Serangan udara di Provinsi Saada, Yaman, menewaskan 13 orang. Korban tewas itu termasuk di antaranya anak-anak.
Dilansir AFP, 13 warga sipil itu tewas pada Senin (15/6) waktu setempat. 4 dari 13 korban tewas tersebut yakni anak-anak.
"Kami ketakutan mengetahui kematian 13 warga sipil, termasuk empat anak, hari ini di Yaman," kata direktur Save the Children, Xavier Joubert kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan tahunan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang baru diterbitkan tentang anak-anak di zona konflik menyebutkan jumlah korban akibat perperangan telah turun sejak Maret 2019. Meski begitu, PBB menuduh kedua belah pihak yang bertempur, baik koalisi maupun pemberontak Huthi, telah melakukan kejahatan perang.
"Ini ironi yang sangat menyedihkan bahwa serangan ini terjadi pada hari ketika laporan tahunan PBB tentang anak-anak dan konflik bersenjata terbit," kata Joubert.
Oxfam dan organisasi internasional lainnya, termasuk Dewan Pengungsi Norwegia (NRC), juga mengutuk serangan itu.
"Kami mengutuk semua kekerasan oleh semua pihak dalam konflik," kata Direktur Oxfam, Muhsin Siddiquey, di Yaman.
Yaman merupakan salah satu negara konflik perang, dimana pemberontak Huthi sedang berperang melawan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi. Perperangan yang dimulai sejak tahun 2014 itu disebut oleh PBB sebagai bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Untuk diketahui, puluhan ribu warga sipil telah tewas selama lima tahun terakhir dalam perang antara koalisi dan pemberontak Huthi yang didukung Iran. Kelompok Huthi inilah yang mengendalikan sebagian besar Yaman termasuk ibukota Sana.
(isa/isa)