Pasar di DKI Terpapar Corona, Epidemiolog UI Ingatkan Jarak Pembeli-Pedagang

Pasar di DKI Terpapar Corona, Epidemiolog UI Ingatkan Jarak Pembeli-Pedagang

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Jumat, 12 Jun 2020 08:49 WIB
Bupati Batang Wihaji (kiri) meninjau persiapan pasar penerapan Normal Baru di Pasar Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020). Pemerintah setempat melakukan uji coba penerapan normal baru di Pasar Batang dengan menerapkan protokol kesehatan, pengaturan jaga jarak antar pedagang dan pembeli untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-19. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/hp.
Ilustrasi (Harviyan Perdana Putra/Antara Foto)
Jakarta -

Penularan virus Corona di sejumlah pasar di DKI Jakarta terjadi dalam beberapa hari terakhir. Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Iwan Ariawan mengingatkan adanya upaya pencegahan.

"Kayaknya, begitu Gubernur DKI memutuskan transisi, mestinya masyarakat harus siap untuk melakukan tindakan pencegahan, seperti cuci tangan pakai sabun, pakai masker. Kalau keluar, pakai masker dengan benar pakainya, ya," kata Iwan saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).

Iwan mengingatkan perlunya menjaga jarak di pasar. Saat ini dia menilai usaha pencegahan itu belum terjadi di pasar tradisional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian juga jaga jarak. Kalau saya lihat dari berita kayaknya ini banyak yang belum melakukan dengan baik kan. Apalagi yang di pasar tradisional, sehingga bisa jadi ada orang yang COVID positif, tanpa gejala. Orang lain nggak tahu, kemudian dia datang. Kalau kita nggak melakukan tindakan pencegahan bisa menyebar ke orang lain," katanya.

Kepada Pemprov DKI, Iwan menyarankan agar ada pelacakan yang masif apabila ada warga yang positif COVID-19 di pasar. Dengan begitu, menurutnya, penularan bisa dicegah dan segera dilakukan isolasi.

ADVERTISEMENT

"Jadi, sebetulnya kalau sudah terjadi seperti itu, dari pemerintah DKI harus melakukan isolasi. Dari kasusnya harus dilakukan contact tracing nih, orang yang positif ini dia ketemu siapa aja, nah itu harus diperiksa," papar Iwan.

"Mereka pun yang positif atau yang terkontak sama yang positif ini ini harus isolasi di rumah paling nggak selama dua minggu sambil menunggu hasil tes, supaya mereka tak menularkan yang lain. Ntar kalau menyebar ke yang lain lagi kita balik lagi seperti yang kemarin," tuturnya.

Iwan lagi-lagi menyinggung soal pemakaian masker. Dia mengingatkan bahwa jarak antara pedagang dan pembeli juga harus diperhatikan.

"Di pasar itu harus lakukan tindakan pencegahan. Jadi harus pakai masker, cuci tangan. Dan sebetulnya harus ada jarak. Jadi jangan dekat-dekat pedagang dengan pembelinya, gitu," imbuhnya.

Jika perlu, Iwan menyarankan warga menggunakan pelindung wajah atau face shield. Dia menyebut upaya itu 50 persen efektif untuk melindungi diri dari virus Corona.

"Jadi, kalau kita pakai masker atau pakai face shield juga itu mengurangi risiko terinfeksi itu jauh, loh, bisa sampai setengahnya berkurang kalau kita pakai masker dan face shield," katanya.

Iwan menyebut seharusnya menggunakan masker menjadi kesadaran dan keharusan. Dia meminta agar edukasi terkait penerapan protokol kesehatan harus ditingkatkan.

"Yang penting adalah edukasi supaya mereka tahu itu kenapa itu meski pakai masker. Masyarakat bukan lihat ini harus pakai masker kalau nggak didenda. Tapi mereka harus sadar ini, 'saya pakai masker karena sama nggak mau tertular'," sebut Iwan.

Dia juga menyampaikan persentase angka kematian yang kecil tidak boleh diabaikan begitu saja. Sebab, sebut dia, angka tersebut akan bertambah jika jumlah kasus positif juga meningkat.

"Iya betul kalau kita lihat case fatality rate-nya COVID-19 ini memang nggak tinggi sekali. Tapi yang perlu menjadi perhatian kan menularnya cepat, sehingga kalau menular cepat meskipun case fatality katakanlah 5 persen kalau banyak yang tertular kan yang mati banyak juga. Banyangin aja 5 persen dari 10 ribu atau 100 ribu kan banyak. Dan masalahnya nanti karena banyaknya tertular banyak butuh perawatan rumah sakit, nah rumah sakit kita yang nanti kewalahan, pelayanan kesehatan," pungkasnya.

Diketahui, hingga Kamis (11/6), sebanyak 52 pedagang di pasar tradisional di Jakarta dinyatakan positif virus Corona (COVID-19). Hasil ini ditemukan setelah PD Pasar Jaya menggelar pengujian di 19 pasar.

PD Pasar Jaya juga turut menyertakan data positif virus Corona di 19 pasar:

1. Pasar Perumnas Klender, 20 orang positif.
2. Pasar Cijantung 1 orang positif
3. Pasar Serdang, Kemayoran 14 orang positif.
4. Pasar Rawa Kerbau, Cempaka Putih 14 orang positif.
5. Pasar Induk Kramat Jati 3 orang positif.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemprov DKI akan mengatur aktivitas pasar pada PSBB masa transisi. Anies menegaskan pasar yang diketahui pedagangnya terpapar virus Corona (COVID-19) akan ditutup.

"Semua pasar itu nanti akan, sekarang sudah dijalankan pemeriksaan sebelum masuk dan jalur lalu-lalang orang diatur supaya satu arah. Lalu yang kedua, bila ditemukan positif, pasar itu akan ditutup dulu. Ditutup, nanti pengaturannya sesuai dengan kasusnya," kata Anies usai meninjau persiapan Mal Emporium Pluit, Jakarta Utara, Kamis (11/6).

Halaman 2 dari 2
(lir/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads