Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menargetkan pendeteksian dini terhadap penderita COVID-19, sebelum para penderita tersebut memasuki fase sakit kritis sebagai upaya penanganan COVID-19 di Semarang.
Dengan upaya tersebut, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu meyakini penderita COVID-19 akan lebih memiliki peluang besar untuk sembuh.
"Jadi upaya ini dilakukan agar COVID-19 tidak baru terdeteksi saat kondisi yang bersangkutan sudah kritis. Pasien yang meninggal teridentifikasi saat sudah sulit bernapas, harus pakai ventilator, sehingga sebagian tidak tertolong," ujar Hendi, dalam keterangan tertulis, Jumat (12/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendi mengatakan keyakinan dirinya didasari oleh angka kesembuhan penderita COVID-19 yang terkonfirmasi yang cukup tinggi yaitu mencapai 328 orang atau separuh dari total penderita terkonfirmasi.
Maka dari itu dirinya juga kembali menekankan, terkait lonjakan angka penderita COVID-19 di Kota Semarang beberapa hari terakhir, salah satunya dipengaruhi oleh upaya deteksi orang tanpa gejala yang dilakukan.
"Sehingga idealnya seluruh warga Semarang harus di swab, tapi kita harus hitung ketersediaan alat, kemampuan SDM, serta kemampuan finansial yang ada, sehingga hari ini fokus sasarannya adalah masyarakat yang berada di titik keramaian," tegasnya.
Maka dari itu Hendi menjelaskan, dengan pola tes massal yang digencarkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang secara masif penambahan angka penderita COVID-19 terkonfirmasi adalah hal yang wajar.
"Sehingga nambah terus, nambah terus, nambah terus, ya nggak apa-apa. Karena hasil itu memang digunakan untuk melakukan pemetaan. Kita kemudian dapat menentukan wilayah mana yang harus dikencangkan, wilayah mana yang harus disekat, siapa saja yang harus dikarantina, dan sebagainya," jelas Hendi.
Sementara itu, terkait dengan adanya kabar penambahan jumlah ASN Pemerintah Kota Semarang yang terkonfirmasi sebagai penderita COVID-19 Hendi pun tak menampik.
"Hasil test Swab gelombang 2 di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, ada sekitar 20 yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang saat ini sedang menjalani karantina mandiri, juga karantina di rumah dinas serta Balai Diklat," jelas Hendi.
"Tapi ada beberapa kabar cukup menggembirakan, karena setelah dilakukan Swab lagi, 5 pejabat struktural sudah dinyatakan negatif, dan lainnya ada 3 staf saya lihat juga sudah dinyatakan negatif," imbuhnya.
Hendi pun menuturkan lebih lanjut jika semua ASN yang terkonfirmasi kondisinya sehat dan tidak memiliki keluhan atau merupakan OTG (orang tanpa gejala).
(mul/ega)