Pengacara Beberkan Momen Ngeri Ditendang Tetangga hingga Ditusuk Sangkur

Pengacara Beberkan Momen Ngeri Ditendang Tetangga hingga Ditusuk Sangkur

Yogi Ernes - detikNews
Jumat, 12 Jun 2020 16:51 WIB
Polsek Pondok Gede Bekasi
Polsek Pondok Gede, Bekasi (Yogi Ernes/detikcom)
Bekasi -

Seorang pengacara berinisial VT (33) ditusuk tetangganya sendiri di Kompleks Pura Melati Indah, Pondok Gede, Bekasi, dini hari tadi. Korban mengungkapkan, tidak hanya ditusuk, dirinya juga ditendang hingga ditampar.

VT menjelaskan, bermula ketika dia dan temannya, RD, baru pulang sekitar pukul 02.00 WIB setelah menemui kliennya di Thamrin, Jakarta Pusat. Sekitar pukul 03.00 WIB, dia tiba di perumahannya namun tidak masuk ke rumahnya karena tidak ingin membangunkan orang rumahnya. VT dan temannya memarkir mobilnya di dekat rumahnya.

"Tiba-tiba nih jam 04.30 WIB pelaku ini lagi lari pagi, tiba-tiba ngetok kaca mobil. Dia nanya 'kamu siapa?', terus temen saya keluar bilang 'saya warga sini, Pak'. Terus saya keluar juga, saya bilang 'saya warga sini, Pak' sambil nunjukin rumah saya," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku berinisial SD kemudian menanyakan apakah dia putra Bapak Y, lalu dijawab 'iya' oleh korban. Pelaku menanyai korban dengan bahasa daerah, namun korban menjawabnya dengan bahasa Indonesia lantaran tidak terlalu cakap berbahasa daerah.

"Terus dia nanya lagi dalam bahasa Toraja mungkin mau cross-check saya kan, cuma kan saya karena nggak terlalu bisa bahasa Toraja akhirnya saya cuma bilang ini rumah saya. Nah, semenjak itulah dia mulai emosi," katanya.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, pelaku, menurut VT, menedangnya hingga menamparnya. Meski VT meyakinkan bahwa dia tinggal di kompleks itu, SD tidak mempercayainya.

"Akhirnya saya awalnya ditendang, terus dia gampar saya. Saya tetep bilang, 'ini rumah saya, Pak', tapi dia bilang 'Ah, bohong kamu'. Terus kita tetep terangin sampai akhirnya terjadi penusukan itu," sambungnya.

VT juga menjelaskan posisi dia parkir mobil itu di seberang rumahnya dan jauh dari rumah pelaku.

"Persisnya di seberang rumah saya. (Rumah pelaku) jauh ya, sekitar 400 meter," ucapnya.

Setelah percekcokan itu, pelaku kemudian menarik sebilah sangkur dari balik bajunya. Pelaku kemudian menusuk teman VT di bagian dadanya.

"Terus dia narik sangkur, pisau kecil ya. Dia tanya 'kamu tahu ini apa?', terus langsung nusuk temen saya dada kirinya. Terus saya suruh temen saya kabur, pas saya mau kabur juga, dia langsung nusuk saya dari belakang," tuturnya.

VT dan RD berusaha lari menyelamatkan diri, namun SD tetap mengejarnya hingga ke depan pos sekuriti.

"Pas kita kabur dia juga masih ngejar-ngejar saya. Sampai di pos sekuriti 2 kompleks, ditengahi. Saya tetap kabur sampai di pos sekuriti 1," tambahnya.

Ayah VT, yang mendengar keributan itu, keluar dari rumah. Y juga sempat menghardik pelaku.

"Ayah saya deketin pelaku juga bilang, 'Ini kenapa ini anak saya, Bapak kok bawa-bawa pisau'. Terus katanya ini pisau komando. Tapi dia terus ngejar-ngejar saya sampai pos sekuriti 2. Bapak saya juga ikutin. Pas sampai situ terus ditengahi polisi, saya sudah nggak tahu lagi karena saya lanjut ke depan lagi," paparnya.

Lebih lanjut VT mengungkapkan pelaku menemui orang tuanya setelah kejadian itu.

"Katanya tadi (pelaku) ke rumah saya. Ketemu orang tua saya sama orang tua teman saya jam 10.00 WIB tadi. Cuma saya nggak tahu hasil pembicaraannya seperti apa, karena saya kan ada di sini (Polsek Pondok Gede)," bebernya.

Sementara itu, VT menyatakan dia tetap ingin kasus ini diproses di kepolisian. VT menyerahkan sepenuhnya ke polisi.

"Karena sekarang saya belum tahu ininya dia atau motifnya dia. Makanya saya ikut aturan dulu untuk lapor ke polisi. Karena ketika tiba-tiba ditusuk kan saya nggak tahu saya salah apa. Jadi prosedurnya saya jalanin saja, nanti tindak lanjutnya biar polisi saja yang nentuin," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads