Pemerintah mengeluarkan surat edaran (SE) yang mengatur jam kerja menjadi 2 gelombang untuk wilayah Jabodetabek. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Gugus Tugas Pusat, PT KCI berharap berbagai lembaga, instansi pemerintahan dan dunia usaha dapat menerapkan sistem jam kerja bertahap bagi karyawannya.
"Jam kerja bertahap ini akan membuat perjalanan pekerja akan lebih aman baik saat pergi beraktivitas maupun saat kembali ke rumah karena physical distancing atau jaga jarak di transportasi publik lebih terjaga," kata VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba dalam keterangannya, Minggu (14/6/2020).
Anne mengatakan dengan pengaturan jam kerja secara bertahap, kapasitas moda transportasi akan lebih seimbang dengan kebutuhan masyarakat yang hendak menggunakannya. Tanpa pengaturan jam kerja ini, kata dia, physical distancing akan sulit untuk dijaga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena 70% pengguna KRL adalah pekerja yang mayoritas menggunakan KRL bersama-sama pada jam sibuk terutama di pagi hari sementara frekuensi perjalanan KRL saat ini sudah maksimum," ucap Anne.
Pengaturan jam kerja bertahap sesuai rekomendasi Gugus Tugas yaitu untuk tahap 1 pekerja masuk pukul 07.00 WIB-07.30 WIB dan kembali pulang pada pukul 15.00 WIB-15.30 WIB. Sementara tahap 2 pekerja masuk pada 10.00 WIB-10.30 WIB dan kembali pulang di pukul 18.00 WIB-18.30 WIB akan membuat sebaran pengguna KRL lebih merata dan tidak terfokus pada jam-jam sibuk saja.
"Dengan sebaran yang lebih merata, antrean di stasiun dan potensi kepadatan juga dapat dikurangi," katanya.
Simak video 'Suasana Stasiun Bekasi di Masa PSBB Transisi pada Jam Berangkat Kantor':
Anne mengatakan masa PSBB Transisi di DKI Jakarta membuat jumlah masyarakat yang kembali beraktivitas perlahan meningkat, seiring kembali dibukanya berbagai aktivitas perekonomian. Kebutuhan masyarakat untuk menggunakan KRL sebagai transportasi publik juga akan naik, namun sejumlah pembatasan dan protokol kesehatan tetap harus diikuti.
"Pada masa PSBB Transisi ini, PT KCI telah mengoperasikan 935 perjalanan KRL per hari yang menggunakan 88 rangkaian kereta dengan waktu operasional pukul 04.00-21.00 dan tetap menerapkan physical distancing dengan kapasitas 74 orang per kereta," katanya.
Dia menyebut khusus perjalanan KRL di lintas Bogor/Depok sebagai lintas dengan jumlah pengguna terbesar, pada jam sibuk pagi hari ada 124 perjalanan dengan jarak waktu antar kereta (headway) setiap 5 menit. Menurutnya, headway ini sudah maksimal sesuai kapasitas prasarana perkeretaapian yang tersedia.
"Kebutuhan pengguna yang terus bertambah harus beradaptasi dengan protokol kesehatan dan aturan pembatasan kapasitas yang ada. Pada Senin (8/6) lalu misalnya antrean pengguna di Stasiun Bogor terjadi pada pukul 05.00-08.00. Sementara untuk lintas Bekasi kami mengupayakan kapasitas angkut dengan menjalankan rangkaian 10 dan 12 kereta agar dapat mengangkut lebih banyak," jelasnya.
Anne menjelaskan frekuensi perjalanan di masa transisi ini sudah ditambah dari 774 ketika PSBB dan jam operasional juga sudah ditambah dari yang sebelumnya 05.00 WIB-18.00 WIB. Dia menyebut dengan bertambahnya volume pengguna KRL pada seminggu terakhir, Anne memprediksi jumlah pengguna akan kembali naik pada Senin (15/8).
"Untuk itu KCI kembali menyampaikan bahwa antrean di area stasiun akan tetap ada karena kita harus menjalankan pola hidup baru dalam bertransportasi, salah satunya yaitu menjaga jarak," katanya.
Lebih jauh, KCI berkomitmen untuk tetap menjalankan protokol COVID-19 dengan senantiasa melakukan cek suhu tubuh, penyekatan di beberapa zona di stasiun agar physical distancing di Stasiun dan KRL bisa dipenuhi. Dia menilai antrean akan terjadi karena kapasitas KRL saat ini yang diizinkan adalah 74 orang.
"Perbaikan demi perbaikan terus diupayakan seperti penambahan marka di stasiun dan KRL agar membantu mendisiplinkan pengguna tanpa harus berinteraksi dengan petugas, karena kami berharap kontak langsung petugas dan pengguna dapat minimal sebagai bagian dari menjalankan physical distancing," katanya.
"Kami tetap bekerjasama dengan TNI-Polri untuk memperkuat 4.700 petugas keamanan di stasiun dan di dalam KRL. Wastafel juga terus kami tambah agar pengguna bisa menggunakannya sebelum dan sesudah naik KRL," sambungnya.