Sejumlah pedagang oleh-oleh haji 'mati suri' imbas dari pembatalan pemberangkatan jemaah ke tanah suci tahun 2020. Kondisi tersebut membuat penjualan pernak-pernik haji menjadi sepi.
Seperti yang dialami pedagang souvenir haji di sekitar Pasar Baru, Kota Bandung. Mereka harus gigit jari akibat sepinya pembeli.
Salah seorang pengusaha souvenir haji di Pasar Baru, Galih (35) mengatakan biasanya jelang musim haji tokonya selalu kebanjiran pesanan. Mulai dari sejadah air zam-zam dan buah tangan khas lainnya.
"Sejak ada COVID-19, kemarin saja pas umroh dibatalkan Maret kemarin. Pesanan menurun, kalau tahun kemarin kan sebelum musim haji sudah banyak yang memesan sebelum berangkat, sekarang sepi jadi jarang (yang terjual)," ujar Galih saat ditemui, Minggu (7/6/2020).
Lantaran tren pesanan yang menurun sejak Maret lalu, toko souvenir yang dirintis keluarganya sejak puluhan tahun itu terpaksa mengurangi jumlah stok barang. Terutama makanan seperti kurma, kismis dan kudapan lainnya.
"Ya dikurangi sampai 50 persen lah stoknya, otomatis menurun juga ke omzet," ujar Galih yang enggan merinci berapa banyak omzet yang diraihnya tiap musim haji.
Tak jarang, lanjut Galih, untuk kurma yang tak terjual dalam waktu yang lama, terpaksa dikonsumsi sendiri. "Supaya enggak mubazir," katanya.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Bandung juga sedikitnya berpengaruh terhadap pemasukan. Pasalnya, akses menuju jalan Otista ditutup.
"Kemarin kita juga jualannya online saja, dikelola berdua dengan kakak. Itu juga sedikit enggak banyak, kejadian seperti ini baru pertama kali sejak kami berjualan," ujarnya.
"Harapannya, pandemi bisa berakhir dan vaksin bisa ditemukan supaya normal lagi. Untuk jualan harapannya semoga bisa pulih lagi, meningkat lagi dan banyak yang pesan untuk umroh dan haji," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak video 'Haji Dibatalkan, Penjual Oleh-oleh Haji di Purwakarta Merugi':
(yum/mso)