China Dilanda Banjir, Trump Rilis Buku Mewarnai yang Jadi Bahan Lelucon

International Updates

China Dilanda Banjir, Trump Rilis Buku Mewarnai yang Jadi Bahan Lelucon

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 11 Jun 2020 17:28 WIB
This photo taken on June 7, 2020 shows submerged streets and inundated buildings after heavy rain caused flooding in Yangshuo, in Chinas southern Guangxi region. (Photo by STR / AFP) / China OUT
banjir dan tanah longsor di China selatan (Foto: pool)
Jakarta -

Banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem melanda wilayah China Selatan. Ratusan ribu orang harus mengungsi dan puluhan orang tewas atau hilang.

Seperti dilansir dari AFP, Kamis (11/6/2020) cuaca buruk telah mendatangkan malapetaka bagi daerah-daerah wisata populer, yang telah dihancurkan oleh larangan perjalanan selama berbulan-bulan selama wabah Corona.

Hujan deras memicu banjir dan tanah longsor yang menyebabkan hampir 230.000 orang mengungsi. Menurut laporan kantor berita China Xinhua mengutip Kementerian Manajemen Darurat, bencana ini telah menghancurkan lebih dari 1.300 rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (11/6/2020):

ADVERTISEMENT

- Donald Trump Terbitkan Buku Mewarnai, Tapi Jadi Bahan Lelucon

Di tengah pandemi COVID-19, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meluncurkan buku mewarnai. Namun, buku mewarnai yang diterbitkan Trump ini justru jadi bahan olok-olok.

Buku mewarnai ini bertajuk 'The Official Trump Coloring Book'. Buku ini merupakan bagian dari buku yang dibuat oleh tim kampanye Donald Trump untuk pemilihan Presiden AS yang akan datang. Buku ini sudah diluncurkan dan bisa dibeli sejak 20 Mei 2020 lalu.

Sebagaimana dilihat detikcom Kamis (11/6), dari laman shop.donaldjtrump.com, buku ini dijual seharga US$ 20. Terdiri atas 16 halaman lengkap dengan pensil warnanya.

Sampul buku ini memperlihatkan gambar gaya Trump bak superman. Trump terbang sembari mengepalkan tangan.

- Pendeta Oscar Surjadi Dianggap Menjelekkan Indonesia Saat Demo George Floyd

Seorang pendeta asal Indonesia menuai kontroversi lantaran orasinya di Amerika Serikat (AS) saat aksi demonstrasi George Floyd dianggap menjelekkan Indonesia. Pendeta bernama Oscar Surjadi itu menyampaikan klarifikasinya.

"Kalau mereka melihat keseluruhannya. Mereka melihat awal dan akhir, saya itu sebenarnya tidak menjelekkan Indonesia," kata Oscar Surjadi dalam wawancaranya dengan Voice of America Indonesia (VOA), Kamis (11/6/2020).

Oscar menjelaskan, bahwa dalam pidatonya itu, dia justru ingin mengajak para pendemo untuk bersikap elegan. Dia tidak ingin para pendemo ini berbuat kerusakan.

"Saya ingin mengajak protester ini mempunyai satu sikap protes yang elegan. Saya mengatakan bahwa saya pernah mengalami diskriminasi. Tapi itu dulu. Yuk mari kita berikan suara yang elegan," ungkapnya.

- China Dilanda Banjir dan Tanah Longsor, Ratusan Ribu Orang Mengungsi

Banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem melanda wilayah China Selatan. Ratusan ribu orang harus mengungsi dan puluhan orang tewas atau hilang.

Seperti dilansir dari AFP, Kamis (11/6/2020) cuaca buruk telah mendatangkan malapetaka bagi daerah-daerah wisata populer, yang telah dihancurkan oleh larangan perjalanan selama berbulan-bulan selama wabah Corona.

Hujan deras memicu banjir dan tanah longsor yang menyebabkan hampir 230.000 orang mengungsi. Menurut laporan kantor berita China Xinhua mengutip Kementerian Manajemen Darurat, bencana ini telah menghancurkan lebih dari 1.300 rumah.

- Mirip Kasus George Floyd, Tewasnya Manuel Ellis di AS Diselidiki Kembali

Penyelidikan baru akan dilakukan terhadap kematian seorang pria kulit hitam saat hendak ditahan polisi di negara bagian Washington, Amerika Serikat (AS). Pria ini dilaporkan sempat memohon dan mengatakan dia tidak bisa bernapas sebelum tewas di tangan polisi yang menangkapnya.

Seperti dilansir AFP, Kamis (11/6/2020), keputusan untuk melakukan penyelidikan baru ini diumumkan oleh Gubernur Washington, Jay Inslee, dalam pernyataannya.

"Saya meyakini bahwa Sheriff Pierce County tidak seharusnya menyelesaikan penyelidikan kematian Manuel Ellis dan jaksa distrik setempat tidak seharusnya mengkaji penyelidikan dan mengambil keputusan untuk mendakwa," sebut Gubernur Inslee.

- China Gunakan Sayur Kubis untuk Perkuat Klaim Wilayah di Laut China Selatan

Aktivitas menanam dan panen sayur kubis di pulau-pulau kecil di Laut China Selatan dimanfaatkan China untuk memperkuat klaim atas wilayah tersebut. China membiarkan lebih banyak orang untuk tinggal di pulau itu untuk membuktikan bahwa pulau kecil itu bisa menopang masyarakat yang tinggal di sana.

Seperti dilaporkan media pemerintah China, Global Times dan dilansir Voanews.com, Kamis (11/6/2020), bulan lalu, personel Angkatan Laut China memanen 750 kilogram sayuran termasuk kubis di Woody Island yang masuk Kepulauan Paracel di Laut China Selatan.

Para personel Angkatan Laut China itu menggunakan teknologi 'sand-to-earth' yang dikembangkan secara domestik untuk menumbuhkan kubis bok choy, baby kubus dan selada di antara sayuran lainnya.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads