Pedagang Pasar Cileungsi Minta PKL di Flyover Ditertibkan

Pedagang Pasar Cileungsi Minta PKL di Flyover Ditertibkan

Sachril Agustin - detikNews
Senin, 08 Jun 2020 18:29 WIB
Pasar Cileungsi Bogor dibatasi jam operasionalnya setelah menjadi klaster penyebaran virus Corona (Sachril Agustin/detikcom)
Jam operasional Pasar Cileungsi, Bogor, dibatasi setelah menjadi klaster penyebaran virus Corona. (Sachril Agustin/detikcom)
Cileungsi -

Pasar Cileungsi di Kabupaten Bogor yang menjadi klaster penyebaran virus Corona (COVID-19) telah beroperasi kembali. Pedagang pasar pun ingin agar pedagang kaki lima (PKL) liar ditertibkan.

Pantauan detikcom, Senin (8/6/2020), masih ada gerai di Pasar Cileungsi yang tutup. Ketika akan memasuki pasar, suhu tubuh pengunjung diperiksa dengan thermo gun. Kios pedagang yang menjual sayuran, daging, perabotan rumah tangga, buku, tempat makan, dan kebutuhan bahan pokok lainnya, sudah banyak yang buka.

Banyak pedagang yang memakai masker. Hanya sedikit pedagang yang terlihat tidak memakai masker.

Pengunjung yang datang ke Pasar Cileungsi pun banyak yang memakai masker. Namun ada juga yang tidak memakai masker. Sebagian pengunjung pasar lainnya memakai masker tapi tidak digunakan dengan baik atau hanya digantung di leher.

Tidak terlihat ada keramaian di salah satu lapak penjual hingga membuat kerumunan lebih dari 5 orang. Tempat mencuci tangan pun sudah disediakan di beberapa tempat.

Pasar Cileungsi Bogor dibatasi jam operasionalnya setelah menjadi klaster penyebaran virus Corona (Sachril Agustin/detikcom)Jam operasional Pasar Cileungsi, Bogor, dibatasi setelah menjadi klaster penyebaran virus Corona. (Sachril Agustin/detikcom)

Pedagang beras, Erick Oktora (40), mengatakan protokol kesehatan telah dilakukan. Pedagang telah memakai masker dan melakukan physical distancing.

Dia mengungkapkan, pedagang Pasar Cileungsi terkena imbas dari adanya beberapa penjual yang positif terinfeksi virus Corona. Erick menjelaskan waktu operasional pasar dibatasi akibat ada pedagang yang terpapar virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dia mengatakan PKL liar di pinggir jalan dan sekitar flyover Cileungsi tetap beroperasi penuh selama 24 jam. Menurutnya, hal ini tidak adil.

Padahal, kata Erick, PKL liar di sekitar pasar tak membayar uang sewa dan tidak menerapkan protokol kesehatan.



"Kita yang legal disuruh tutup jam 13.00 WIB, tapi yang ilegal, di pinggir pasar, flyover, dia (PKL) bebas (berdagang) 24 jam. Standar COVID, dia nggak pakai, disinfektan nggak ada. Jorok (dan) becek lagi. Makanya saya jadi, kok rada-rada agak iri saya," kata Erick, ketika ditemui di kiosnya.

Dia menambahkan, pasar-pasar lain di bawah naungan PD Tohaga tetap beroperasi seperti biasa. Hanya Pasar Cileungsi, yang waktu operasionalnya dibatasi.

Erick pun mengatakan pengunjung yang datang ke Pasar Cileungsi semakin menurun akibat adanya pedagang yang positif.

"Jadi yang dimaksud COVID kemarin aneh juga. Dikatakan COVID tapi (pedagang yang positif) sudah keluar dari rumah sakit. Saya tanya (pedagang positif COVID-19), yang dirasa cuma pegel badan sama agak meriang biasa. Tapi pulang dari rumah sakit, negatif. Saya tanya, katanya diabetes," ucapnya.

Sementara itu, pedagang pakaian, Syahrul Fauzi (31) mengaku tidak khawatir dari adanya pedagang yang positif terinfeksi COVID-19. Dia mengatakan protokol kesehatan telah dilakukan.

Pasar Cileungsi Bogor dibatasi jam operasionalnya setelah menjadi klaster penyebaran virus Corona (Sachril Agustin/detikcom)Jam operasional Pasar Cileungsi, Bogor, dibatasi setelah menjadi klaster penyebaran virus Corona. (Sachril Agustin/detikcom)

Syahrul mengungkapkan dia hanya ingin agar waktu operasional Pasar Cileungsi kembali normal. Sebab, banyak yang merugi akibat COVID-19 ini.

"Kalau (penjual) pakaian (berjualan) dari jam 07.00 WIB atau 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB, itu standar. Kalau sampai jam 13.00 WIB, terlalu singkat. Sedangkan kondisi pasar juga lagi sepi," kata Syahrul.

Penjual makanan ringan, Susi Lowati (44) mengaku takut karena ada pedagang yang positif terinfeksi COVID-19. Namun dia tetap memilih berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Susi pun mengaku takut bila ada pengunjung datang. "Ya kan nggak tau dia dari daerah mana, dari mana. Karena di sini banyak yang kena (COVID-19) kan. Kita nggak tau dari mana-mananya," ujar Susi.

Halaman 2 dari 2
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads