"Setiap hari ada selisih 150 kasus antara Jatim dan DKI Jakarta. Kalau cenderung begitu, dalam seminggu, maka kasus di Jatim bisa lebih tinggi daripada DKI Jakarta," kata Jusuf Kalla di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (16/6/2020).
JK menilai, butuh koordinasi yang baik antara Gubernur Jatim dengan kepala daerah khususnya Wali Kota Surabaya. Mengingat kasus di Surabaya berjumlah 4.181 kasus (50 Persen lebih kasus di Jatim) dan dinilai JK sebagai kota dengan jumlah kasus tertinggi.
"Artinya bahwa dibutuhkan upaya yang luar biasa untuk menurunkan angka Corona ini. Saya percaya Ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) bekerja sangat luar biasa, wali kota juga kerja, tapi evaluasi sistematik harus terkoordinasi. Tanpa koordinasi, siapa yang mencegahnya siapa yang mengobati, mestinya begitu," terang JK.
Jawa Timur, jelas JK, merupakan wilayah yang memiliki jumlah penduduk lebih banyak dari pada DKI Jakarta. Saat ini kasus Corona di Jatim ada 8.290 dan DKI Jakarta ada 9.222. Ada selisih 732 kasus di antara kedua provinsi tersebut.
Mantan wapres ini menambahkan seluruh stakeholder di Jatim khususnya di Surabaya harus bersama-sama bersatu untuk mencegah virus Corona, agar bisa menurunkan jumlah kasus.
"Karena Jatim jumlah penduduk lebih banyak, saat ini kasus sudah 8 ribu. Di DKI ada 9 ribu. Setiap hari ada selisih perbedaan 150 kasus yang lebih tinggi Jatim. Kalau itu dalam seminggu bergantung terus, Jatim nanti bisa lebih tinggi drpd DKI. Sekarang DKI cenderung stabil menurun, Jatim naik terus. Ini bisa terjadi. Harus bersama-sama untuk mencegah guna menurunkan kasusnya," pungkasnya.
Tonton juga video 'Yang Tak Tersentuh Corona di Jakarta':
(fat/fat)