Melihat Artefak Terakhir Freemasonry di Bandung

Unak Anik Jabar

Melihat Artefak Terakhir Freemasonry di Bandung

Yudha Maulana - detikNews
Kamis, 11 Jun 2020 10:22 WIB
Artefak Freemasonry di Bandung
Pram menggelar sejumlah artefak peninggalan perkumpulan Freemasonry di Kota Bandung. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)
Bandung -

Artefak-artefak peninggalan perkumpulan Freemasonry masih tersimpan utuh di rumah Pramutadi (60), yang terletak di Jalan Aceh, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Benda-benda itu, Pram dapatkan dari ibunya, Soejati, yang disinyalir merupakan sekretaris terakhir dari Loji Hermes.

Pram menggelar sejumlah artefak tersebut di atas meja di halaman rumahnya. Ia menunjukkan sejumlah benda seperti jangka yang menjadi ikon khas perkumpulan ini, bejana untuk menyimpan kacamata, wiruk dupa, patung Buddha berukuran kecil hingga pedang yang digunakan untuk pemberkatan.

"Kenapa ada di sini ada patung Buddha, karena Freemason ini diikuti oleh semua agama. Jadi tidak mengkhususkan ke agama tertentu," kata Pram saat ditemui detikcom, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang ia ingat, para anggota Freemasonry memiliki bejana khusus untuk menyimpan kacamata, dupa dalam wiruk pun dinyalakan dalam sejumlah ritual tertentu. Artefak tersebut Pram dapatkan dari ibunya. Kebetulan tempat tinggalnya sekarang bersebelahan dengan Loji Hermes, tempat perkumpulan para bujang Freemason.

ADVERTISEMENT
Rumah Kentang BandungRumah 'Kentang' di Bandung. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)

Loji Hermes kerap dikaitkan dengan urban legend rumah kentang, karena bila warga lewat sering tercium bau kentang terutama pada malam hari. Informasi terakhir yang diterima detikcom, rumah kentang tersebut tersebut tengah dibangun menjadi restoran oleh pengusaha.

"Iya ibu saya sekretaris terakhir Freemasonry di Loji Hermes," ujar Pram.

Berkaca ke belakang, organisasi Freemason ini bukanlah organisasi yang bergerak penuh kerahasiaan dan misteri. Pengamat sejarah, Ryzki Wiryawan, dalam bukunya Okultisme di Bandoeng Doeloe (2014), menulis Freemasonry beroperasi secara terbuka. Para anggotanya pun membaur dan dikenal masyarakat.

Walaupun kalangan ini kurang disukai oleh lingkungan masyarakat Eropa yang menganut agama Kristen, namun tak ada konfrontasi yang berarti. Pasalnya, berbeda dengan kalangan Teosofi, Freemasonry menghindari keterlibatan dalam politik. Kiprah Freemasonry di nusantara dimulai seiring dengan kedatangan VOC.

Artefak Freemasonry di BandungSejumlah artefak peninggalan perkumpulan Freemasonry di Bandung. (Foto: Yudha Maulana/detikcom)

Salah satu loji Freemasonry di Bandung yang tersohor adalah Loji St. Jan, yang kini menjadi masjid Al Ukhuwah. Freemasonry memfokuskan diri pada kegiatan sosial seperti pembangunan perpustakaan, sekolah dan pemberian pinjaman.

Dalam bukunya Ryzki menyebut, kedatangan Jepang menjadi mimpi buruk bagi Freemasonry di Hindia Belanda, khususnya di Bandung. Kalangan Freemasonry menjadi target buruan orang-orang Jepang. Seluruh anggota ditangkap, kekayaan mereka termasuk gedung loji tidak luput dijarah habis.

Catatan Soejati

Seoejati yang merupakan ibunda dari Pram meninggalkan secarik kertas yang menjadi petunjuk sejarah kiprah Freemasonry di Kota Kembang. Dalam catatannya, Soejati menulis bahwa perkumpulan kebatinan ini berdiri pada 1717 di London, Inggris.

"Perkumpulan kebatinan vritmeijanry atau free macon ini menurut sejarahnya berdiri tahun 1717 di London Inggris, asalnya dari gabungan kelompok kebatinan juga, mencari mengenai kehidupan di alam semesta ini," ujar Soejati dalam catatannya.

"Oleh sebab ini, anggota mason ini terdiri dari beberapa agama, yaitu agama Kristen, Hindu, Islam, Buddha, dan lain-lainnya misalkan Konghucu dan sebagainya," tulisnya.

Ia pun menulis, syarat untuk anggota Freemasonry kala itu sangat berat. Minimal calon anggota harus berpengetahuan luas secara ilmiah dan menguasai bahasa Indonesia, Inggris, Belanda dan Prancis.

"Sebab upacaranya memakai bahasa tersebut, kenapa Prancis karena Freemason Indonesia ini berpusat di Paris, Prancis," tulisnya.

Halaman 2 dari 3
(yum/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads