Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik adanya kerjasama antara perguruan tinggi yang terlibat langsung dalam kegiatan Kampung Tangguh.
"Tentu ini menjadi inovasi baru dalam memberikan pendampingan terhadap masyarakat yang terdampak secara ekonomi ditengah pandemi COVID-19. Mahasiswa dan pakar di perguruan tinggi bisa langsung memberikan edukasi baik terkait kesehatan dan ekonomi," ujarnya kepada detikcom, Jumat (5/6/2020).
Anas meminta perguruan tinggi melakukan penelitian terkait Kampung Tangguh Semeru sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Tak hanya itu, pendamping UMKM sangat diperlukan saat ini. Karena pandemi COVID-19 ini memukul perekonomian masyarakat karena banyaknya pembatasan aktivitas.
"Menyambut new normal kami ingin adanya keterlibatan seluruh elemen. Termasuk akademisi di perguruan tinggi untuk membangkitkan kembali perekonomian masyarakat. Kerja bersama dan gotong royong diharapkan bisa mempercepat pulihnya ekonomi Indonesia," pungkasnya.
Terpisah, Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin mengatakan, untuk saat ini pihaknya menggandeng Universitas 17 Agustus (Untag) 1945 Banyuwangi. Mereka disebar di 34 Kampung Tangguh di seluruh Banyuwangi.
"Ada 34 Kampung Tangguh yang disupport oleh akademisi dari Untag Banyuwangi. Kami menyadari bahwa polisi tidak dapat bekerja sendiri dalam penyelesaian masalah sosial dari dampak COVID-19 tanpa adanya dukungan dari semua elemen masyarakat, termasuk akademisi," ujar Arman.
Tak hanya penelitian, Arman meminta akademisi untuk memberikan kritik dan saran untuk dalam pendirian Kampung Tangguh. Hal ini untuk memberikan pendamping maksimal kepada masyarakat yang menjadi ujung tombak dalam Kampung Tangguh ini.
"Kritik dan saran yang membangun menjadi harapan kami. Agar penanganan COVID-19 ini bisa terwujud mulai di tataran bawah. Sesuai dengan harapan dn tujuan Kampung Tangguh Semeru agar masyarakat memiliki kemampuan dalam mengatasi persoalan secara mandiri dan bergotong royong," tambahnya.
Nantinya, kata Kapolresta, tak hanya satu perguruan tinggi yang akan digandeng. Namun seluruh PT di Banyuwangi bakal digandeng untuk terjun langsung ke Kampung Tangguh.
"Kita butuh akademisi dibidang kesehatan. Nanti kita lakukan kerjasama lagi dengan PT bidang kesehatan ataupun yang lain," pungkasnya.
Sementara itu Wakil Rektor III Untag Banyuwangi Dr. Herdiana Diah S mengatakan, kajian yang dilakukan yakni melakukan pemetaan baik dari apek permasalahan, kebutuhan serta harapan masyarakat sekitar kampung tangguh tersebut.
Selain itu Untag Banyuwangi melakukan analisis untuk menyusun sinergi yang tepat untuk mewujudkan kampung tangguh yang mandiri mulai dari akademisi, bisnis, pemerintah, media, dan komunitas atau yang disebut pentahelix dan untuk mewujudkan kampung tanguh yang inovatif serta merumuskan indikator-indkator keberhasilan kampung tangguh.
"Efektivitas program tentunya harus ada rambu- rambu yang dapat diterjemahkan dengan baik oleh masyarakat untuk dapatnya terbentuk kampung tangguh di semua wilayah. Melalui beberapa program tangguh yang dibuat dalam rangka pencegahan pandemi ini akan efektif karena bersumber dari masyarakat, karena bagaimanapun yang menjadi pelaksana adalah masyarakat, walaupun tetap peran pemerintah daerah untuk terus memberikan motivasi, stimulasi dan dukungan untuk mewujudkan kampung tangguh yang baik," ujarnya.
Melalui beberapa program yang yang terdapat dalam program tangguh akan menjadi kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi yang dinamis ini.
"Giat seperti ini merupakan upaya persiapan untuk menghadapai kehidupan baru seiring masa yang kita tidak tau kapan pandemi ini berakhir," pungkasnya. (fat/fat)