13 Orang Tewas dalam Konflik Yaman, Petisi Gencatan Senjata Bergema Lagi

13 Orang Tewas dalam Konflik Yaman, Petisi Gencatan Senjata Bergema Lagi

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 17 Jun 2020 10:41 WIB
Destroyed car is seen between rubble as Red Crescent medics inspect the site of Saudi-led air strikes on a Houthi detention centre in Dhamar, Yemen, September 1, 2019. REUTERS/Mohamed al-Sayaghi
Foto: Dampak konflik Yaman (REUTERS/Mohamed al-Sayaghi)
Jakarta -

Konflik di Yaman yang melibatkan pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi tetap berlanjut meski ada pandemi Corona. Petisi untuk menghentikan perang itu pun kembali ramai mendapat dukungan tanda tangan.

Seperti dilihat oleh detikcom pada Rabu (17/6/2020), petisi yang dibuat di situs Change.org itu sudah mendapat dukungan sebanyak 1.838.064. Petisi itu sendiri telah dibuat sejak 2 tahun lalu oleh Mantan Menteri Pemuda Yaman, Menteri Tenaga Kerja, Menteri pelayanan sosial Ahmed M Luqman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, petisi itu ramai kembali mendapat dukungan usai serangan terbaru di Yaman. Petisi itu meminta para pihak yang berkonflik melakukan gencatan senjata.

ADVERTISEMENT

"Semua pihak harus segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan dan melindungi semua warga sipil," bunyi tuntutan dalam petisi itu.

"Segera mengakhiri penjualan senjata yang bisa membahayakan warga sipil Yaman," lanjut bunyi petisi itu.


Sebelumnya, serangan udara terbaru terjadi di Provinsi Saada, Yaman. Serangan ini menewaskan 13 orang. Korban tewas itu termasuk di antaranya anak-anak.

Dilansir AFP, 13 warga sipil itu tewas pada Senin (15/6) waktu setempat. 4 dari 13 korban tewas tersebut yakni anak-anak.

"Kami ketakutan mengetahui kematian 13 warga sipil, termasuk empat anak, hari ini di Yaman," kata direktur Save the Children, Xavier Joubert kepada AFP.

Namun, PBB justru mencoret Arab Saudi--pemimpin koalisi yang terlibat konflik di Yaman--dalam daftar hitam tindakan yang membahayakan anak-anak.

Seperti dilansir dari BBC, Selasa (16/6/2020) PBB menemukan 222 anak tewas atau terluka tahun lalu oleh pasukan koalisi, yang mendukung pemerintah Yaman dalam perangnya dengan gerakan pemberontak Houthi.

Sekretaris Jenderal PBB AntΓ³nio Guterres mengatakan itu mewakili "penurunan yang signifikan dan berkelanjutan" dalam korban.

Namun, Human Rights Watch menuduh PBB mengabaikan bukti pelanggaran berat. Konflik lima tahun telah menghancurkan Yaman, dilaporkan menewaskan lebih dari 100.000 orang, dan memicu krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Laporan Sekretaris Jenderal PBB kepada Dewan Keamanan mengenai anak-anak dan konflik bersenjata mengatakan ada 4.042 pelanggaran berat terhadap 2.159 anak-anak di Yaman telah diverifikasi tahun lalu.

Secara total, setidaknya 395 anak tewas dan 1.447 anak cacat.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads