Para pengamat menilai Korut tengah meningkatkan tekanan terhadap Korsel dan Amerika Serikat (AS) karena situasi perekonomiannya yang bermasalah, makin memburuk akibat sanksi AS dan pandemi virus Corona (COVID-19). Terlebih lagi, diplomasi nuklir antara Korut dan AS hanya mengalami sedikit kemajuan selama setahun lebih.

Simak video 'Simbol Politik Korut-Korsel Kini Rata dengan Tanah':

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads