Paksa Pulangkan Belasan Pasien Corona di Blora, Ini Alasan Keluarga

Paksa Pulangkan Belasan Pasien Corona di Blora, Ini Alasan Keluarga

Febrian Chandra - detikNews
Selasa, 16 Jun 2020 14:40 WIB
Juru bicara keluarga pasien Corona klaster Temboro yang dirawat di Klinik Bhakti Padma, Blora, Umar Abdul Aziz, Selasa (16/6/2020).
Foto: Juru bicara keluarga pasien Corona klaster Temboro yang dirawat di Klinik Bhakti Padma, Blora, Umar Abdul Aziz, Selasa (16/6/2020). (Febrian Chandra/detikcom)
Blora -

Keluarga memaksa belasan pasien virus Corona atau COVID-19 dari klaster Temboro, Magetan, Jawa Timur dipulangkan dari Klinik Bhakti Padma, Blora. Juru bicara keluarga, Umar Abdul Aziz mengungkap alasan di balik aksi mereka.

"Anak-anak sudah terlalu lama dirawat di sini. Ada yang sudah dirawat sampai satu bulan, 40 hari dan bahkan ada yang dua bulan masih dirawat di sini, tapi tidak ada perkembangan," kata Umar saat diwawancarai detikcom di depan klinik yang terletak di Jalan Blora-Randublatung KM 4 Desa Klopoduwur, Kecamatan Banjarejo, Blora, Selasa (16/6/2020).

Umar mengatakan kondisi tersebut membuat pasien merasa tertekan dan jenuh. Padahal secara fisik, kata Umar, para pasien tidak menunjukkan gejala sakit seperti batuk dan pilek. Namun dari hasil tes swab, para pasien itu memang masih dinyatakan positif virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara fisik mereka itu sehat, tidak menunjukkan gejala sakit. Dokter di sini saja tadi menyampaikan keheran melihat situasi ini. Kondisi sehat tapi tes swab masih positif," tuturnya.

Umar menyebut anak-anak yang dirawat di Klinik Bhakti Padma juga merasa kesakitan ketika tenggorokan dan hidung mereka harus dipasangi selang. Bahkan, kata Umar, ada pasien yang sudah di-swab hingga tujuh kali tapi hasinya masih positif virus Corona.

ADVERTISEMENT

"Bahkan ada yang sampai di-swab hingga tujuh kali namun hasil tes swab masih menunjukkan positif," kata Umar.

Oleh sebab itu, keluarga memutus agar anak-anak dirawat di rumah. Pihak keluarga. kata Umar, juga siap menjalankan protokol kesehatan yang diminta oleh pihak rumah sakit.

"Pihak keluarga sudah tanda tangan di atas materai dengan kesanggupan menjalankan protokol kesehatan. Anak yang masih positif COVID akan diisolasi secara mandiri dan tidak akan berkeliaran sampai benar-benar tes swab mereka menunjukkan negatif," tuturnya.

Tonton video 'Teller Bank di Parepare Positif Covid-19, 38 Karyawan Jalani Rapid Test':

Umar menjelaskan selama menjalankan perawatan di rumah, pihak keluarga juga siap koperatif bekerja sama dengan pihak kelurahan, kecamatan dan Puskesmas sampai hasil tes swab para pasien negatif Corona.

Diberitakan sebelumnya, Klinik Bhakti Padma Blora dipadati orang yang ternyata keluarga pasien virus Corona yang dirawat di klinik tersebut sejak pagi hingga siang ini. Mereka memaksa agar keluarganya yang dirawat di klinik itu untuk bisa dipulangkan hari ini juga.

"Pihak keluarga meminta paksa agar pasien baik yang masih positif swab COVID ataupun yang sudah negatif swab untuk dirawat di rumah," ujar Direktur RSUD dr Soetijono Blora, dr Nugroho Adiwarsono, Sp OG saat dihubungi detikcom pagi tadi.

Pantauan detikcom di lokasi, suasana sudah ramai sejak sekitar pukul 09.00 WIB. Sejumlah aparat gabungan dari Satpol PP, polisi dan BPBD juga sempat berjaga di tempat itu.

Untuk diketahui Klinik Bhakti Padma merupakan tempat yang dipilih oleh Pemkab Blora untuk merawat pasien virus Corona. Para pasien yang diminta paksa pulang oleh keluarganya itu, kata Nugroho, merupakan pasien Corona dari klaster Pondok Al-Fatah, Temboro, Magetan, Jawa Timur.

"Total ada 14 pasien dari klaster Temboro yang dirawat di klinik Bhakti Padma. 11 orang masih dinyatakan positif swab dan tiga orang (sempat positif Corona) sudah dinyatakan negatif swab. Semua dipulangkan," kata Nugroho.

Nugroho mengatakan pihaknya sudah memberi pengertian kepada keluarga pasien bahwa membawa pulang pasien yang masih hasil swab-nya masih positif sangat membahayakan.

"Namun yang terjadi mereka tetap meminta paksa agar pasien itu dibawa pulang, apapun syaratnya mereka menyanggupi. Ya mau gimana lagi, dari pada terjadi keributan. Kita perbolehkan," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads