Santri Asrama Perguruan Islam (API) Pondok Pesantren Tegalrejo, Kabupaten Magelang, akan kembali ke pondok pesantren pada 20 Juni 2020. Kedatangan santri Ponpes ini dilakukan secara bertahap dan menerapkan protokol kesehatan.
"Bertahap nanti, pertama (dari) Kabupaten Magelang tanggal 20 Juni, terus tanggal 21," ujar salah seorang pengasuh API Pondok Pesantren Tegalrejo, KH Muhammad Yusuf Chudlori kepada wartawan, Kamis (11/6/2020).
"Yang pertama dilatarbelakangi karena memang sudah saatnya anak-anak kembali ngaji setelah hampir tiga bulan di rumah," kata pria yang disapa Gus Yusuf itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Yusuf menjelaskan jadwal ini ditentukan juga atas dasar permintaan wali santrinya. Wali santrinya, kata Gus Yusuf, mengeluhkan semangat mengaji anak-anaknya mulai berkurang.
"Pengaruh media sosial sekarang luar biasa. Maka pesantren mencoba merumuskan bagaimana anak-anak ini kembali ngaji tentunya dengan aman dan sehat. Tidak hanya bagi anak dan pesantren, tetapi bagi lingkungan masyarakat di Magelang atau Tegalrejo," lanjutnya.
Gus Yusuf mengungkap pihak pondok pesantren juga sudah berkonsultasi ke beberapa pihak termasuk ke Pemprov Jateng, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) asosiasi pesantren dan konsultasi dengan pemerintah daerah termasuk Dinas Kesehatan dan Gugus Tugas. Dari hasil konsultasi itu, diputuskan para santri bisa dipersilakan kembali ke Ponpes dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
![]() |
"Anak-anak yang di rumah, kita minta untuk karantina mandiri dulu di rumah selama 14 hari. Yang itu nanti kita harapkan dibuktikan dengan surat dari RT setempat bahwa anak ini sudah melakukan karantina," ujar Gus Yusuf.
Sebelum kembali ke Ponpes, santri diminta untuk memeriksakan kesehatan dan juga mengantongi surat kesehatan dari Puskesmas. Selain itu, dia menjelaskan keberangkatan para santrinya ke Ponpes dilakukan secara bertahap. Prosesnya akan diakomodir oleh alumni Ponpes tersebut.
"Jadi tidak berangkat sendiri-sendiri, tapi dikoordinir rombongan dengan bus dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Di bus juga memakai masker, juga mungkin physical distancing, terus nanti sampai di pesantren yang menerima adalah dari petugas kesehatan dari Puskesmas juga dari Rumah Sakit Syubbanul Wathon," urainya.
Nantinya setelah sampai di Ponpes, para santri akan dicek surat keterangan sehatnya, dan dicek suhu tubuhnya. Santri yang suhu tubuhnya tidak melebihi batas bisa masuk pesantren, sedangkan yang ada gangguan kesehatan akan diisolasi. Kemudian, santri yang ada penyakit bawaan akan diminta pulang terlebih dahulu.
"Nanti setelah masuk di pesantren, kita di pesantren tetap meningkatkan budaya hidup bersih dengan cuci tangan. Keluar pesantren nanti memakai masker karena masih ada yang sekolah di luar pesantren, juga nanti kita tingkatkan lagi olahraga, ada jam olah raganya, bagaimana agar imunitas santri-santri ini betul terjaga," kata Gus Yusuf.
Selain itu, pihaknya meminta wali santri untuk membekali santri dengan suplemen, Vitamin C, Vitamin E. Gus Yusuf juga menjelaskan kedatangan para santri ini akan dimulai dari wilayah Jawa Tengah terlebih dahulu, sedangkan untuk santri dari luar Jawa harus menunggu perkembangan pandemi virus Corona.
"Itu upaya-upaya yang akan kita lakukan," katanya.
"Kalau jumlahnya (santri) itu totalnya kemarin tahun yang lalu 13.800-an, 13.800 nanti secara bertahap. Ini yang salaf ini total 6 ribu besok yang datang separuh, separuh dulu. Yang pesantren dengan sekolah masih lama, besok 1 Juli," pungkas Gus Yusuf.