Masa Transisi Berakhir, Kota Malang Belum Putuskan New Normal

Masa Transisi Berakhir, Kota Malang Belum Putuskan New Normal

Muhammad Aminudin - detikNews
Selasa, 16 Jun 2020 16:01 WIB
Wali Kota Malang Sutiaji
Wali Kota Malang Sutiaji (Foto: Muhammad Aminudin/detikcom)
Malang -

Masa transisi Kota Malang pasca pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah berakhir 14 Juni lalu. Meski diperpanjang sampai dua kali, fase transisi belum mampu mengantar Kota Malang masuk new normal. Masa adaptif kini diberlakukan.

Wali Kota Malang Sutiaji menegaskan, fase yang sekarang dijalani lebih tepatnya disebut masa adaptasi ke normal. Sebab, kecederungan masyarakat tak memahami betul istilah new normal, sehingga minim kedisiplinan dalam menerapkan protokol pencegahan COVID-19.

Hal itu terbukti dari peningkatan kasus sebaran COVID-19, selain rasio penularan masih diatas 1. "Lebih tepatnya kita pakai istilah adaptif normal. Adaptif dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, jaga jarak dan rajin mencuci tangan," ungkap Sutiaji kepada detikcom, Selasa (16/6/2020).

Diharapkan fase adaptif membawa masyarakat tetap produktif dan aman dari sebaran COVID-19. Sehingga nantinya, fase normal dapat berjalan sesuai yang dianjurkan. "Selama adaptasi, kita mendorong masyarakat tetap produktif dan aman COVID-19. Sehingga kemudian dapat memasuki babak baru yaitu normal," ujar Sutiaji.

Sutiaji mengaku, butuh waktu 14 hari untuk mengantar Kota Malang masuk fase normal di tengah ancaman sebaran COVID-19. Dua pekan akan dimaksimalkan untuk melakukan pencegahan sampai tingkat, sehingga mampu menekan angka sebaran virus COVID-19.

"Beri kami waktu 14 hari pada masa adaptif ini, tujuannya memasuki masa normal dengan penguatan pencegahan sampai tingkat kelurahan. Harapannya, mampu menekan munculnya kasus baru," aku politisi Partai Demokrat ini.

Menurut Sutiaji, tim khusus akan dibentuk dengan melibatkan perguruan tinggi sebagai tim ahli yang nantinya bertanggung jawab pada masing-masing kelurahan. Upaya mencegah penularan COVID-19 melalui strategi penguatan tracing sekaligus treatmen dan pendampingan khususnya pada prolanis.

"Kami sudah miliki database-nya, untuk prolanis atau masyarakat memiliki riwayat penyakit bawaan (comorbid) jumlahnya mencapai 15 ribu. Kita kuatkan tracing, sekaligus treatmen demi mencegah adanya penularan COVID-19," tutur Sutiaji.

Untuk saat ini, lanjut Sutiaji, beberapa klaster muncul sebagai sumber sebaran virus COVID-19. Seperti klaster keluarga dan OTG yang dibutuhkan penanganan khusus bersama tim ahli dari perguruan tinggi. Rencananya, Pemkot Malang akan mengumpulkan perguruan tinggi untuk terlibat dalam memutus penyebaran COVID-19 di Kota Malang secara cepat dan tepat sasaran.

"Besok kita bertemu perguruan yang khususnya memiliki bidang kesehatan, akan kita libatkan sebagai relawan medis dalam membantu memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Dengan begitu kami yakin, dalam waktu dua minggu kedepan, target tidak ada lagi penambahan kasus baru akan terwujud," pungkas Sutiaji.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kota Malang per 16 Juni 2020, untuk jumlah ODR 2.543 atau bertambah 140, OTG ada penambahan 21 menjadi 518, ODP 943, positif COVID-19 sebanyak 95 dengan rincian 6 meninggal, sembuh 38, 51 dirawat.

Sementara PDP 293 atau bertambah 5, meninggal dunia 23, selesai masa pengawasan 156, dan yang menjalani perawatan sebanyak 114 orang.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.