Sebanyak 14 pasien virus Corona atau COVID-19 dari klaster Temboro, Magetan, Jawa Timur yang dirawat di sebuah klinik di Blora, Jawa Tengah dijemput paksa oleh keluarganya hari ini. Pemkab Blora akhirnya buka suara atas kejadian ini.
"Ada beberapa yang protes ingin menjemput pasien yang sudah lama menjalani isolasi dan belum sembuh-sembuh di Klinik Bhakti Padma. Memang ini butuh kesabaran yang luar biasa termasuk kondisi psikis. Kalau memang memaksa untuk isolasi mandiri di rumah, syaratnya satu harus disiplin ketat jangan sampai keluar rumah," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Lilik Hernanto.
Hal ini disampaikan Lilik kepada wartawan dalam jumpa pers di Posko Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Blora, Selasa (16/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengimbau keluarga harus mengawasi para pasien dengan ketat dan dikontrol oleh petugas kesehatan. Kalau belum dinyatakan sembuh secara tes swab sebanyak dua kali berturut-turut, maka pasien tersebut harus tetap diisolasi.
"Sembuh itu secara klinis dan secara laboratoris. Memang secara klinis tubuhnya sehat. Namun secara laboratoris pasien masih mengandung virus di dalam tubuhnya. Apalagi banyak pasien kita berasal dari orang tanpa gejala atau OTG yang tubuhnya sehat. Ini yang bahaya jika keluar rumah bisa menulari yang lain. Kalau memang memaksa pulang, isolasi diri di rumah, maka pengawasannya harus ketat," kata Lilik yang juga Jubir Gugus Tugas Penanganan dan Percepatan COVID-19 Blora ini.
Pemkab Blora, kata Lilik, akan tetap memastikan dan memantau para pasien tersebut sambil menunggu hasil swab selanjutnya. Dia juga mengimbau warga untuk tidak mendiskriminasi para pasien dan keluarganya.
"Meskipun PCR positif, selama kita tidak jabat tangan, tidak kontak langsung, jaga jarak, pakai masker, tetap aman. Tidak takut berlebihan dan tidak dikucilkan. Ini penting. Mereka justru harus dibantu dengan dukungan sosial dari tetangga. Ini menjadi obat yang bagus bagi mereka yang menjalani isolasi di rumah agar psikisnya membaik," papar Lilik.
"Kami ingatkan lagi, mereka semua adalah saudara kita. Harus didukung, dan di-support. Dukungan seperti ini secara ilmiah 85 persen bisa mempengaruhi proses penyembuhan mereka," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Lilik menyampaikan ada penambahan 10 kasus positif Corona di Blora. Sehingga total kasus positif virus Corona di Blora saat ini sebanyak 40 kasus.
"Dengan rincian 31 dirawat, 6 sembuh dan 3 meninggal. Sedangkan reaktif rapid test turun menjadi 69, PDP masih ada 6 yang diawasi, ODP ada 27 yang dipantau, dan OTG ada 88," ucapnya.
Lilik menjelaskan 10 kasus baru virus Corona di Blora diketahui setelah 32 hasil pemeriksaan swab keluar hari ini. Sehingga ada 22 orang yang mengikuti tes swab yang hasilnya negatif Corona.
Dari 10 kasus baru virus Corona tersebut, lanjut Lilik, terdiri dari 8 orang tanpa gejala (OTG) dari rapid test massal di pasar, dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan dua orang sisanya sebelumnya merupakan orang dalam pemantauan (ODP), salah satunya ibu akan melahirkan dan satu orang dengan penyakit penyerta. Lilik menilai fakta ini menjadi peringatan untuk masyarakat agar tetap hati-hati karena masih ada penularan virus Corona di Kabupaten Blora.
"Dari pedagang Pasar Sido Makmur ada dua pedagang yang positif (virus Corona), selebihnya tersebar. Dari 10 kasus ini Kecamatan Blora 3, Tunjungan 4, Banjarejo 1, dan Cepu 2," urai Lilik.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 14 pasien Corona yang dirawat di Klinik Bhakti Padma, Blora dijemput paksa keluarganya pada siang hari tadi. Direktur RSUD dr Soetijono Blora, Nugroho Adiwarsono mengungkap keluarga pasien memaksa agar pasien bisa dirawat di rumah.
"Pihak keluarga meminta paksa agar pasien baik yang masih positif swab COVID ataupun yang sudah negatif swab untuk dirawat di rumah," ujar Nugroho saat dihubungi detikcom, siang tadi.
Untuk diketahui Klinik Bhakti Padma merupakan tempat yang dipilih oleh Pemkab Blora untuk merawat pasien virus Corona. Para pasien yang diminta paksa pulang oleh keluarganya itu, kata Nugroho, merupakan pasien Corona dari klaster Temboro, Magetan, Jawa Timur.
"Total ada 14 pasien dari klaster Temboro yang dirawat di klinik Bhakti Padma. 11 orang masih dinyatakan positif swab dan 3 orang (sempat positif Corona) sudah dinyatakan negatif swab. Semua dipulangkan," kata Nugroho.
Diwawancara terpisah, juru bicara pihak keluarga pasien, Umar Abdul Aziz mengungkap alasan di balik aksi mereka.
"Anak-anak sudah terlalu lama dirawat di sini. Ada yang sudah dirawat sampai satu bulan, 40 hari dan bahkan ada yang dua bulan masih dirawat di sini, tapi tidak ada perkembangan," kata Umar saat diwawancarai detikcom di depan klinik yang terletak di Jalan Blora-Randublatung Km 4, Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Blora, siang tadi.
Umar mengatakan kondisi tersebut membuat pasien merasa tertekan dan jenuh. Padahal secara fisik, kata Umar, para pasien tidak menunjukkan gejala sakit seperti batuk dan pilek. Namun dari hasil tes swab, para pasien itu memang masih dinyatakan positif virus Corona.
"Secara fisik mereka itu sehat, tidak menunjukkan gejala sakit. Dokter di sini saja tadi menyampaikan keheran melihat situasi ini. Kondisi sehat tapi tes swab masih positif," tuturnya.
Umar menyebut anak-anak yang dirawat di Klinik Bhakti Padma juga merasa kesakitan ketika tenggorokan dan hidung mereka harus dipasangi selang.
"Bahkan ada yang sampai di-swab hingga tujuh kali namun hasil tes swab masih menunjukkan positif," kata Umar.
Oleh sebab itu, keluarga memutus agar anak-anak dirawat di rumah. Pihak keluarga, kata Umar, juga siap menjalankan protokol kesehatan yang diminta oleh pihak rumah sakit.