Berbeda dengan PSBB di mana ada pengetatan di check point masuk Kota Surabaya, Kapolda Jatim Irjen M Fadil Imran mengatakan pihaknya dan TNI akan melakukan pengawasan di pusat keramaian.
"Ada operasi pendisiplinan masyarakat yang komandannya Pangdam V/Brawijaya. Di ranah polda saya sebagai wakil dan tempat-tempat keramaian dilakukan penjagaan dan dilakukan pendisiplinan," kata Fadil di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa (9/6/2020).
Fadil menambahkan nantinya di mal hingga pasar akan diawasi bagaimana penerapan physical distancing hingga protokol kesehatannya.
"Masyarakat yang tidak pakai masker diingatkan. Di mal-mal, misalnya yang kapasitasnya 1.000 supaya taat physical distancing harus 500 orang saja, manajemen mal supaya bisa mengontrol itu. Di pasar, pedagang harus pakai face shield dan metode pengaturan jalur keluar masuk, one way," papar Fadil.
Saat disinggung terkait jumlah personel yang akan diterjunkan, Fadil menyebut ada sekitar 1.600. Namun jumlah ini masih akan ditambah personel dari Kodam V/Brawijaya.
Sementara untuk patroli yang dilakukan, Fadil menyebut pihaknya lebih mengedepankan pada tindakan yang persuasif. Sedangkan untuk penegakan hukumnya, menjadi langkah terakhir yang dilakukan.
"Ada patroli kita imbau, persuasif, edukatif, humanis, solutif. Kalaupun ada penegakan hukum itu menjadi instrumen yang terakhir dan penegakan hukumnya harus solutif. Karena ini kan bukan pelanggaran pidana tapi perilaku untuk hidup sehat. Jadi harus solutif juga orang kan cari makan, jadi harus humanis dan solutif," jelas Fadil.
"Masyarakat harus menyadari kalau polisi melakukan penegakan hukum itu sebenarnya untuk melindungi dan menyelamatkan jiwa raganya dan jiwa raga orang lain. Ini kan bukan barang, tapi ini menyangkut nyawa kalau kita sakit terus orang lain tertular atau orang lain sakit kita tertular ini yang harus kita pahami makanya kita perlu disiplin dan penegakan hukumnya itu persuasif," lanjutnya.
Di kesempatan yang sama, Fadil berpesan pada masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir hingga selalu menjaga jarak aman 1 meter.
"Menurut penelitian pakai masker itu sudah 60% melindungi kita, ditambah lagi cuci tangan tambah 10% perlindungannya, ditambah lagi jaga jarak tambah 10%. Jadi 80% dan sisanya 20% itu kan gusti Allah. Insya Allah kalau ini bisa dilaksanakan maka masa transisi menuju new normal ini bisa kita lalui," pesan Fadil. (hil/fat)