Penemuan tersebut berdasarkan hasil sidak tim Satgas Pangan ke Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya menyusul kabar maraknya telur infertil pada Selasa (9/6) lalu. Dari hasil sidak itu, tim kemudian menemukan telur yang diduga tak layak makan.
"Lalu dicek oleh Dinas Peternakan, dalamnya memang sudah busuk. Memang tidak busuk semua. Dari samping yang diambil oleh Dinas Peternakan dalemnya (telur) ada sebagian yang tidak layak makan," ucap Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Yusuf Ruhiman saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).
Yusuf menuturkan telur-telur infertil itu memang tidak dipajang oleh si penjual. Telur itu masih menumpuk di kios penjual tersebut.
"Memang kondisinya bukan lagi jual. Dia penjual telur beneran, di samping jual telur yang bener, ada juga telur itu. Bukan khusus jual telur itu (infertil)," kata dia.
Yusuf mengatakan setelah sidak dilakukan, pihaknya juga meminta keterangan dari penjual. Telur itu memang rencananya akan dijual dengan harga di bawah pasaran.
"Menurut informasi, dia sih dijualnya Rp 17 ribu (per kilogram) kan jauh di bawah pasaran. Kalau biasa kan Rp 22 ribu. Itu Rp 17-18 ribu. Tapi memang belum ada yang beli juga. Karena sepintas telur seperti ada sarang laba-laba di cangkangnya itu. Belum sempat ada yang beli," katanya.
Yusuf menambahkan berdasarkan aturan dari Permentan nomor 32 tahun 2017 tentang telur HE atau infertil, temuan itu tidak ada tindak pidananya. Sehingga dalam temuan telur infertil di Tasik, pihaknya hanya meminta surat pernyataan dari pedagang untuk tidak lagi menjual telur serupa.
"Karena di Permentan 32 hukumannya hanya administrasi maka telur itu dimusnahkan oleh mereka, kita juga saksikan. Karena itu memang tidak layak makan. Sekitar empat kuintal. Dimusnahkan dibakar," tuturnya.
Menurut Yusuf, tidak semua sebanyak 4 kuintal telur yang diduga tak layak makan. Namun karena ada temuan, sehingga telur-telur yang hasil kiriman dari tempat yang sama ikut dimusnahkan.
"Nggak semua dari itu ada yang busuk. Kalau nambah hari nanti makin busuk," ujarnya.
(dir/mso)